Kamis, 20 Februari 2014

TAFSIRAN KITAB MIKHA PASAL 1-7




Oleh

Jois Steven Teterissa
Ana Effendi




MAKALAH
Diserahkan Kepada :
Pdt. A. Teguh Purwanto, S.Th.,MA., M.Th
Sebagai Bagian  Dari Mata kuliah
EKSPOSISI PL V (NABI-NABI KECIL)







Sekolah Tinggi Teologia Indonesia
Surabaya 2013






BAB I
LATAR BELAKANG KITAB MIKHA
PENDAHULUAN
Menurut tradisi Kitab Mikha ditulis oleh Mikha sendiri sesuai dengan judul Kitab. Rentang waktu penulisan kitab ini antara 740-701 SM pada zaman pemerintahan raja Hizkia.[1] Mikha menulis kitab ini pada pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia. Hanya sedikit pakar Perjanjian Lama pada masa kini yang akan mengatakan bahwa Mikha menulis keseluruhan kitab ini. Namun, sebagian ahli menyatakan bahwa Mikha menulis sebagian besar bahan yang kita temukan dalam kitab ini sekarang, dibandingkan dengan para penulis lainnya. Pada umumnya, para pakar sepakat bahwa Mikha menulis pasal 1-3, sementara yang lainnya mengatakan bahwa pasal 6 dan bagian-bagian tertentu dari pasal 7 juga ditulis oleh Mikha yang historis.[2]
Apabila Mikha bekerja pada pemerintahan raja Yotam (742-735 SM), Ahas (735-715 SM), dan Hizkia (715-687 SM), maka, itu berarti masa pelayanan Mikha berlangsung sekitar 50 tahun. Namun agaknya ia tidak sepenuhnya aktif sebagai nabi sepanjang periode ini. Ia aktif di kerajaan Yehuda pada abad ke-8 SM[3] dan merupakan salah satu nabi pertama di antara para nabi-nabi kecil. Sebagai nabi, ia berbicara sebagai perwakilan dari kehendak Tuhan. Sebagai orang biasa, ia memiliki pengetahuan dasar akan kesengsaraan kaum kecil di pedalaman dan dipersiapkan dengan cermat untuk menyuarakan murka Allah.
  







BAB II
TAFSIRAN KITAB MIKHA
PASAL 1:1-7 PEMBERITAHUAN HUKUMAN ATAS SAMARIA
Pasal 1:1 berbicara tentang pendahuluan kitab dan panggilan nabi Mikha. Kemudian dalam ayat 2 disitu ada ungkapan Hai Bangsa-bangsa sekalian!  Ungkapan ini mempunyai arti, bahwa tindakan Allah terhadap Israel mempunyai sebuah hubungan yang penting juga dengan nasib semua bangsa-bangsa disekitarnya. Informasi Allah ini datang dari Bait-Nya yang kudus (Ams 1:2) sebagai satu-satunya tempat perjumpaan yang sah bagi Allah dan manusia, disanalah terdapat mesbah untuk korban pendamaian yang bersifat mengantikan orang berdosa. Pernyataan dalam PL ini adalah bersifat tunggal dan yang ditunjukan disini kepada seluruh Allah semesta.
Ayat 3-7 menjelaskan tentang kemusnahan samaria dan Yehuda yang menjadi pusat penyembahan berhala. Ketika Tuhan ALLAH keluar dari Tempatnya yang kudus-Nya, maka akan terjadi kemusnahan yang ditimbulkan oleh bencana alam seperti letusan gunung merapi, gempa bumi, dan banjir karena hujan lebat sehingga menghancurkan gunung-gunung tempat mereka dirikan penyembahan berhala dan gunung-gunung itu terbelah dan hancur. Malapetaka itu Ia memperingatkan bahwa penghakiman Tuhan akan jatuh atas Israel dan Yehuda. Alam saja gentar menghadapi Dia , masakan manusia tidak takut terhadap Tuhan yang melihat semua kejahatan mereka? Apa dakwaan Tuhan terhadap Israel? Pemberontakan melawan Allah yang mahakuasa! Sementara Yerusalem telah menjadi tempat penyembahan berhala dan bukan tempat beribadah.  Kehancuran Yerusalem masih ditunda tetapi kehancuran Samaria sudah dekat waktunya (722 SM).
 Sangat dasyat kehancuran kota  ini sehingga kota samaria dijadikan puing-puing yang tandus dan tembok-temboknya yang terbuat dari batu akan terguling ke lembah, karena erosi dan tidak ada yang memperhatikan. Tentara-tentara asyur yang dipimpin oleh sragon akan menghancurkan berhala-berhala mereka dan merusak semua harta benda untuk pemujaan dewa-dewanya dan patung-patung nazar  yang ada di kuil-kuil allah mereka ( inilah yang disebut upah sudal dari kekasih-kekasih yang palsu, yaitu allah bangsa-bangsa ). Kemudian segala harta mereka dimusnahkan oleh musuh.

AYAT 8-16 NABI MERATAPI NASIB YEHUDA DAN YERUSALEM
Ratapan ini dipertegas dengan keadaan sekarat yang dialami oleh Mikha sendiri yakni Yehuda, yang meniru dosa Samaria dan karenannya harus menderita hukuman yang sama. Beberapa pokok Teologi yang muncul disini, yaitu :
1.      Haruskah Allah menjatuhkan hukuman yang begitu berat, seperti penyerbuan militer, dengan perampasan, perkosaan, pembakaran dan pembuangan? Sementara itu tidak ada jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, yang pada akhirnya sebagai misteri Iman, ada beberapa kata kunci (Pkh 12:11) yang dapat dipakai sebagai tempat berpijak bagi refleksi kita. Pertama penyerbuan militer sebagai malapetaka yang turun dari Tuhan. (Ay 12), sebagai akibat dari kehendak Allah untuk mengerjakan karya keselamatan untuk kita ditengah-tengah sejarah umat manusia. Disni kehadiran Allah dapat berfungsi secara diam-diam melalui proses dimana kita terlambat untuk berpikir dan mengambil keputusan. Namun demikian hal ini dapat berfungsi dalam bentuk lain yang lebih keras dari pada reaksi manusia. Jika pemberian Allah itu mengatasi manusia, sekalipun dilaksanakan dalam tahap manusiawi, perjuangannya juga berubah menjadi sesuatu yang mengatasi kondisi manusia seperti kita saksikan dalam peristiwa salib Yesus.
2.      Aku berjalan dan tidak berkasut dan telanjang (ay 8) Mikha meniru nabi yang dari Yerusalem yang sekitar tahun 713 SM berjalan dengan telanjang dan tidak berkasut sebagai tanda (Yes 20:2-3) mengapa orang bersalah harus menderita, mengapa orang fasik harus menderita? (Hab 1:13), meskipun mereka harus lebih benar dari pada pemenang mereka?. Kehadiran orang tak bersalah dalam hal ini adalah Nabi Mikha dan desa-desa kecil dalam perjalanan pasuka Asyur memberikan satu-satunya harapan untuk sampai kepada kedamaian dan martabat manusiawi seperti dikehendaki Allah.
Di Gat janganlah sekali-kali sampaikan berita, jangan sekali-kali menangis (ay 10). Gad adalah salah satu kota yang ada di filistin terletak dekat dengan Yehuda dan mereka cenderung bergimbira ketika malapetaka menimpa bangsa Ibrani, karena bangsa Ibrani adalah salah satu musuh terbesar mereka. Oleh karena itu Mikha memerinthkan bangsa Yehuda untuk tidak menangis keras-keras jika malapetaka menimpa mereka, tetapi harus mendiam  selama-mungkin.
PASAL 2:1-11 KUTUK ATAS ORANG YANG TERTINDAS
(Ayat 1-5) Mikha menyatakan malapetaka atas orang tertentu yang cukup berkuasa untuk memeras orang lain supaya mencapai tujuan mereka yang mementingkan diri sendiri.
  1.  Mereka adalah tuan tanah yang membeli atau merampas ladang demi ladang; mereka tidak ragu-ragu untuk menipu orang lain agar menambah tanah milik harta mereka. Karena hatinya sudah mengabdi pada keserakahan, mereka tidak peduli lagi akan penderitaan yang diakibatkan pada orang lain.
  2. Allah mempunyai rencana bagi mereka; mereka akan menuai apa yang mereka taburkan. Allah akan mengirim Asyur untuk merampas tanah mereka dan membawa mereka ke dalam pembuangan.
Kekuasaan mereka juga bisa diterjemahkan sebagai allah mereka artinya mereka menjadikan kekuaasaan tertinggi  yang mereka akui.  Nubuat yang disampaikan oleh Nabi Mikha ditolak oleh para pendengarnya secara menghina, janganlah ucapkan nubuat kata mereka. Menurut orang-orang yahudi nubuatan itu adalah omong kosong, karena mereka merasa penghukuman tidak akan menimpa mereka. Itulah ungkapan orang-orang yang sombong, meterialisme, dan sudah keras hati.
(Ay 6) Dalam hal ini apakah boleh dikatakan Tuhan kurang sabar? (Ibr :qasar, har pendek) pertanyaan ini ialah pertanyaan otoritas. Sebenarnya Tuhan tentu tidak kurang sabar atau seperti inikah tidakannya? Hal ini menunjukan kepada tindakan-tindakan-Nya yang menghukum, sebenarnya hal itu bukan ciri watak-Nya dan bukan itu perlakuan yang Ia sukai terhadap umat-Nya, yakni Israel.  Biasanya perkataan-perkataan-Nya itu mempunyai maksud yang sangat menguntungkan bagi umat pilihan-Nya kalau mereka mau hidup dalam keadilan .  Tetapi kamu yang bangkit sebagi musuh terhadap umat-Ku (Ibr ETMUL: sebagai kata depan penunjuk yang artinya terhadapTERHADAP (ay 7). Mereka mungkin melakukan penyamunan ini terhadap pejalan-pejalan atau orang asing yang lewat di daerah mereka dengan tidak mengindahkan taurat mereka secara baik (Kel 22:21) (Ay 8).
 Orang-orang Ibrani yang fasik ini diperintahkan untuk bangkit dan pergi sebagai buangan, karna tanah suci tidak dapat menahan kebejatan dan kejahatan mereka yang sangat menjijikan itu. Secara hurufiah seandainya seorang yang mengatakan omong kosong dan kata palsu, berkata-kata dan mereka-reka yang hampa dan dusta maka nabi-nabi palsu ini siap sedia untuk memberitakan kabar berkat-berkat duniawi dan nikmat-nikmat nafsu, dengan sama sekali tidak mengindahkan Tuhan dan Torat yang perlu untuk kemakmkuran, ketahanan dan keamanan bagi suatu bangsa.
Ayat 12-13: JANJI TENTANG KESELAMATAN
Janji ini diberikan kepada sisa-sisa orang Yehuda yang takut akan Tuhan dan sungguh-sungguh dalam Tuhan dengan memegang printah-Nya, karena Tuhan mempunyai kata-kata yang benar dan memberi semangat bagi mereka yang taat kepada-Nya. Pengharapan Israel tidak terdapat pada keberhasilan yang langsung secara politis atau pada pembaharuan tata susila. Kemurtadan mereka pada zaman ahas sudah terlalau jauh, walau untuk sementara waktu berkurang pada zaman Hizkia dan Yosia. Tapi masa datang mereka dipautkan kepada golongan kecil orang beriman yang sungguh, yang akan tetap setia kepada Allah melalui penderitaan berat yang akan datang yaitu malapetaka secara kemiliteran dan pembuangan. “dengan sungguh-sungguh aku akan mengumpulkan engkau seluruhnya hai Yabub, yaitu sisa Israel”.
Kata Penerobos dari kata Ibrani Paras yang artinya “membuat lobang” ungkapan ini menunjukan kepada Allah sebagai pembebas umat-Nya dari pembuangan babel. ( kata ini pertama kali dipakai sebagai gelar Mesias (Obj 21), kira-kira pada abad ke 9 SM). Kemungkinan besar, ini menunjuk kepada Mesias. maka janji ini merupakan penyataan Allah yang memberi semangat untuk umat-Nya, bukan janji palsu tetapi janji sebuah kepastian keselamatan itu bagi orang-orang percaya.
PASAL 3: 1-4 MENENTANG PEMIMPIN DAN NABI PALSU DI ISRAEL
Kataku : baiklah dengar, hai para kepala Yakub (ay 1) ungkapan Mikha ini adalah suatu ucapan sapaan kepada golongan pemimpin dari pemerintah dan masyarakat pada pemerintahan ahas pada saat itu. Golongan ini mereka dipercayakan untuk mengurus peradilan yang jujur dan pelaksanaan hukum Taurat Allah, mereka mempergunakan kekuasaan ini sebagai mengeksploitir rakyat tanpa berpri kemanusiaan. Kekuasaan yang mereka pegang ini menelan rakyatnya dan mereka tidak peduli dengan keadaan rakyatnya yang seharusnya rakyatnya ini dilindungi oleh pemerintahannya. Mereka ini seperti kanibal yang memandang saudaranya lebih sebagai barang dari pada sebagai manusia, mereka merampas segala yang ada pada saudara mereka tanpa belas kasihan, seperti binatang buas yang kelaparan kemudian saudara mereka dijerumuskan kedalam kemelaratan, kelaparan, bahkan kepada maut. Akibat dari perbuatan mereka maka Penghukuman itu datang menimpa bangsa Israel dan penyerbu-penyerbu mengancam dan memusnahkan harta kekayaan mereka, bahkan hidup mereka sendiri. Sekalipun mereka berseru kepada Tuhan, tetap Tuhan tidak menjawab seruan mereka bahkan Tuhan menyembunyikan wajah-Nya terhadap mereka karena mereka sudah membelakangi Hukum Taurat Allah (Ay 4)
AYAT 5-8, NEGARA YANG RUSAK BERHADAPAN DENGAN NABI YANG DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS
Mikha tidak mengutuk semua ramalam, ia hanya mengutuk apa yang diucapkan orang-orang serakah yang banyak dilakukan orang-orang pada zamannya. Sekali lagi bahasanya kasar yang menyesatkan bangsa, yang apabila mereka mendapatkan sesuatu untuk dikunyah maka mereka akan menyerukan damai, tetapi kepada orang-orang yang tidak memberikan sesuatu kedalam mulut mereka, mereka akan menyerukan perang. Menutupi mukanya, pada saat itu tanda itu menunjukan kesedihan (Yer 24:17-22) dan menjadi najis (Im 13:45) (ay 7). Ayat 8 mengemukakan tujuan dari pelayanan Mikha dan dengan jelas menyebukan ciri-ciri pelayanan Mikha.)
Ayat 9-12, PEMBINASAAN MENGANCAM PARA PENGUASA, IMAM DAN NABI
Sebenarnya ayat 9 mengulang gagasan kunci dari ayat 1, ayat 10 mengarah kepada penumpahan darah dan ayat 11 mengacu kepada penghakiman kepada pemimpin yang serakah dan sekarang mereka mempunyai keberanian untuk menyatakan Allah ada di pihak mereka. Ayat 12 dikutip oleh pemimpin Negara dalam Yer 26:16-19, hal ini untuk melindungi Yeremia dari hukuman mati karena mengatakan bahwa Yerusalem dapat dihancurkan seperti silo. Sepertinya  Silo adalah dulu tempat tabut disimpan dan menjadi pusat agama Musa pada zaman itu (1Sam 1:3) sekarang bangsa Filistin sudah merampas tabut itu (1 Sam 4). Mikha mengatakan hal ini pada zaman Raja Hiskia (Jer 26:18) Raja yang suka memperbaharui liturgy tetapi buta terhadap penghinaan dan pelecehan terhadap orang miskin. Karena kesalehan dan hati yang mengasihi Tuhan sebagai nabi yang percayakan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel, para pemimpin itu berseru: bukankah Tuhan ada ditengah-tengah kita ! Ay 11. Sebenarnya penderitaan yang dialami manusia diakibatkan karena serakah dan nafsu dalam kepemimpinan, yang dimulai dengan mengusir rakyat dari rumah dan tanah mereka, kemudian membuat Yerusalem menjadi puing-puing.
PASAL 4:1-5 SION SEBAGAI PUSAT KERAJAAN DAMAI
“Akan terjadi hari-hari terakhir” ungkapan ini dipakai oleh Nabi Mikha untuk menunjuk kepada hari-hari yang terakhir yaitu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Dalam penglihatan Nabi Mikha ia melihat kerajaan Allah akan ditempatkan pada kedudukan yang paling mulia dan kerajaan Allah lebih tinggi dari semua kerajaan di dunia.  “Bangsa-bangsa” dalam bahasa Ibrani Goyim yaitu bangsa-bangsa bukan Israel tetapi bangsa-bangsa yang bisa disebut gereja. Mereka akan datang berduyun-duyun ke gunung Tuhan yaitu gunung Sion yang kudus. “Ia akan menjadi hakim bagi banyak bangsa” yaitu Kristus sendiri yang akan menjadi hakim yang adil bagi semua bangsa. Sebab jika Ia sudah memegang kekuasaan yang tertinggi dan berkekuatan di tengah-tengah dunia. “ Mereka akan menempa pedangnya menjadi mata bijak” dalam perintah-Nya orang akan mengalihkan tenaganya dari membuat senjata-senjata perang menjadi alat-alat produksi yang berhasil dan bangsa-bangsa tidak lagi belajar perang.
Ayat 6-10 : Ayat 6 menunjuk pada nubuatan akhir zaman dimana Tuhan Yesus (Mesias) akan menggenapi-Nya dan pada akhir zaman Tuhan Allah akan memulihkan umatnya dari berbagai macam penderitaan. Ayat 7 menjelaskan bahwa orang-orang yang dipulikan Tuhan itu adalah sisa-sisa orang beriman dan bertobat di tengah-tengah bangsa Israel. Sesudah mereka berbalik kepada Kristus, Dia akan menjadi raja atas mereka secara langsung dan secara Pribadi diatas dasar yang teguh sampai selama-lamanya. Ayat 8 menjelaskan gunung sion tepat di sebelah selatan gunung moria. Bukit ini akan didirakan menara besar, mungkin sekali pada zaman Yotam, nenek Hizkia (2 Taw 27:3). Disini namanya disebut Menara kawanan Domba, karena dari sinilah keturunan daud mengamati sambil menjaga kawanan domba Israel.
Ayat 11-14 : keadaan yang digambarkan disini ialah tentera kasdim yang dipimpin oleh Nebukadnesar beserta sekutu-sekutunya mengelilingi Yerusalem yang sudah terkepung pada tahun 588 SM (2 Raj 24:1-2)  dan bermaksud menjarah dan merusak tidak hanya kota itu sendiri tetapi bait suci digunung moria juga. “biarlah mata kita puas memandangi sion” musuh Israel mereka sangat senang dengan kehancuran dan kerusakan yang terjadi di Yerusalem. Rupanya yang mengerjakan kebinasaan itu ialah putri sion, karena mereka yang melakukan pengirikan dengan kuku tembaga ( ini melambangkan betapa kuat pembinasaan mereka), kemudian dilengkapi lagi dengan tanduk besi ( berbicara tanduk berarti tenaga yang siap menyerang, yang jelas kelihatan pada tanduk lembu yang merunduk).  
Pasal 5:1-8 : RAJA MESIAS DAN PENYELAMAT ISRAEL
Nubuat Mesias ini sepertinya dikutip dari Injil Matius dalam hubungan dengan kedatangan para majus dari timur (Mat 2:5-6) dan oleh Yohanes dalam hubungan dengan kedatangan Yesus ke Yerusalem pada hari raya pundok Daud (Yoh 7:42). Pasal 5 dalam Kitab Mikha ini menubuatkan kedatangan dan karya Mesias. Nubuatan itu mencakup penggenapan segala sesuatu, yang menurut Mikha akan terjadi melalui dosa, penghukuman, dan penyelamatan. Dalam dua pasal terakhir ini, sang nabi menggambarkan dosa bangsanya, dan juga usaha keras TUHAN terhadap mereka dan penghukuman-Nya atas mereka; Mikha juga menubuatkan bahwa bangsa itu akan mengaku dosa mereka dan menerima berkat-berkat yang dijanjikan. Semuanya ini dikemukakan dalam bentuk tuntutan hukum. Sang nabi digambarkan sebagai penuntut umum bagi TUHAN, dengan gunung-gunung dan bukit-bukit (barangkali lambang keadilan yang tidak dapat berubah) sebagai pengadilan dan para hakim. TUHAN membuat pengaduan melalui sang nabi; bangsa itu menjawab; gunung-gunung dan bukit-bukit mengadili dengan diam. 
Mikha secara tiba-tiba beralih kepada sebuah pengalaman yang akan segera berlangsung.  Israel, di sini artinya Yehuda, akan menyusun kekuatannya untuk pengepungan, di mana raja yang memerintah, yang adalah hakim, akan dipermalukan. Ini sebagian digenapi dengan pengepungan Sanherib pada tahun 701 SM, dengan perebutan Yerusalem oleh Nebukadnezar pada tahun 587 SM serta pukulannya terhadap Raja Zedekia, dan dengan setiap pengepungan secara berturut-turut sampai kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M.
Betlehem (Ibr. Rumah Roti) di daerah Efrata terlalu kecil untuk mendapat tempat di antara kaum-kaum Yehuda, tetapi ditakdirkan untuk dimuliakan di seluruh dunia; sebab Mesias akan dilahirkan di tempat sederhana ini, di desa leluhur-Nya yang termasyhur, Daud. Yang permulaannya sudah sejak purbakala, sebab yang akan memerintah Israel adalah "Malaikat Tuhan" kekal, yang setaraf dengan TUHAN dalam.  Perempuan yang akan melahirkan mengacu kepada Israel yang menderita, atau ibu dari Mesias yang akan datang; yang terakhir ini lebih disukai.
Lalu, selebihnya (atau yang tersisa) dari saudara-saudaranya (sesama orang Yehuda) akan kembali kepada TUHAN dan pulang. Ia akan menggembalakan mereka . Mesias akan menjadi gembala yang bekerja dengan kekuatan dan keagungan TUHAN ( Yun 10:11; Ibr 13:20; I Ptr 5:4). Musuh-musuh tidak akan mampu menyerang sebab nama-Nya besar sampai ke ujung bumi. 4, 5. Dia menjadi damai sejahtera (Ef 2:14) dalam jiwa manusia, di antara manusia, di antara bangsa-bangsa. 
Apabila Asyur masuk. Asyur adalah musuh yang paling ditakuti pada zaman Mikha, dan bangsa ini di sini dipakai sebagai lambang musuh-musuh Israel. Dalam Mesias yang adalah Damai ini ada kuasa untuk mengangkat pemimpin-pemimpin yang akan melindungi Israel dan mengatasi musuh-musuh. Mikha menunjuk pada kemenangan Mesias yang akan datang itu atas segala kekuatan dunia. Sisa-sisa Yakub (Israel spiritual) akan ada di tengah-tengah banyak bangsa seperti embun dirus hujan. Umat sejati TUHAN disegarkan kembali dan berkat seperti embun dari Tuhan - yang bukan dibuat atau dihilangkan oleh anak manusia.

AYAT 9-14. KEMENANGAN AKAN DIMILIKI ISRAEL KETIKA MEREKA SUDAH DISUCIKAN DARI PENYEMBAHAN BERHALA
TUHAN menyatakan bahwa waktunya akan tiba ketika Dia akan melenyapkan (ay 9,10) semua peralatan perang yang padanya umat-Nya selama ini menggantungkan diri. Tuhan akan menyentakkan (ay 11-13) semua agama yang diciptakan manusia - dengan ilmu sihir, ramalan-ramalan, berhala-berhala, kuil-kuil, dan kota-kota mereka yang disediakan untuk penyembahan berhala - yang olehnya Israel telah disesatkan.  Lalu Israel akan bergantung kepada kuasa dan belas kasihan Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam Sang Mesias dari Betlehem. Israel dan dunia harus mengakui bahwa pada Dialah mereka bergantung. Bagi bangsa-bangsa yang tidak mendengarkan pesan Tuhan (ay. 14), hanya akan ada murka (Mikha menyatakan secara tidak langsung bahwa sebagian orang menerima pesan itu)

PASAL 6:1-7 : PENGADUAN, TUNTUTAN DAN HUKUMAN TUHAN TERHADAP UMAT-NYA
Baiklah dengar (dengan taat). Sang nabi membuka sidang pengadilan; TUHAN menuntut supaya firman-Nya diperhatikan. Lancarkanlah pengaduan. Istilah hukum yang berarti, "mengajukan perkara di pengadilan." TUHAN meminta. Mikha bangkit dan mengajukan perkara-Nya melawan umat-Nya. Mempunyai pengaduan (kontroversi) ... dan Ia beperkara. Harfiahnya, membuktikan sepenuhnya. Umat-Ku, apakah yang telah kulakukan. Inilah pengajuan tuntutan resmi TUHAN terhadap umat-Nya, yang seharusnya membuat mereka teringat akan kesetiaan-Nya dan ketidaksetiaan mereka. TUHAN tidak menunggu jawaban, melainkan menunjukkan pimpinan dan perlindungan-Nya yang penuh rahmat dalam sejarah masa lalu mereka. Dia menebus mereka dari perbudakan di Mesir, memberi mereka pemimpin-pemimpin besar, dan melepaskan mereka dari Balak dan Bileam (Bil. 22-24). Tidak dapatkah mereka belajar dari pengalaman itu tentang keadilan Tuhan (ay. 5)? Jalan manusia bisa saja bengkok, namun dalam sejarah manusia, TUHAN menunjukkan kesetiaan perjanjian-Nya dalam jalan-jalan-Nya yang "lurus." Ay 4, 5.
Dengan gaya yang kelihatannya seolah-olah ketulusan, Israel menjawab melalui tiga pertanyaan khusus, dengan intensitas yang kian meningkat. Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN -
(1) Dengan persembahan kurban biasa berupa anak lembu? (ay. 6)
(2) Dengan persembahan kurban yang luar biasa jumlahnya, seperti "ribuan domba jantan, atau dengan "puluhan ribu curahan minyak?" (ay. 7)
(3) Dengan persembahan kurban yang sifatnya begitu luar biasa sehingga melupakan pelanggaran terhadap taurat Musa, yaitu, berupa anak sulung? (ay. 7b; bdg. Ul. 12:29-31; II Raj. 3:27; Hak. 11:30-40)
Bila keselamatan dapat dibeli seperti itu, dengan memberikan barang-barang materi sebagai pendamaian bagi dosa, maka semua umat manusia akan berusaha keras untuk mendapat keselamatan. Namun keselamatan yang benar adalah penyerahan roh. Israel telah melupakan hukum Tuhan mengenai penebusan anak sulung (Kel. 13:12, 13) dan pengalaman Abraham (Kej. 22).

AYAT 8-16 : IBADAH YANG BENAR HARUS DISERTAI DENGAN HIDUP YANG BENAR
TUHAN menyerukan teguran dan peringatan kepada kota Yerusalem.  Adalah bijaksana untuk takut kepada nama-Nya (yaitu TUHAN) dan karena itu diperlukan peringatan, sebab tongkat penghakiman - yakni Asyur - yang ditetapkan oleh TUHAN akan segera jatuh. Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan? Yaitu yang berasal dari urusan-urusan yang tidak jujur dalam bisnis, neraca, palsu, batu timbangan tipu (ay. 11), penindasan terhadap orang miskin oleh orang kaya, berkata dusta dan penipu (ay. 12 (Yak. 4:1-12). Inilah cerita kuno tentang kondisi sosial, keuangan, dan moral yang korup - meskipun ada berbagai peringatan Tuhan. Karena itulah maka kebinasaan terjadi. (Ay 10-13)
TUHAN tidak sewenang-wenang dalam hukuman-hukuman-Nya. Hukuman-hukuman itu adalah akibat wajar dari dosa, yaitu: (1) kelaparan (harafiahnya  perutmu tetap mengamuk artinya "rasa bergejolak dalam perut disebabkan oleh kekurangan makanan" (ay. 14); (2) membanting tulang, tanpa kuasa untuk mengumpulkan harta, yang seandainya terkumpul, akan diserahkan kepada pedang; dan (3) kebinasaan. Seandainya saja bangsa Israel hidup dengan cermat mengikuti syarat-syarat TUHAN sama seperti cara mereka mengikuti kefasikan Omri dan Ahab! (ay. 16; I Raj. 16-22). Dalam kefasikan mereka yang terus-menerus, mereka masuk ke dalam berbagai tujuan dari hukuman TUHAN. DIA bahkan mengendalikan dosa untuk mencapai berbagai tujuan-Nya sendiri demi kemuliaan-Nya. (Ay 14-16)

PASAL 7:1-6 : KEMEROSOTAN AKHLAK ISRAEL
Pasal penutup ini melengkapi tuntutan hukum TUHAN terhadap Israel yang dimulai pada pasal 6. Bagian ini terpecah pemikirannya, yang menggambarkan sedalam apa emosi Mikha ketika menyuarakan jawaban bangsa itu - pengakuan dosa serta ratapan mereka.
Ayt 1-4 menyatakan Berkat berkat TUHAN yang digambarkan dengan panen buah telah lewat dari Israel, seru Mikha, dan bangsa itu sekarang miskin, akan manusia yang bermoral dan norma-norma moral. Perhatikan paralel antara orang saleh dengan buah anggur dan orang jujur dengan buah ara (ay. 1, 2). Manusia dengan moral seperti itu tidak ada, mereka hilang begitu saja. Semua manusia haus darah, bahkan melawan saudara mereka sendiri. Pemuka terus-menerus menuntut ketidakadilan; hakim selalu siap untuk disuap (Ibr. "membayar," seperti dalam perdagangan); dan pembesar memberi keputusan sekehendaknya. 
Mereka putar balikkan (ay. 3) menjadi kenyataan yang mengerikan. Pengintai-pengintai (ay. 4), yaitu, nabi-nabi sejati (Yes. 62:6; Yeh. 3:16 ). Hari para pengintai Israel adalah hari penghukuman TUHAN. Ay 5-6 Menjelaskan Masyarakat hancur sampai ke akarnya; ya, musuh-musuh seorang manusia adalah orang-orang dari dalam rumah tangganya sendiri. Kecurigaan, ketidakpercayaan, dan permusuhan berlaku. Dengan mempertimbangkan dunia modern, sifat manusia hampir tidak berubah (Mat. 10:34)

AYAT 7-13 :PENGHARAPAN BARU BAGI SION
Bangsa yang melanggar digambarkan sedang berbalik kepada satu-satunya sumber pengharapan Tetapi aku (jiwaku) ini akan menunggu-nunggu TUHAN. Sebab Allahku akan mendengarkan, "memperhatikan dan melepaskan." (Ay 7). Aku akan bangun pula. Musuh, bahkan bangsa Asyur, diperingatkan untuk tidak bersukacita, sebab TUHAN akan bersinar dalam kegelapan bagi orang-orang yang menunggu-nunggu Dia (Ay 8).  Kemarahan (harafiahnya. amarah yang mendidih).
Bangsa ini bersedia menanggung kemarahan Tuhan sebab dia menyadari akan dosanya. Di sinilah pertobatan yang sesungguhnya, dan juga iman bahwa TUHAN sendiri akan membereskan perkara itu (dosa) dan si orang berdosa akan dibawa menuju terang, supaya ia melihat dan hidup dalam keadilan-Nya. Musuh Israel akan melihat dan dengan malu ia akan menutupi mukanya; yang lebih parah, ia akan menanggung hukuman. Seperti itulah akhir bagi orang-orang yang mencemooh TUHAN (Ay 9-10)
Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali. Inilah kemakmuran, pembangunan dan perluasan perbatasan Israel. Apakah ini meramalkan perluasan Injil? Israel (barangkali Israel rohani) akan merupakan pusat atau tempat berkumpul, dan orang-orang akan datang kepadanya dari tempat-tempat jauh oleh karena berkat TUHAN atasnya, yang diinginkan juga oleh mereka. Atau, apakah pendatang ini barangkali adalah bani Israel sendiri yang terserak? Namun penghakiman sebagai akibat perbuatan mereka akan datang sebelum berkat. (Ay 11-13)

AYAT 114-20 : DOA MINTA TINDAKAN DAN BELAS KASIHAN ALLAH
Dalam bagian ini Mikha berdoa supaya TUHAN, sang Gembala, seperti pada masa gemilang dahulu, akan memberi makan dan memimpin umat-Nya, yang sekarang diam dengan aman dalam hutan. Jawabannya adalah janji akan pertolongan yang ajaib, sama seperti keluarnya bangsa ini dari Mesir. Teror akan merupakan ciri khas bangsa-bangsa penyembah berhala dengan hadirnya berbagai manifestasi kuasa Allah ini, dan mereka akan menyerahkan diri kepada-Nya dalam takut dan hormat. Betapa berbeda dengan bualan dan keangkuhan mereka ketika mereka mencela umat TUHAN (Hos. 11:10).
Nabi mengawali pujian bagi Allah ini dengan sebuah permainan nama, Siapakah Allah seperti Engkau? (lih. Pendahuluan, Judul), dan dengan pujian syukur, dia muncul dengan gambaran yang tiada tandingannya mengenai TUHAN ini.
Ø  Allah dengan kasih yang mengampuni 7:18.
Dia mengampuni (Ibr. mengangkat atau menanggung dosa orang lain, dalam arti mengampuni) dosa (Ibr. tidak lurus) dan memaafkan(melupakan; Ams. 19:11) pelanggaran (Ibr. pemberontakan). Kasih setia adalah sifat aktif dari belas kasihan-Nya.
Ø  Allah dengan kuasa menebus 7:19.
Dia menyayangi dengan lembut, bahkan seperti seorang ibu terhadap bayinya, dan akan melemparkan ke dalam tubir-tubir laut segala dosakita 
Ø  Allah dengan kesetiaan kekal 7:20.
Dia akan menggenapi perjanjian yang diberikan-Nya kepada Yakub dan Abraham (Gal. 3:29).
Siapa lagi yang adalah atau yang dapat merupakan Allah seperti itu? Betapa luar biasanya Dia memenuhi dan memuaskan segala kebutuhan manusia! Jadi, beberapa kata terakhir yang kita dengar dari mulut Mikha adalah kata-kata dari pujian yang sangat indah bagi Allah ini. Pujian bagi Allah seperti itu hanya bisa ada karena imannya kepada Allah. Allah bersumpah, dan Dia akan menepati sumpah-Nya (Ibr. 6:18-20).









BAB III
KESIMPULAN
Isi dari kitab ini sama dengan tema yang tercantum di dalamnya yaitu, nubuatan tentang hukuman yang akan dilakukan Allah karena bangsa Isreal tidak taat kepada Allah dan tentang keselamatan di dalam Mesias yang telah dijanjikan Allah untuk melepaskan bangsa Israel dari hukumannyaKitab ini mengajarkan bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan akan mendatangkan hukuman bagi orang yang melanggarnya, namun Allah tidak akan membiarkan begitu saj orang yang menjalani hukuman, melainkan Ia juga menyediakan pengampunan dan keselamatan bagi orang yang mau merendahkan dirinya dihadapan Allah. Bagian-bagian yang menarik untuk diperhatikan dalam buku ini ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh bumi di bawah pimpinan Tuhan (Mikha 4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (Mikha 5:2-4); dan, dalam satu ayat (Mikha 6:8), ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut Tuhan dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Tuhan kita."



















[1] P.K. Pilon, Tafsir Kitab Mikha, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983) 13.
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Mikha
[3] Dennis Green, Pembimbing kepada Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2008) 198.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar