TAFSIRAN KITAB MIKHA PASAL 1-7
Oleh
Jois Steven Teterissa
Ana Effendi
MAKALAH
Diserahkan Kepada :
Pdt. A. Teguh Purwanto, S.Th.,MA., M.Th
Sebagai Bagian Dari Mata kuliah
EKSPOSISI PL V (NABI-NABI KECIL)
Sekolah Tinggi Teologia Indonesia
Surabaya 2013
BAB
I
LATAR
BELAKANG KITAB MIKHA
PENDAHULUAN
Menurut tradisi
Kitab Mikha ditulis oleh Mikha sendiri sesuai dengan judul Kitab. Rentang waktu
penulisan kitab ini antara 740-701 SM pada zaman pemerintahan raja Hizkia.[1] Mikha
menulis kitab ini pada pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia. Hanya sedikit
pakar Perjanjian Lama pada masa kini yang akan mengatakan bahwa Mikha menulis
keseluruhan kitab ini. Namun, sebagian ahli menyatakan bahwa Mikha menulis
sebagian besar bahan yang kita temukan dalam kitab ini sekarang, dibandingkan
dengan para penulis lainnya. Pada umumnya, para pakar sepakat bahwa Mikha
menulis pasal 1-3, sementara yang lainnya mengatakan bahwa pasal 6 dan
bagian-bagian tertentu dari pasal 7 juga ditulis oleh Mikha yang historis.[2]
Apabila Mikha bekerja pada pemerintahan raja Yotam (742-735 SM), Ahas
(735-715 SM), dan Hizkia (715-687 SM), maka, itu berarti masa pelayanan Mikha
berlangsung sekitar 50 tahun. Namun agaknya ia tidak sepenuhnya aktif sebagai
nabi sepanjang periode ini. Ia aktif di kerajaan Yehuda pada abad ke-8 SM[3] dan
merupakan salah satu nabi pertama di antara para nabi-nabi kecil. Sebagai nabi,
ia berbicara sebagai perwakilan dari kehendak Tuhan. Sebagai orang biasa, ia
memiliki pengetahuan dasar akan kesengsaraan kaum kecil di pedalaman dan
dipersiapkan dengan cermat untuk menyuarakan murka Allah.
BAB
II
TAFSIRAN
KITAB MIKHA
PASAL
1:1-7 PEMBERITAHUAN HUKUMAN ATAS SAMARIA
Pasal
1:1 berbicara tentang pendahuluan kitab dan panggilan nabi Mikha. Kemudian
dalam ayat 2 disitu ada ungkapan Hai
Bangsa-bangsa sekalian! Ungkapan ini
mempunyai arti, bahwa tindakan Allah terhadap Israel mempunyai sebuah hubungan
yang penting juga dengan nasib semua bangsa-bangsa disekitarnya. Informasi
Allah ini datang dari Bait-Nya yang kudus (Ams 1:2) sebagai satu-satunya tempat
perjumpaan yang sah bagi Allah dan manusia, disanalah terdapat mesbah untuk
korban pendamaian yang bersifat mengantikan orang berdosa. Pernyataan dalam PL
ini adalah bersifat tunggal dan yang ditunjukan disini kepada seluruh Allah
semesta.
Ayat 3-7 menjelaskan tentang kemusnahan samaria dan Yehuda
yang menjadi pusat penyembahan berhala. Ketika Tuhan ALLAH keluar dari
Tempatnya yang kudus-Nya, maka akan terjadi kemusnahan yang ditimbulkan oleh
bencana alam seperti letusan gunung merapi, gempa bumi, dan banjir karena hujan
lebat sehingga menghancurkan gunung-gunung tempat mereka dirikan penyembahan
berhala dan gunung-gunung itu terbelah dan hancur. Malapetaka itu Ia
memperingatkan bahwa penghakiman Tuhan akan jatuh atas Israel dan
Yehuda. Alam saja gentar menghadapi Dia , masakan manusia tidak takut terhadap
Tuhan yang melihat semua kejahatan mereka? Apa dakwaan Tuhan terhadap Israel?
Pemberontakan melawan Allah yang mahakuasa! Sementara Yerusalem telah menjadi
tempat penyembahan berhala dan bukan tempat beribadah. Kehancuran Yerusalem masih ditunda tetapi
kehancuran Samaria sudah dekat waktunya (722 SM).
Sangat dasyat
kehancuran kota ini sehingga kota
samaria dijadikan puing-puing yang tandus dan tembok-temboknya yang terbuat
dari batu akan terguling ke lembah, karena erosi dan tidak ada yang
memperhatikan. Tentara-tentara asyur yang dipimpin oleh sragon akan
menghancurkan berhala-berhala mereka dan merusak semua harta benda untuk
pemujaan dewa-dewanya dan patung-patung nazar
yang ada di kuil-kuil allah mereka ( inilah yang disebut upah sudal dari
kekasih-kekasih yang palsu, yaitu allah bangsa-bangsa ). Kemudian segala harta
mereka dimusnahkan oleh musuh.
AYAT
8-16 NABI MERATAPI NASIB YEHUDA DAN YERUSALEM
Ratapan
ini dipertegas dengan keadaan sekarat yang dialami oleh Mikha sendiri yakni
Yehuda, yang meniru dosa Samaria dan karenannya harus menderita hukuman yang
sama. Beberapa pokok Teologi yang muncul disini, yaitu :
1. Haruskah
Allah menjatuhkan hukuman yang begitu berat, seperti penyerbuan militer, dengan
perampasan, perkosaan, pembakaran dan pembuangan? Sementara itu tidak ada
jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, yang pada akhirnya
sebagai misteri Iman, ada beberapa kata kunci (Pkh 12:11) yang dapat dipakai
sebagai tempat berpijak bagi refleksi kita. Pertama penyerbuan militer sebagai
malapetaka yang turun dari Tuhan. (Ay 12), sebagai akibat dari kehendak Allah untuk
mengerjakan karya keselamatan untuk kita ditengah-tengah sejarah umat manusia.
Disni kehadiran Allah dapat berfungsi secara diam-diam melalui proses dimana
kita terlambat untuk berpikir dan mengambil keputusan. Namun demikian hal ini
dapat berfungsi dalam bentuk lain yang lebih keras dari pada reaksi manusia.
Jika pemberian Allah itu mengatasi manusia, sekalipun dilaksanakan dalam tahap
manusiawi, perjuangannya juga berubah menjadi sesuatu yang mengatasi kondisi
manusia seperti kita saksikan dalam peristiwa salib Yesus.
2. Aku
berjalan dan tidak berkasut dan telanjang (ay 8) Mikha meniru nabi yang dari
Yerusalem yang sekitar tahun 713 SM berjalan dengan telanjang dan tidak
berkasut sebagai tanda (Yes 20:2-3) mengapa orang bersalah harus menderita,
mengapa orang fasik harus menderita? (Hab 1:13), meskipun mereka harus lebih
benar dari pada pemenang mereka?. Kehadiran orang tak bersalah dalam hal ini
adalah Nabi Mikha dan desa-desa kecil dalam perjalanan pasuka Asyur memberikan
satu-satunya harapan untuk sampai kepada kedamaian dan martabat manusiawi
seperti dikehendaki Allah.
Di
Gat janganlah sekali-kali sampaikan berita, jangan sekali-kali menangis (ay
10). Gad adalah salah satu kota yang ada di filistin terletak dekat dengan
Yehuda dan mereka cenderung bergimbira ketika malapetaka menimpa bangsa Ibrani,
karena bangsa Ibrani adalah salah satu musuh terbesar mereka. Oleh karena itu Mikha
memerinthkan bangsa Yehuda untuk tidak menangis keras-keras jika malapetaka
menimpa mereka, tetapi harus mendiam
selama-mungkin.
PASAL
2:1-11 KUTUK ATAS ORANG YANG TERTINDAS
(Ayat 1-5) Mikha menyatakan malapetaka atas orang tertentu
yang cukup berkuasa untuk memeras orang lain supaya mencapai tujuan mereka yang
mementingkan diri sendiri.
- Mereka adalah tuan tanah yang membeli
atau merampas ladang demi ladang; mereka tidak ragu-ragu untuk menipu
orang lain agar menambah tanah milik harta mereka. Karena hatinya sudah
mengabdi pada keserakahan, mereka tidak peduli lagi akan penderitaan yang
diakibatkan pada orang lain.
- Allah
mempunyai rencana bagi mereka; mereka akan menuai apa yang mereka
taburkan. Allah akan mengirim Asyur untuk merampas tanah mereka dan
membawa mereka ke dalam pembuangan.
Kekuasaan mereka juga bisa diterjemahkan sebagai allah
mereka artinya mereka menjadikan kekuaasaan tertinggi yang mereka akui. Nubuat yang disampaikan oleh Nabi Mikha
ditolak oleh para pendengarnya secara menghina, janganlah ucapkan nubuat kata
mereka. Menurut orang-orang yahudi nubuatan itu adalah omong kosong, karena
mereka merasa penghukuman tidak akan menimpa mereka. Itulah ungkapan
orang-orang yang sombong, meterialisme, dan sudah keras hati.
(Ay 6) Dalam hal ini apakah boleh dikatakan Tuhan kurang
sabar? (Ibr :qasar, har pendek) pertanyaan ini ialah pertanyaan otoritas.
Sebenarnya Tuhan tentu tidak kurang sabar atau seperti inikah tidakannya? Hal
ini menunjukan kepada tindakan-tindakan-Nya yang menghukum, sebenarnya hal itu
bukan ciri watak-Nya dan bukan itu perlakuan yang Ia sukai terhadap umat-Nya,
yakni Israel. Biasanya
perkataan-perkataan-Nya itu mempunyai maksud yang sangat menguntungkan bagi
umat pilihan-Nya kalau mereka mau hidup dalam keadilan . Tetapi kamu yang bangkit sebagi musuh
terhadap umat-Ku (Ibr ETMUL: sebagai kata depan penunjuk yang artinya
terhadapTERHADAP (ay 7). Mereka mungkin melakukan penyamunan ini terhadap
pejalan-pejalan atau orang asing yang lewat di daerah mereka dengan tidak
mengindahkan taurat mereka secara baik (Kel 22:21) (Ay 8).
Orang-orang Ibrani
yang fasik ini diperintahkan untuk bangkit dan pergi sebagai buangan, karna
tanah suci tidak dapat menahan kebejatan dan kejahatan mereka yang sangat
menjijikan itu. Secara hurufiah seandainya seorang yang mengatakan omong kosong
dan kata palsu, berkata-kata dan mereka-reka yang hampa dan dusta maka
nabi-nabi palsu ini siap sedia untuk memberitakan kabar berkat-berkat duniawi
dan nikmat-nikmat nafsu, dengan sama sekali tidak mengindahkan Tuhan dan Torat
yang perlu untuk kemakmkuran, ketahanan dan keamanan bagi suatu bangsa.
Ayat 12-13: JANJI TENTANG KESELAMATAN
Janji ini diberikan kepada sisa-sisa orang Yehuda yang takut
akan Tuhan dan sungguh-sungguh dalam Tuhan dengan memegang printah-Nya, karena
Tuhan mempunyai kata-kata yang benar dan memberi semangat bagi mereka yang taat
kepada-Nya. Pengharapan Israel tidak terdapat pada keberhasilan yang langsung
secara politis atau pada pembaharuan tata susila. Kemurtadan mereka pada zaman
ahas sudah terlalau jauh, walau untuk sementara waktu berkurang pada zaman
Hizkia dan Yosia. Tapi masa datang mereka dipautkan kepada golongan kecil orang
beriman yang sungguh, yang akan tetap setia kepada Allah melalui penderitaan
berat yang akan datang yaitu malapetaka secara kemiliteran dan pembuangan.
“dengan sungguh-sungguh aku akan mengumpulkan engkau seluruhnya hai Yabub,
yaitu sisa Israel”.
Kata Penerobos dari
kata Ibrani Paras yang artinya “membuat lobang” ungkapan ini menunjukan kepada
Allah sebagai pembebas umat-Nya dari pembuangan babel. ( kata ini pertama kali
dipakai sebagai gelar Mesias (Obj 21), kira-kira pada abad ke 9 SM).
Kemungkinan besar, ini menunjuk kepada Mesias. maka janji ini merupakan
penyataan Allah yang memberi semangat untuk umat-Nya, bukan janji palsu tetapi janji
sebuah kepastian keselamatan itu bagi orang-orang percaya.
PASAL 3: 1-4 MENENTANG PEMIMPIN DAN NABI PALSU DI ISRAEL
Kataku : baiklah dengar, hai para kepala Yakub (ay 1)
ungkapan Mikha ini adalah suatu ucapan sapaan kepada golongan pemimpin dari
pemerintah dan masyarakat pada pemerintahan ahas pada saat itu. Golongan ini
mereka dipercayakan untuk mengurus peradilan yang jujur dan pelaksanaan hukum
Taurat Allah, mereka mempergunakan kekuasaan ini sebagai mengeksploitir rakyat
tanpa berpri kemanusiaan. Kekuasaan yang mereka pegang ini menelan rakyatnya
dan mereka tidak peduli dengan keadaan rakyatnya yang seharusnya rakyatnya ini dilindungi
oleh pemerintahannya. Mereka ini seperti kanibal yang memandang saudaranya
lebih sebagai barang dari pada sebagai manusia, mereka merampas segala yang ada
pada saudara mereka tanpa belas kasihan, seperti binatang buas yang kelaparan
kemudian saudara mereka dijerumuskan kedalam kemelaratan, kelaparan, bahkan
kepada maut. Akibat dari perbuatan mereka maka Penghukuman itu datang menimpa
bangsa Israel dan penyerbu-penyerbu mengancam dan memusnahkan harta kekayaan
mereka, bahkan hidup mereka sendiri. Sekalipun mereka berseru kepada Tuhan,
tetap Tuhan tidak menjawab seruan mereka bahkan Tuhan menyembunyikan wajah-Nya
terhadap mereka karena mereka sudah membelakangi Hukum Taurat Allah (Ay 4)
AYAT 5-8, NEGARA YANG RUSAK BERHADAPAN DENGAN NABI YANG
DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS
Mikha tidak mengutuk semua ramalam, ia hanya mengutuk apa
yang diucapkan orang-orang serakah yang banyak dilakukan orang-orang pada
zamannya. Sekali lagi bahasanya kasar yang menyesatkan bangsa, yang apabila
mereka mendapatkan sesuatu untuk dikunyah maka mereka akan menyerukan damai,
tetapi kepada orang-orang yang tidak memberikan sesuatu kedalam mulut mereka,
mereka akan menyerukan perang. Menutupi mukanya, pada saat itu tanda itu
menunjukan kesedihan (Yer 24:17-22) dan menjadi najis (Im 13:45) (ay 7). Ayat 8
mengemukakan tujuan dari pelayanan Mikha dan dengan jelas menyebukan ciri-ciri
pelayanan Mikha.)
Ayat 9-12, PEMBINASAAN MENGANCAM PARA PENGUASA, IMAM DAN
NABI
Sebenarnya ayat 9 mengulang gagasan kunci dari ayat 1, ayat
10 mengarah kepada penumpahan darah dan ayat 11 mengacu kepada penghakiman
kepada pemimpin yang serakah dan sekarang mereka mempunyai keberanian untuk
menyatakan Allah ada di pihak mereka. Ayat 12 dikutip oleh pemimpin Negara
dalam Yer 26:16-19, hal ini untuk melindungi Yeremia dari hukuman mati karena
mengatakan bahwa Yerusalem dapat dihancurkan seperti silo. Sepertinya Silo adalah dulu tempat tabut disimpan dan
menjadi pusat agama Musa pada zaman itu (1Sam 1:3) sekarang bangsa Filistin
sudah merampas tabut itu (1 Sam 4). Mikha mengatakan hal ini pada zaman Raja
Hiskia (Jer 26:18) Raja yang suka memperbaharui liturgy tetapi buta terhadap
penghinaan dan pelecehan terhadap orang miskin. Karena kesalehan dan hati yang
mengasihi Tuhan sebagai nabi yang percayakan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel,
para pemimpin itu berseru: bukankah Tuhan ada ditengah-tengah kita ! Ay 11.
Sebenarnya penderitaan yang dialami manusia diakibatkan karena serakah dan
nafsu dalam kepemimpinan, yang dimulai dengan mengusir rakyat dari rumah dan tanah
mereka, kemudian membuat Yerusalem menjadi puing-puing.
PASAL 4:1-5 SION SEBAGAI PUSAT KERAJAAN DAMAI
“Akan terjadi hari-hari terakhir” ungkapan ini dipakai oleh
Nabi Mikha untuk menunjuk kepada hari-hari yang terakhir yaitu kedatangan Tuhan
Yesus yang kedua kali. Dalam penglihatan Nabi Mikha ia melihat kerajaan Allah
akan ditempatkan pada kedudukan yang paling mulia dan kerajaan Allah lebih
tinggi dari semua kerajaan di dunia. “Bangsa-bangsa”
dalam bahasa Ibrani Goyim yaitu bangsa-bangsa bukan Israel tetapi bangsa-bangsa
yang bisa disebut gereja. Mereka akan datang berduyun-duyun ke gunung Tuhan
yaitu gunung Sion yang kudus. “Ia akan menjadi hakim bagi banyak bangsa” yaitu
Kristus sendiri yang akan menjadi hakim yang adil bagi semua bangsa. Sebab jika
Ia sudah memegang kekuasaan yang tertinggi dan berkekuatan di tengah-tengah
dunia. “ Mereka akan menempa pedangnya menjadi mata bijak” dalam perintah-Nya
orang akan mengalihkan tenaganya dari membuat senjata-senjata perang menjadi
alat-alat produksi yang berhasil dan bangsa-bangsa tidak lagi belajar perang.
Ayat 6-10 : Ayat 6 menunjuk pada nubuatan akhir zaman dimana
Tuhan Yesus (Mesias) akan menggenapi-Nya dan pada akhir zaman Tuhan Allah akan
memulihkan umatnya dari berbagai macam penderitaan. Ayat 7 menjelaskan bahwa
orang-orang yang dipulikan Tuhan itu adalah sisa-sisa orang beriman dan
bertobat di tengah-tengah bangsa Israel. Sesudah mereka berbalik kepada
Kristus, Dia akan menjadi raja atas mereka secara langsung dan secara Pribadi
diatas dasar yang teguh sampai selama-lamanya. Ayat 8 menjelaskan gunung sion
tepat di sebelah selatan gunung moria. Bukit ini akan didirakan menara besar,
mungkin sekali pada zaman Yotam, nenek Hizkia (2 Taw 27:3). Disini namanya
disebut Menara kawanan Domba, karena dari sinilah keturunan daud mengamati
sambil menjaga kawanan domba Israel.
Ayat 11-14 : keadaan yang digambarkan disini ialah tentera
kasdim yang dipimpin oleh Nebukadnesar beserta sekutu-sekutunya mengelilingi
Yerusalem yang sudah terkepung pada tahun 588 SM (2 Raj 24:1-2) dan bermaksud menjarah dan merusak tidak
hanya kota itu sendiri tetapi bait suci digunung moria juga. “biarlah mata kita
puas memandangi sion” musuh Israel mereka sangat senang dengan kehancuran dan kerusakan
yang terjadi di Yerusalem. Rupanya yang mengerjakan kebinasaan itu ialah putri
sion, karena mereka yang melakukan pengirikan dengan kuku tembaga ( ini
melambangkan betapa kuat pembinasaan mereka), kemudian dilengkapi lagi dengan
tanduk besi ( berbicara tanduk berarti tenaga yang siap menyerang, yang jelas
kelihatan pada tanduk lembu yang merunduk).
Pasal 5:1-8 : RAJA MESIAS DAN PENYELAMAT ISRAEL
Nubuat Mesias ini sepertinya dikutip dari Injil Matius dalam
hubungan dengan kedatangan para majus dari timur (Mat 2:5-6) dan oleh Yohanes dalam
hubungan dengan kedatangan Yesus ke Yerusalem pada hari raya pundok Daud (Yoh
7:42). Pasal 5 dalam Kitab Mikha ini menubuatkan
kedatangan dan karya Mesias. Nubuatan itu mencakup penggenapan segala sesuatu,
yang menurut Mikha akan terjadi melalui dosa, penghukuman, dan penyelamatan.
Dalam dua pasal terakhir ini, sang nabi menggambarkan dosa bangsanya, dan juga
usaha keras TUHAN terhadap mereka dan penghukuman-Nya atas mereka; Mikha juga
menubuatkan bahwa bangsa itu akan mengaku dosa mereka dan menerima
berkat-berkat yang dijanjikan. Semuanya ini dikemukakan dalam bentuk tuntutan
hukum. Sang nabi digambarkan sebagai penuntut umum bagi TUHAN, dengan
gunung-gunung dan bukit-bukit (barangkali lambang keadilan yang tidak dapat
berubah) sebagai pengadilan dan para hakim. TUHAN membuat pengaduan melalui
sang nabi; bangsa itu menjawab; gunung-gunung dan bukit-bukit mengadili dengan
diam.
Mikha secara tiba-tiba beralih kepada sebuah pengalaman yang
akan segera berlangsung. Israel, di sini artinya Yehuda, akan menyusun
kekuatannya untuk pengepungan, di mana raja yang memerintah, yang adalah hakim,
akan dipermalukan. Ini sebagian digenapi dengan pengepungan Sanherib pada tahun
701 SM, dengan perebutan Yerusalem oleh Nebukadnezar pada tahun 587 SM serta
pukulannya terhadap Raja Zedekia, dan dengan setiap pengepungan secara
berturut-turut sampai kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M.
Betlehem (Ibr. Rumah Roti) di daerah Efrata terlalu kecil
untuk mendapat tempat di antara kaum-kaum Yehuda, tetapi ditakdirkan untuk dimuliakan di
seluruh dunia; sebab Mesias akan dilahirkan di tempat sederhana ini, di desa
leluhur-Nya yang termasyhur, Daud. Yang permulaannya sudah sejak purbakala, sebab yang akan memerintah Israel adalah
"Malaikat Tuhan" kekal, yang setaraf dengan TUHAN dalam. Perempuan yang akan melahirkan mengacu kepada Israel yang menderita,
atau ibu dari Mesias yang akan datang; yang terakhir ini lebih disukai.
Lalu, selebihnya (atau yang tersisa) dari saudara-saudaranya (sesama
orang Yehuda) akan kembali kepada TUHAN dan pulang. Ia akan menggembalakan mereka .
Mesias akan menjadi gembala yang bekerja dengan kekuatan dan keagungan TUHAN (
Yun 10:11; Ibr 13:20; I Ptr 5:4).
Musuh-musuh tidak akan mampu menyerang sebab nama-Nya besar sampai ke ujung bumi. 4, 5. Dia menjadi damai sejahtera (Ef 2:14)
dalam jiwa manusia, di antara manusia, di antara bangsa-bangsa.
Apabila Asyur masuk. Asyur adalah musuh yang paling
ditakuti pada zaman Mikha, dan bangsa ini di sini dipakai sebagai lambang
musuh-musuh Israel. Dalam Mesias yang adalah Damai ini ada kuasa untuk
mengangkat pemimpin-pemimpin yang akan melindungi Israel dan mengatasi
musuh-musuh. Mikha menunjuk pada kemenangan Mesias yang akan datang itu atas
segala kekuatan dunia. Sisa-sisa Yakub (Israel
spiritual) akan ada di tengah-tengah banyak bangsa
seperti embun dirus hujan. Umat
sejati TUHAN disegarkan kembali dan berkat seperti embun dari Tuhan - yang
bukan dibuat atau dihilangkan oleh anak manusia.
AYAT 9-14. KEMENANGAN AKAN DIMILIKI ISRAEL KETIKA MEREKA
SUDAH DISUCIKAN DARI PENYEMBAHAN BERHALA
TUHAN menyatakan bahwa waktunya akan tiba ketika Dia akan melenyapkan (ay 9,10)
semua peralatan perang yang padanya umat-Nya selama ini
menggantungkan diri. Tuhan akan menyentakkan (ay 11-13)
semua agama yang diciptakan manusia - dengan ilmu sihir, ramalan-ramalan,
berhala-berhala, kuil-kuil, dan kota-kota mereka yang disediakan untuk
penyembahan berhala - yang olehnya Israel telah disesatkan. Lalu Israel akan bergantung kepada kuasa dan
belas kasihan Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam Sang Mesias dari Betlehem.
Israel dan dunia harus mengakui bahwa pada Dialah mereka bergantung. Bagi
bangsa-bangsa yang tidak mendengarkan pesan Tuhan (ay. 14),
hanya akan ada murka (Mikha menyatakan secara tidak
langsung bahwa sebagian orang menerima pesan itu)
PASAL 6:1-7 : PENGADUAN,
TUNTUTAN DAN HUKUMAN TUHAN TERHADAP UMAT-NYA
Baiklah dengar (dengan taat). Sang nabi membuka
sidang pengadilan; TUHAN menuntut supaya firman-Nya diperhatikan. Lancarkanlah pengaduan. Istilah
hukum yang berarti, "mengajukan perkara di pengadilan." TUHAN
meminta. Mikha bangkit dan mengajukan perkara-Nya melawan umat-Nya. Mempunyai
pengaduan (kontroversi) ... dan Ia beperkara. Harfiahnya, membuktikan sepenuhnya. Umat-Ku, apakah yang telah kulakukan. Inilah pengajuan tuntutan resmi TUHAN
terhadap umat-Nya, yang seharusnya membuat mereka teringat akan kesetiaan-Nya
dan ketidaksetiaan mereka. TUHAN tidak
menunggu jawaban, melainkan menunjukkan pimpinan dan perlindungan-Nya yang
penuh rahmat dalam sejarah masa lalu mereka. Dia menebus mereka dari perbudakan
di Mesir, memberi mereka pemimpin-pemimpin besar, dan melepaskan mereka dari
Balak dan Bileam (Bil. 22-24).
Tidak dapatkah mereka belajar dari pengalaman itu tentang keadilan Tuhan (ay. 5)?
Jalan manusia bisa saja bengkok, namun dalam sejarah manusia, TUHAN menunjukkan
kesetiaan perjanjian-Nya dalam jalan-jalan-Nya yang "lurus." Ay 4, 5.
Dengan gaya yang kelihatannya seolah-olah ketulusan, Israel
menjawab melalui tiga pertanyaan khusus, dengan intensitas yang kian meningkat.
Dengan apakah aku akan pergi menghadap
TUHAN -
(1)
Dengan persembahan kurban biasa berupa anak lembu? (ay. 6)
(2)
Dengan persembahan kurban yang luar biasa jumlahnya, seperti "ribuan domba
jantan, atau dengan "puluhan ribu curahan minyak?" (ay. 7)
(3)
Dengan persembahan kurban yang sifatnya begitu luar biasa sehingga melupakan
pelanggaran terhadap taurat Musa, yaitu, berupa anak sulung? (ay. 7b;
bdg. Ul. 12:29-31; II Raj. 3:27; Hak. 11:30-40)
Bila keselamatan dapat dibeli seperti itu, dengan memberikan
barang-barang materi sebagai pendamaian bagi dosa, maka semua umat manusia akan
berusaha keras untuk mendapat keselamatan. Namun keselamatan yang benar adalah
penyerahan roh. Israel telah melupakan hukum Tuhan mengenai penebusan anak
sulung (Kel. 13:12,
13) dan pengalaman Abraham (Kej. 22).
AYAT 8-16 : IBADAH YANG BENAR HARUS DISERTAI DENGAN HIDUP
YANG BENAR
TUHAN menyerukan teguran dan peringatan kepada kota
Yerusalem. Adalah bijaksana untuk takut kepada nama-Nya (yaitu TUHAN) dan karena itu
diperlukan peringatan, sebab tongkat penghakiman - yakni Asyur - yang
ditetapkan oleh TUHAN akan segera jatuh. Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan? Yaitu yang berasal dari urusan-urusan
yang tidak jujur dalam bisnis, neraca, palsu, batu timbangan tipu (ay. 11),
penindasan terhadap orang miskin oleh orang kaya, berkata dusta dan penipu (ay. 12 (Yak. 4:1-12).
Inilah cerita kuno tentang kondisi sosial, keuangan, dan moral yang korup -
meskipun ada berbagai peringatan Tuhan. Karena itulah maka kebinasaan terjadi.
(Ay 10-13)
TUHAN tidak
sewenang-wenang dalam hukuman-hukuman-Nya. Hukuman-hukuman itu adalah akibat
wajar dari dosa, yaitu: (1) kelaparan (harafiahnya perutmu tetap mengamuk artinya "rasa bergejolak dalam perut
disebabkan oleh kekurangan makanan" (ay. 14);
(2) membanting tulang, tanpa kuasa untuk mengumpulkan harta, yang seandainya
terkumpul, akan diserahkan kepada pedang; dan (3) kebinasaan. Seandainya saja
bangsa Israel hidup dengan cermat mengikuti syarat-syarat TUHAN sama seperti
cara mereka mengikuti kefasikan Omri dan Ahab! (ay. 16; I Raj. 16-22).
Dalam kefasikan mereka yang terus-menerus, mereka masuk ke dalam berbagai
tujuan dari hukuman TUHAN. DIA bahkan mengendalikan dosa untuk mencapai
berbagai tujuan-Nya sendiri demi kemuliaan-Nya. (Ay 14-16)
PASAL 7:1-6 : KEMEROSOTAN
AKHLAK ISRAEL
Pasal penutup ini melengkapi tuntutan hukum TUHAN terhadap
Israel yang dimulai pada pasal 6.
Bagian ini terpecah pemikirannya, yang menggambarkan sedalam apa emosi Mikha
ketika menyuarakan jawaban bangsa itu - pengakuan dosa serta ratapan mereka.
Ayt 1-4
menyatakan Berkat berkat TUHAN yang digambarkan dengan panen buah telah
lewat dari Israel, seru Mikha, dan bangsa itu sekarang miskin, akan manusia
yang bermoral dan norma-norma moral. Perhatikan paralel antara orang saleh dengan buah anggur dan orang jujur dengan buah ara (ay. 1, 2).
Manusia dengan moral seperti itu tidak ada, mereka hilang begitu saja. Semua
manusia haus darah, bahkan melawan saudara mereka sendiri. Pemuka terus-menerus
menuntut ketidakadilan; hakim selalu siap untuk disuap (Ibr.
"membayar," seperti dalam perdagangan); dan pembesar memberi
keputusan sekehendaknya.
Mereka putar balikkan (ay. 3)
menjadi kenyataan yang mengerikan. Pengintai-pengintai (ay. 4),
yaitu, nabi-nabi sejati (Yes. 62:6; Yeh. 3:16 ). Hari para pengintai Israel adalah
hari penghukuman TUHAN. Ay 5-6 Menjelaskan Masyarakat hancur sampai ke akarnya;
ya, musuh-musuh seorang manusia adalah orang-orang dari dalam rumah tangganya
sendiri. Kecurigaan, ketidakpercayaan, dan permusuhan berlaku. Dengan
mempertimbangkan dunia modern, sifat manusia hampir tidak berubah (Mat. 10:34)
AYAT 7-13 :PENGHARAPAN BARU BAGI SION
Bangsa yang melanggar digambarkan
sedang berbalik kepada satu-satunya sumber pengharapan Tetapi aku (jiwaku) ini akan menunggu-nunggu TUHAN. Sebab Allahku akan mendengarkan, "memperhatikan dan
melepaskan." (Ay 7). Aku akan bangun pula. Musuh, bahkan bangsa Asyur,
diperingatkan untuk tidak bersukacita, sebab TUHAN akan bersinar dalam
kegelapan bagi orang-orang yang menunggu-nunggu Dia (Ay 8). Kemarahan (harafiahnya. amarah yang mendidih).
Bangsa ini bersedia menanggung
kemarahan Tuhan sebab dia menyadari akan dosanya. Di sinilah pertobatan yang
sesungguhnya, dan juga iman bahwa TUHAN sendiri akan membereskan perkara itu
(dosa) dan si orang berdosa akan dibawa menuju terang, supaya ia melihat dan
hidup dalam keadilan-Nya. Musuh Israel akan melihat dan dengan malu ia akan
menutupi mukanya; yang lebih parah, ia akan menanggung hukuman. Seperti itulah
akhir bagi orang-orang yang mencemooh TUHAN (Ay 9-10)
Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan
dibangun kembali. Inilah
kemakmuran, pembangunan dan perluasan perbatasan Israel. Apakah ini meramalkan
perluasan Injil? Israel (barangkali Israel rohani) akan merupakan pusat atau
tempat berkumpul, dan orang-orang akan datang kepadanya dari tempat-tempat jauh
oleh karena berkat TUHAN atasnya, yang diinginkan juga oleh mereka. Atau,
apakah pendatang ini barangkali adalah bani Israel sendiri yang terserak? Namun
penghakiman sebagai akibat perbuatan mereka akan datang sebelum berkat. (Ay 11-13)
AYAT 114-20 : DOA MINTA TINDAKAN
DAN BELAS KASIHAN ALLAH
Dalam bagian ini Mikha berdoa supaya TUHAN, sang Gembala,
seperti pada masa gemilang dahulu, akan memberi makan dan memimpin umat-Nya,
yang sekarang diam dengan aman dalam hutan. Jawabannya adalah janji akan
pertolongan yang ajaib, sama seperti keluarnya bangsa ini dari Mesir. Teror
akan merupakan ciri khas bangsa-bangsa penyembah berhala dengan hadirnya
berbagai manifestasi kuasa Allah ini, dan mereka akan menyerahkan diri
kepada-Nya dalam takut dan hormat. Betapa berbeda dengan bualan dan keangkuhan
mereka ketika mereka mencela umat TUHAN (Hos. 11:10).
Nabi mengawali pujian bagi Allah ini dengan sebuah permainan
nama, Siapakah Allah seperti Engkau? (lih.
Pendahuluan, Judul), dan
dengan pujian syukur, dia muncul dengan gambaran yang tiada tandingannya
mengenai TUHAN ini.
Dia mengampuni (Ibr. mengangkat atau menanggung
dosa orang lain, dalam arti
mengampuni) dosa (Ibr. tidak lurus) dan memaafkan(melupakan; Ams. 19:11) pelanggaran (Ibr. pemberontakan). Kasih setia
adalah sifat aktif dari belas kasihan-Nya.
Dia menyayangi dengan
lembut, bahkan seperti seorang ibu terhadap bayinya, dan akan melemparkan ke dalam tubir-tubir laut segala
dosakita
Dia
akan menggenapi perjanjian yang diberikan-Nya kepada Yakub dan Abraham (Gal. 3:29).
Siapa
lagi yang adalah atau yang dapat merupakan Allah seperti itu? Betapa luar
biasanya Dia memenuhi dan memuaskan segala kebutuhan manusia! Jadi, beberapa
kata terakhir yang kita dengar dari mulut Mikha adalah kata-kata dari pujian
yang sangat indah bagi Allah ini. Pujian bagi Allah seperti itu hanya bisa ada
karena imannya kepada Allah. Allah bersumpah, dan Dia akan menepati sumpah-Nya
(Ibr. 6:18-20).
BAB III
KESIMPULAN
Isi dari kitab
ini sama dengan tema yang tercantum di dalamnya yaitu, nubuatan tentang hukuman
yang akan dilakukan Allah karena bangsa Isreal tidak taat kepada Allah dan
tentang keselamatan di dalam Mesias yang telah dijanjikan Allah untuk melepaskan
bangsa Israel dari hukumannya. Kitab ini
mengajarkan bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan akan mendatangkan hukuman
bagi orang yang melanggarnya, namun Allah tidak akan membiarkan begitu saj
orang yang menjalani hukuman, melainkan Ia juga menyediakan pengampunan dan
keselamatan bagi orang yang mau merendahkan dirinya dihadapan Allah. Bagian-bagian
yang menarik untuk diperhatikan dalam buku ini ialah: gambaran tentang
kedamaian di seluruh bumi di bawah pimpinan Tuhan (Mikha 4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (Mikha 5:2-4); dan, dalam satu ayat (Mikha 6:8), ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut Tuhan dari kita ialah supaya
kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup
bersatu dengan Tuhan kita."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar