1.
Kitab Mazmur
A. Yang dimaksud
dengan “terjagalah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan?” dalam Mazmur 44:24-27
adalah :
Dalam Mazmur 44 ini mencari jawaban
sesudah mengalami kekalahan militer secara nasional. Masalah yang muncul
adalah: jika raja dan rakyatnya sudah setia pada perjanjian (Mazmur 44:18-22),
lalu mengapa Allah tidak setia kepada janji-Nya untuk memerdekakan dan membela?
banyak orang berpikir mereka menerima hukuman oleh Allah atas dosa dan kesalahan.
banyak orang berpikir mereka menerima hukuman oleh Allah atas dosa dan kesalahan.
Puncak kekesalan Daud diungkapkan pada
ayat yang 23 "Oleh karena Engkau
kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari" . Jadi, mazmur ini
mengontraskan kejayaan masa silam (ayat 2-9) dengan bencana yang sedang terjadi
(ayat 10-17). Allah kelihatannya tidak menyertai bala tentara Israel (ayat 10)
saat mereka pergi berperang. Kekalahan Israel membuat mereka menjadi celaan dan
hinaan para musuh mereka (ayat 14-15). Semua ini telah terjadi sekalipun Israel
tidak lupa akan Allah (ayat 18-19); namun Allah telah memurukkan mereka dengan
kekalahan yang hina (ayat 20).
Di balik segala noda dan aib ini,
doa dan pengharapan mereka tetap terpusat pada Tuhan (ayat 24-27). Doa ini
dikalimatkan dalam istilah militer. Doa tersebut untuk memperoleh pertolongan
ilahi dalam krisis yang mungkin tetap berlanjut walaupun mereka telah kalah
perang. Mungkin pertempuran yang sama tetap berlanjut. "Bersiaplah
menolong kami" (Mazmur 44:27), seru mereka dalam mazmur ini. Namun kata
terakhir dari mazmur ini merupakan keyakinan bahwa Allah pasti menolong mereka
oleh karena kasih setia-Nya - kata anugerah ini muncul dalam Perjanjian Lama
lebih dari dua ratus lima puluh kali dan berbicara tentang kasih, kebaikan
kasih, belas kasihan dan anugerah Allah yang tak ternilai (ayat 27).
Oleh sebab itu, mazmur ini tidak
bertentangan dengan mazmur yang meyakinkan kita bahwa Allah kita tak pernah
terlelap atau pun tertidur. Allah tidak demikian! Bahwa adakalanya Allah
menunda hukuman-Nya dan memperpanjang toleransi yang kelihatannya tak beralasan
kepada orang fasik dan kejahatan mereka menunjukkan secara dangkal bahwa Allah
terlelap dan perlu dibangunkan. Namun kesabaran ilahi dan belas kasihan seperti
itu tak boleh dirancukan dengan ketidak-acuhan atau ketidaksadaran di
pihak-Nya. Selanjutnya, sebagaimana sudah kami kemukakan, pengertiannya
bukanlah merupakan pengertian keletihan atau terlelap, melainkan pengertian
seruan kepada Allah agar berjalan maju dengan pasukan yang bersemangat untuk
membela nama dan kerajaan-Nya yang kudus.
B. Yang dimaksud
dengan “manusia boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan” dalam Mazmur 49:13,21 adalah
Bagian ini diulangi sebanyak 2 kali
dalam satu pasal. Kelihatannya, pemazmur sedang berada di tengah-tengah situasi
pekuburan. Dalam keputusasaan seperti itu/ terlalu mudah untuk membandingkan
situasi keputusasaan seseorang dengan keberhasilan yang mewah dari orang fasik.
Sesungguhnya, kekayaan seseorang tak sanggup menebus pribadinya, keluarga atau
harta bendanya; yang fana tak bisa membayarkan tebusan bagi diri mereka sendiri
(ayat 8-9). Jika orang fasik yang kaya tersebut mati, apapun harus
ditinggalkannya. Bertolak dari latar belakang inilah, dan hanya pada dasar
perbandingan inilah, kita diperingatkan bahwa "manusia tidak dapat
bertahan" (ayat 12
Percaya pada diri seseorang atau
kekayaan adalah kebodohan besar. Ada dua rasa takut yang mungkin ditemukan
dalam mazmur ini: yaitu rasa takut akan musuh dalam masa-masa penganiayaan
(49:6) dan rasa khawatir atas manfaat dari harta benda menjelang kematian (ayat
17-20). Tetapi tetap ada pengharapan pada ayat 16 yang merupakan kebenaran yang paling
meyakinkan dalam mazmur ini: "Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku
[secara harfiah, jiwaku] dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan
menarik aku." Ada kontras yang tajam dimulai ayat 15, tetapi dijawab oleh
ayat 16. Kita telah mengontraskan orang
percaya yang takut akan Allah dengan orang tidak percaya tak takut apapun
karena ia mempunyai segala kuasa yang bisa dibeli dengan uang? Jika demikian,
Anda bertanya, mengapa orang kaya dibandingkan dengan hewan yang dibinasakan??
Jawabannya, mereka yang berkedudukan
terhormat dan kaya bisa menjadi kasar dan tidak berperikemanusiaan dalam
pemikiran dan kehidupan mereka sehingga mereka boleh dijadikan sama dengan
binatang. Mereka "tidak mempunyai pengertian" (ayat 21). Untuk alasan
inilah mazmur ini berseru kepada "bangsa-bangsa sekalian" untuk
"pasang telinga" (ayat 1) dan untuk mencari "pengertian"
(ayat 4) tentunya jika mereka tidak berharap seperti binatang dan kejam tanpa
pengertian. Dalam kematian, mereka juga akan seperti binatang: mereka akan
binasa.
Dalam hal ini kita dapat belajar bahwa :
Janganlah percaya pada diri Anda sendiri atau kekayaan untuk menyelamatkan Anda
atau untuk memberikan hidup kekal; hanya Allah yang sanggup menebus Anda dari
kubur dan mengambil Anda kepada diri-Nya sendiri! Mazmur ini menekankan betapa
sia-sianya mengandalkan kekayaan dan sifat sementara dari segala sesuatu yang
bisa ditawarkan dunia ini. Pemazmur menyatakan bahwa orang yang hidupnya
terdiri atas harta berlimpah-limpah dan kesenangan dan kemasyhuran duniawi (Mat 6:19-21; Luk 12:15), dan bukan mencari Allah dan
kerajaan-Nya, akan musnah (ayat Mazm 49:13-15,17-18); pada pihak lain,
orang yang hidup bagi Allah akan dibebaskan dari dunia orang mati (ayat Mazm 49:16).
C. Yang dimaksud
dengan “tidak pernah kulihat orang benar kutinggalkan” dalam Mazmur 37:25-26 adalah
Kita akan mempertanyakan ayat ini
disaat kita mengalami masalah dalam kehidupan kita, apakah masih relevan
alkitab kita dengan keadaan realita kehidupan kita ini???. Namun disini Daud
menyatakan memang benar orang benar mungkin adakalanya tak berdaya, dianiaya, dan
miskin. Tetapi Daud lebih focus kepada hidup orang benar bahwa tak ditunjukkan dari bagian manapun
bahwa orang benar mengalami kekeringan dan kemelaratan yang
berkesinambungan.
Dalam kehidupan Daud sendiripun Daud
sendiri punya banyak kesempatan untuk bersungut-sungut bahwa Allah telah
melupakannya. Misalnya, ia pernah meminta roti pada Nabal yang kaya. Itu
sebabnya, penting untuk dicatat bahwa Daud dengan cermat mengatur pernyataannya
dalam konteks rentang waktu hidup yang panjang, sebab ia pernah muda dan kini
ia sudah jauh lebih tua. Maka, apa yang nampaknya seperti kekeringan yang
berkesinambungan bagi mereka yang melihat hidup jangka pendek sesungguhnya
hanya suatu tahap yang harus dilalui. Kepercayaan penuh kepada Allah akan
membuktikan yang sebaliknya tatkala hidup dilihat dari sudut pandang-Nya.
Kitab Mazmur ini dirancang untuk
mengatasi pencobaan yang menyerang siapa saja dalam keadaan-keadaan yang
menakutkan. Isinya mengontraskan apa yang bertahan sampai akhir dengan yang
sementara. Namun, ini bukan berarti bahwa Allah juga tak pernah memberikan,
dengan ukuran tertentu, kelegaan pada masa kehidupan yang sekarang ini.
Sebagaimana yang kelak diajarkan oleh Tuhan kita, banyak kesesuaiannya dengan
perasaan-perasaan yang diungkapkan di sini, mereka yang terlebih dahulu mencari
Kerajaan Allah akan mendapatkan segala hal lain yang diberikan kepada mereka sesuai
dengan kebutuhan mereka. Bahkan, Tuhan kita mengajar kita untuk meminta makanan
kita setiap hari. Jadi apa yang merupakan perintah juga merupakan janji. Ia
mengundang kita berdoa bagi apa yang ingin Ia berikan kepada kita.
Bahkan Tuhan juga berjanji untuk
kita tidak kuatir karena Dia akan mencukupkan segala kebutuhan kita, disaat
hidup kita benar dimata Tuhan.
2. Kitab Amsal
A. Cara mengatasi kesombongan dalam Amsal 27:1-2,
Amsal 29:23 adalah
1. Tidak memuji
diri ( Amsal 27:1)
Disaat
mulai memuji diri sendiri, berarti kita sudah mulai sombong dan menganggap kita
hebat bahkan mungkin lebih hebat dari Tuhan.
2. Menyatakan
hanya Tuhan yang Maha Tahu ( Amsal 27:1)
Dalam
ayat ini menyatakan bahwa hanya Tuhan yang mengetahui apa yang akan terjadi di
setiap hari dalam kehidupan kita. disaat kita menyadari hal itu maka kita tidak
akan menjadi sombong.
3. Mengasihi
orang lain (Amsal 27:2)
Dalam
ayat ini menunjukkan bahwa kita harus menjalin hubungan dengan orang lain,
disaat orang lain mengetahui siapa kita maka mereka sendiri yang akan melihat
kita, apakah kita layak untuk dihargaui atau tidak.
4. Rendah hati (Amsal
29:23)
Disaat
hidup kita dilihat orang lain tidah sombong dan menganggap orang lain lebih
dari kita maka orang lain itu yang akan memuji kita.
B. Menurut Amsal 30:5-9
Yang
menjadi perisai seseorang didalam kehidupannya adalah Firman Allah sehingga
jangan sampai menambahi atau menguranginya supaya jangan ditegur Tuhan.
Hidup yang baik adalah :
- Hidup
menurut akan Firman Allah yang murni (Amasal 30:5)
- Jangan
menambahi atau mengurangi Firman Allah (Amasal 30:)
- Hidup
dalam kecurangan (Amasal 30:8)
- Hidup
dalam kebohongan(Amasal 30:8)
- Hidup
dalam ucapan syukur (Amasal 30:8)
- Jangan
menyangkal nama Tuhan (Amasal 30:9)
- Jangan
mencemarkan nama Tuhan (Amasal 30:9)
C. Tabiat seorang isteri yang baik adalah
1. Dapat dipercaya (Amsal 31:11)
Hati suaminya percaya kepadanya dan Istri
yang berbahagia adalah istri yang dipercayai sepenuhnya oleh suami.
2. Berbuat baik kepada suami dan keluarga (Amsal 31:12-15)
Rajin mengurus suami dan keluarga,
makanan selalu disediakan pada waktunya, rumah tangga diatur sebaik-baiknya,
perabot2 tidak ada yang kotor berdebu, anak2 terurus dengan baik tidak ada yang
terlantar. Ini dilakukan dalam kondisi suka dan duka.
3. Suka bekerja keras (tidak pemalas) (Amsal 31:16-19)Tangan selalu terampil dalam mengerjakan segala sesuatu, baik di kebun ataupun di rumah.
4. Belas kasihan bagi mereka yang mengalami kekurangan (ayat Ams 31: 20)
Seorang istri yang selalu juga memperhatikan orang lain
5. Murah hati (Amsal 31:20)
Seorang istri yang murah hati akan
memperhatikan orang-orang yang ada disekitarnya, tidak hanya mementingkan
kepentingannya atau keluarganya saja. Suka mengulurkan tangan kepada
orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Seorang istri yang suka memberi
adalah seorang istri yang tahu membuka sumber berkat bagi keluarganya. Dia
mengerti betul hukum yang mengatakan ”berilah maka kamu akan diberi”. Sebab
dengan memberi berarti dia membuka tingkap2 langit sehingga Allah dapat
mencurahkan berkat dengan berkelimpahan. Seorang istri yang tidak suka berbuat
demikian bahkan melarang suaminya memberi bagi Tuhan atau kepada orang lain
berarti belum dapat mengelola berkat Tuhan.
6. Lemah lembut (Amsal 31:26)
Seorang istri dan ibu harus menjaga
perkataannya, menjadi pencipta suasana lemah lembut dan kasih sayang dirumah,
memberi nasehat dengan sabar maka keluarga akan betah tinggal dirumah
7. Berhikmat (Amsal 31:26)
seorang istri tidak akan membuka
mulutnya dengan sembarangan, dia tidak ingin kata-katanya keluar dengan sia-sia,
perkataannya tidak melukai orang, tetapi hendaknya membangun dan menghibur
8. Kesetiaan dan kasih kepada keluarga mereka (ayat Ams 31:27).
9. Saleh atau takut akan Tuhan
(Amsal 31:30)
seorang istri mempunyai nilai yang
tinggi adalah kesalehannya, ayat tersebut dengan tegas mengatakan bahwa
kecantikan tubuh bukanlah ukuran bagi istri yang tinggi nilainya.
Banyak wanita ingin dipuji
kecantikannya sehingga berusaha merombak wajahnya agar kelihatan cantik. Anda
tidak perlu mengubah wajah anda, syukuri apa yang sudah diberikan Tuhan,
hiduplah saleh dihadapan Tuhan (I Petrus 3:3,4)
3. Kitab Pengkotbah
A. Yang dimaksud
dengan “nasib manusia sama dengan nasib binatang” dalam Pengkotbah 3:19-21
adalah
Ayat ini merupakan salah satu ayat
yang sulit untuk dijelaskan, tetapi kita aka mencoba untuk menjelaskannya
menurut hikmat Tuhan. Yang menjadi sorotan utama adalah kata yang dimunculkan
teks ini. Istilah nasib adalah terjemahan yang berlebihan. Istilah yang muncul
di sini hanya istilah kejadian.
Jadi, tak ada pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk memberikan kemungkinan
nasib baik atau buruk. Itu semata-mata fakta bahwa satu kejadian, satu
peristiwa-sebut saja, kematian, mengambil alih segalanya dari kefanaan. Hal ini
menegaskan bahwa "semuanya pergi ke tempat yang sama". Namun tempat
yang dimaksudkan di sini bukanlah suatu keadaan yang terlupakan atau
ketiadaberadaan; melainkan suatu kuburan.
Sungguh, baik manusia maupun binatang terbuat dari debu dan itu sebabnya kepada
debu itu mereka akan kembali. Dalam pengertian tersebut, jika yang satu mati,
demikian pula yang lainnya. Kematian tidak memandang manusia atau pun binatang!
Dalam ayat 21 bahasa Ibrani, menyatakan
bahwa "nafas manusia naik ke atas, dan nafas binatang turun ke bawah
bumi." Kata kerja naik ke atas dan turun ke bawah adalah partisip aktif
dengan tanda dari kata sandangnya. Tak ada perlunya mengatakan bahwa bahasa
Ibrani menyalahtafsirkan kata sandang dengan pembacaan yang agak berbeda untuk
kata tanya. Konsep bahwa manusia bisa dan memang hidup sesudah kematian sudah
sama tuanya dengan Henokh sendiri. Orang itu, yang tercatat dalam Kejadian
5:24, masuk ke dalam status kekal bersama dengan tubuhnya! Demikian juga, patriakh
Ayub tahu bahwa manusia akan hidup kembali jika ia mati, sama seperti sebatang
pohon adakalanya akan memunculkan tunas sesudah pohon tersebut juga ditebang
(Ayub 14:7, 14).
Kita tak perlu terlalu menekankan
pernyataan siapakah yang mengetahui, seakan-akan bacaan tersebut memberi kita
suatu pertanyaan yang tak berjawaban. Pernyataan tersebut merupakan pendapat
retorik yang menghimbau kita untuk ingat bahwa Allahlah yang tahu perbedaan
antara manusia dengan binatang, dan bahwa nafas atau sosok berjiwa yang satu
adalah kekal sifatnya (dan itu sebabnya "naik" kepada Allah)
sedangkan nafas yang lain bersifat fana (dan itu sebabnya "turun" ke
kuburan sama seperti daging yang lebur menjadi debu).
B. Yang dimaksud dengan “janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat” dalam Pengkotbah 7:16-18 adalah
B. Yang dimaksud dengan “janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat” dalam Pengkotbah 7:16-18 adalah
Disini seolah olah penulis
menganjurkan kea rah yang kurang baik, oleh sebab itu kita akan melihat apa
yang dimaksudkan oleh penulis. si penulis menyebut dirinya sendiri, bukan
memperingatkan mereka yang baik-baik saja atau yang terlalu saleh atau terlalu
teguh dalam iman mereka. Ada bahaya yang sangat berbeda dalarn benak si
penulis. Oleh sebab itu kita belajar untuk
mengenal diri sendiri. Apabila tidak makabBahayanya adalah masing-masing
orang bisa menipu diri sendiri melalui keanekaragaman perilaku agamawi palsu
yang tak ada artinya dalam realita selain keinginan untuk pamer diri dalam
perilaku penyembahan dan berdalih pelayanan kepada Allah.
Kita teliti dijumpai dalam kata
kerja kedua dari ayat 16, yaitu berhikmat. Bentuk ini harus diartikan secara
refleksif (bersifat mencerminkan) sesuai dengan bentuk kata kerja dalam bahasa
Ibrani, yaitu merasa diri diperlengkapi dengan hikmat. Dengan demikian,
masalahnya sama dengan bacaan terkenal dalarn Amsal 3:7 yang berbunyi,
"Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak". Jadi masalahnya
bukan kasus terlalu saleh atau berhikmat; sebaliknya, ini adalah masalah
penipuan diri dan Masalah memiliki super ego yang membutuhkan tambahan
kerendahan hati dengan dosis tinggi. Jika manusia menjadi terlalu suci, terlalu
benar dan terlalu berhikmat dalarn pandangan mereka sendiri, maka mereka
menjadi terlalu suci dan terlalu berhikmat bagi setiap orang, yang tentu saja
bukan dalam kenyataan; melainkan dalarn penilaian diri mereka sendiri! Kita
bandingkan dengan penafsiran ini benar bisa diuji melalui perbandingan
kontekstual dengan ayat 18. Adalah baik, desak Salomo, bahwa wanita dan pria
berpegang pada "yang satu" (yaitu, hikmat sejati, yang berasal dari
rasa takut akan Allah dan bukan yang berasal dari bualan sendiri), daripada
berpegang pada "yang lain" (yaitu, gagasan orang-orang bodoh). Pada
akhirnya, hanya manusia yang takut akan Allah yang akan dibebaskan dari kedua
ekstrim ini, kata ayat 18. Itulah yang melindungi umat Allah dari perbuatan
yang tidak-tidak. Bukan gagasan manusia, bukan pula kebajikan yang disombongkan
akan berfungsi dengan baik sebagai pemandu atau sebagai penyamaran untuk
menyelubungi kebutuhan hati yang sebenarnya. Hikmat sejati hanya bisa
didapatkan kalau manusia takut akan Allah.
Jadi, Pengkhotbah bukan membicarakan
sesuatu yang tak bermoral; sebaliknya, ia adalah musuh kesalehan palsu dan juga
sebagai penyingkap kesombongan-kesombongan palsu atas hikmat.
C. Dasar dari kebahagian seseorang dalam Pengkotbah 8:12-13 adalah
C. Dasar dari kebahagian seseorang dalam Pengkotbah 8:12-13 adalah
Hanya
satu jawaban yang disebutkan di dalam ayat-ayat ini yang merupakan kunci
kebahagiaan adalah takut akan Allah,
karena disaat kita takut akan Allah maka penyertaan Allah akan selalu ada dalam
kehidupan kita dan tidak menjadikan kita seperti orang fasik.
4. Kitab kidung Agung
A. Cara mempelai pria memandang mempelai perempuan
di dalam Kidung Agung 1:14 adalah
Disini mempelai pria memuji muji
mempelai wanita dengan menyamakan bahwa mempelai perempuan itu menyenangkan dan karakteristik
yang menarik yang seperti Diantaranya ia berdiri keluar seperti sekelompok indah
bunga di sebuah oasis padang pasir di En Gedi adalah sebuah
oase di pantai barat Laut Mati. Sebelumnya David telah melarikan diri ke En Gedi
saat melarikan diri dari Saul (1 Sam 23:29, 24:1).
Yang adalah Wangi-wangian yang mahal dan jarang terdapat (narwastu, mur, bunga pacar) mengibaratkan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan itu, Bunga pacar menghasilkan celupan berwarna jingga dan memiliki bau yang menyenangkan.
Yang adalah Wangi-wangian yang mahal dan jarang terdapat (narwastu, mur, bunga pacar) mengibaratkan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan itu, Bunga pacar menghasilkan celupan berwarna jingga dan memiliki bau yang menyenangkan.
Jadi disini mempelai pria
menggambarkan bahwa mempelai wanita itu nilainya lebih di banding yang lain,
memiliki kelebihan dan itu diungkapkan dalam sebuah pujian yang sangat berarti
dan menyenangkannya.
B. Cara saya memandang kekasih saya adalah
Dari penjelasan diatas, maka saya
akan belajar utnuk memandang kekasih saya dengan memuji apa yang dia miliki dan
menyatakan bahwa dia memang pilihan saya maka tidak ada kata kata yang malah
membuat dia jadi merasa minder atau direndahkan. Tetapi malah membuat dia akan
semakin percaya diri bahwa dia adalah ciptaan Tuhan yang indah.
C. Nilai cinta menurut saya adalah
Menurut saya cinta
adalah dianggap sebagai kekuatan universal, prinsip unsur dari semua makhluk yang
benar, mampu mengatasi musuh abadi manusia yaitu Kematian. Dan menghasilkan
rasa "Cemburu" di sini istilah lain untuk "cinta,"
mengekspresikan kekuatan tak terhindarkan dan semangat kasih sayang ini. Bahkan
cinta ini dapat membuat kita bersemangat untuk melakukan apapun, khususnya
berkenaan dengan apa yang kita cintai. Dan tidak ada yang dapat menghentikannya.
Kasih-cinta tidak dapat dibeli oleh semua harta.
D. Pelajaran Rohani dari mempelajari Kitab Kidung
Agung adalah
Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa cinta yang
terbaik adalah cinta yang didasarkan pada kepercayaan yang penuh terhadap
kekasihnya.
Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa
pernikahan merupakan anugerah daripada Allah. Bagi seorang wanita yang percaya kepada Allah, ia mempunyai nilai yang
tinggi, tidak memandang ia itu oran desa atau kesederhanaannya. Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa
kebahagiaan dari cinta hanya dapat ditemukan/dialami kalau terjadi cinta
segitiga, yaitu antara suami, istri, dan Tuhan.
Kitab
Kidung Agung juga merupakan gambaran persetujuan Allah yang indah tentang
hubungan suami isteri karena pernikahan adalah lembaga awal yang dibentuk Allah
untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. Dikitab ini Tuhan menunjukkan
baahwa hubungan suami isteri adalah hubungan yang suci dan tidak kotor. Kita
melihat bagaimana sifat-sifat dari kedua pribadi yang murni dan moralnya
terpuji dan kesetiaan sebelum dan sesudah pernikahan sangat dihormati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar