Kamis, 20 Februari 2014

GAP TEORI

BAB I
PENDAHULUAN
Selama ini yang seringkali menjadi perdebatan adalah mengenai masa dan obyek penciptaan. Ada penafsiran yang bertolak dari eksegesis Alkitab dan memberikan kesimpulan bahwa dalam Kejadian 1, Allah menciptakan hal-hal baru dalam waktu enam hari, dan antara Kejadian 1:1 dengan 1:2 tidak terdapat rentangan waktu. Pandangan lain mengatakan bahwa dalam Kejadian 1, khususnya mulai ayat kedua, merupakan penciptaan ulang dari Kejadian 1:1. Allah menciptakan dengan sempurna yang kemudian dirusak kembali dalam penghukuman karena pemberontakan Iblis. 
 Pandangan ini juga menyimpulkan bahwa antara ayat pertama dan kedua dari Kejadian 1, terdapat suatu rentang waktu yang sangat panjang. Konsep ini disebut Teori Kesenjangan (Gap Theory).  Konsep ini menempatkan jeda waktu yang tidak ditentukan antara dua ayat pertama dari Kejadian pasal 1 . Celah inilah yang telah digunakan untuk mencoba menyelaraskan Alkitab dengan cacatan geologi, yakni umur bumi sudah jutaan tahun lamanya.  Pandangan ini memiliki kerancuan karena menggunakan metode eisegesis  berdasarkan pada sains. Padahal prinsip semacam ini bukanlah prinsip eksegesis yang benar.











BAB II
LATAR BELAKANG
Teori Gap pertama kali diusulkan oleh Thomas Chalmer (1780 – 1847), seorang teolog dan ketua dari Free Church di Skotlandia pada awal abad kesembilan belas. Teori ini kemudian dikembangkan oleh George H.Pember melalui bukunya yang berjudul Earth’s Earliest Ages yang diterbitkan pertama kali tahun 1876.  Selama periode ini para ilmuwan mulai mengajarkan bahwa usia bumi itu milyaran tahun. Ditujukkan sebagai tanggapan terhadap komunitas ilmiah, Chalmers berteori "celah" dalam waktu antara Kejadian 1:1 dan Kejadian 1:2.  Dalam perkembangannya teori ini juga mendapat dukungan bukan hanya dari para ilmuwan saja, melainkan dari kalangan teolog Kristen. Ini merupakan bukti bahwa teori ini sudah mendapat tempat dalam pemikiran orang-orang Kristen masa itu.
(Kejatuhan Lucifer )Antara Kejadian 1:1-2 terdapat suatu jarak yang tidak diketahui berapa lama. Artinya bahwa dari Kejadian 1:1 tidak langsung kepada Kejadian 1:2. Semula dunia ini indah dan sempurna sesuai yang dicatat dalam ayat 1. Tetapi ada satu peristiwa yaitu dalam ayat 2 dimana bumi tiba-tiba menjadi kacau balau. Peristiwa ini adalah jatuhnya seorang malaikat Allah yang bernama Lucifer karena ia melawan Allah, Yesaya 14:10-14.  Teori ini menjelaskan pemberontakan dan pembuangan Iblis ke Bumi. Percaya Lucifer jatuh ke dalam dosa (Yesaya 14:12-14) dan untuk pertama kalinya memasuki dosa alam semesta. Acara ini seharusnya berlangsung selama GAP (antara Kej 1:1 dan 1:2).[1]





BAB III
PANDANGAN ALKITAB MENGENAI GAP TEORY
Pemahaman Eksegetikal Tentang “Haytah Tohu Wabohu” dalam Kej 1 : 1-2
Kata haytah berasal dari akar kata hayah yang penggunaannya mengacu pada kelanjutan dari suatu keadaan. Dalam penerjemahannya kata ini diterjemahkan dalam dua kasus, bentuk definisi yaitu “menjadi” dan sebagai kata kerja bantu yaitu “adalah”. Kata ini memang bisa diterjemahkan “menjadi” ( bdg, Kejadian 3:22 “manusia itu telah menjadi sama seperti kita”. Tetapi dalam konteks Kejadian 1:1-2, kata ini jelas merujuk pada kata adalah.
Seandainya ayat 2 adalah kelanjutan dari bentuk perfect ( bara ), artinya menciptakan pada ayat 1, seharusnya konstruksi kalimat yang dipakai di ayat 2 berbentuk waw consecutive + imperfect. Dalam circumstantial clause ( frase yang menunjukkan suatu keadaan ), bentuk perfect kata hayah seringkali menunjukkan keadaan statis yang diartikan “adalah”. Sebagai contohnya di dalam Kejadian 3:1 “ular adalah lebih cerdik…”.
Jadi untuk kata haytah pada ayat ini, diartikan dengan adalah berdasarkan struktur tata bahasanya dan maksud kalimat tersebut untuk memberikan penjelasan mengenai keadaan bumi yang belum disempurnakan oleh Allah.
Makna yang sederhana dan langsung dari Kejadian 1:1-2 adalah bahwa ketika Allah menciptakan bumi awal itu awalnya berbentuk, kosong, dan gelap, dan Roh Allah ada di atas perairan. Melalui energi kreatif-Nya bahwa dunia itu kemudian semakin "dibentuk dan diisi" selama enam hari penciptaan. Pertimbangkan analogi dari seorang penjunan yang sedang membuat vas bunga. Hal pertama yang dilakukannya adalah mendapatkan pola dari tanah liat. Apa yang telah ia rancangkan adalah baik, tetapi belum terbentuk. Selanjutnya, ia mulai membentuk vas bunga dengan menggunakan roda tembikarnya. Kemudian akan dikeringkan, menerapkan glasir, dan dibakar. Setelah itu siap untuk diisi dengan bunga-bunga dan air. Semua urutan ini tidak ada salah satu tahapan yang dianggap jahat atau buruk. Itu hanya belum selesai terbentuk dan terisi. Ketika akhirnya dibentuk dan diisi, itu bisa digambarkan sebagai "sangat baik."[2]
Yesaya 14:10-14 Apakah ini berbicara tentang kejatuhan Iblis ? Kurang pasti. Mengingat kitab Yesaya lebih berbentuk puisi, maka dalam menafsirkannya juga lebih baik ditinjau dari makna puisi. Khususnya di dalam Yesaya 14:10-14 adalah sedang menceritakan “Bagaimana engkau sudah jatuh dari langit”. Ini adalah perbandingan raja yang bermegah dengan bintang yang indah. Dia sekarang dipamerkan setelah jatuh dari tempatnya di timur di bumi, Kemuliaannya ini redup, kecerdasannya dipadamkan. Ayat 12 nama Lucifer adalah kata bahasa latin untuk “Bintang Timur.” Juga, itu berarti bintang Jauhari atau Zohrah. Nama itu cocok dengan Kerajaan Babel karena Babel senang dengan ilmu nujum perbintangan. Karena ada kesamaan dengan Lukas 10:18 & Why 9:1 kata itu dipakai untuk nama Iblis. Selain itu Yeh 28:12-19 juga berbicara tentang kejatuhan Iblis.[3]
Alkitab mengindikasikan ada 2 kelompok dari Malaikat yang jatuh. Satu kelompok adalah iblis yang bebas dan aktif dalam dunia. Kelompok yang lain adalah iblis yang diikat dalam kurungan di tartarus ( diterjemahkan “neraka” di II Ptr 2:4 ). Yudas ayat 6 menunjuk pada pengurungan yang sama. Kelompok yang dari malaikat yang jatuh tetap dikurung dalam jurang yang dalam ( Luk 8:31 ; Why 9:2 ). Mereka kelihatannya terlalu tercemar dan berbahaya untuk diizinkan mengaum di atas bumi. Wahyu pasal 9 mengindikasikan iblis-iblis ini akan dibebaskan dari kurungan mereka selama Tribulasi untuk menyerang orang yang tidak memiliki meterai Allah di dahinya ( Why 9:3-11 ).[4] Dari data yang diperoleh Tim Penulis tidak ada satu ayat pun di Alkitab yang menghubungkan kejatuhan Iblis dengan kehancuran dunia.
Berikut ini adalah beberapa kesulitan-kesulitan dan ketidakkonsistenan mereka yang berpegang teguh pada Gap Theory ini :
1. Para penganut Gap Theory menerima pernyataan bahwa bumi berumur sangat tua. Dasar pandangan mereka ini adalah penerimaan terhadap bukti geologi yang menggunakan asumsi bahwa masa kini adalah kunci dari masa lalu. Asumsi ini mengandung arti bahwa di masa lalu, endapan-endapan yang mengandung fosil-fosil pada dasarnya terbentuk pada tingkat endapan yang sama yang terjadi saat ini. Hal ini digunakan juga oleh kebanyakan ahli-ahli geologi dan biologi untuk membenarkan kepercayaan terhadap kolom geologis yaitu gambar keseluruhan dari sejarah dunia yang terpelihara dalam lapisan-lapisan batu. Kolom geologis ini menjadi bukti dari evolusi, karena fosil-fosil tersebut diinterpretasikan seolah-olah menunjukkan perubahan bentuk dari yang sederhana menjadi rumit. Hal ini membuat dilema bagi penganut Gap Theory. Mereka percaya pada penciptaan secara harafiah karena mereka menerima penafsiran kitab Kejadian secara harafiah, namun mereka tidak dapat menerima kesimpulan teori evolusi yang berdasarkan kolom geologis. Karena itu, mereka mengajukan pandangan bahwa Tuhan membentuk kembali bumi dan menciptakan kembali semua kehidupan dalam 6 hari ( secara harafiah ) sesudah banjir Lucifer ( yang memproduksi fosil-fosil ); oleh karena itu disebut "penghancuran-pembentukan kembali". Banjir ini dianggap disebabkan oleh dosa yang dibuat setan dan hasil dari penghakiman terhadap dosa tersebut mengubah bentuk dunia kepada suatu keadaan "tidak berbentuk dan kosong". Sekarang ketika para penganut Gap Theory berpikir bahwa mereka telah memecahkan persoalan, solusi mereka ( Banjir Lucifer ) pada kenyataannya justru menghapus alasan teori mereka yang pertama ( anggapan bumi berusia tua ). Jika seluruh, atau kebanyakan, endapan-endapan dan fosil-fosil diproduksi secara cepat pada waktu banjir Lusifer terjadi, maka bukti-bukti bahwa bumi berusia tua ( didasarkan pada pembentukan perlahan-lahan dari endapan ) tidak dapat lagi diakui keberadaannya. Kalau dunia ini dirubah bentuknya menjadi tidak berbentuk dan kacau, tanpa bentuk dan kosong, bagaimana mungkin tumpukan endapan dan fosil yang berurutan tersebut tetap dapat menjadi bukti ? Tentunya dengan kekacauan semacam itu, urutan-urutan fosil tersebut sangat berantakan, jika tidak seluruhnya musnah.
2. Jika urutan fosil-fosil tersebut diterangkan berdasarkan banjir Lucifer, lalu apa efek dari air bah pada jaman Nuh ? Pada posisi ini penganut Gap Theory dipaksa untuk menyimpulkan bahwa air bah Nuh seharusnya tidak boleh meninggalkan bekas sama sekali. Tetapi kitab Kejadian menggambarkan air bah Nuh sebagai penghakiman terhadap dosa manusia ( Kej 6 ). Air bah menutupi seluruh permukaan bumi selama lebih dari satu tahun ( Kej 6:17 & 7:19-24 ). Hanya satu keluarga yang selamat ( Kej 7:23b ). Tanaman-tanaman dan semua mahluk hidup yang bernafas mati. Orang dapat mengerti kesulitan dari Gap Theory dalam mempertahankan penafsiran kitab Kejadian secara harafiah, termasuk malapetaka air bah Nuh, sementara di lain pihak tidak boleh mengijinkan adanya bekas-bekas dari kejadian tersebut. Beberapa penganut Gap Theory mengatasi masalah ini dengan menyatakan bahwa air bah Nuh tersebut bersifat lokal.
3. Para penganut Gap Theory sejati juga mengabaikan bukti-bukti yang berkaitan dengan keyakinan bahwa bumi berusia muda, yaitu tidak lebih dari 10.000 tahun. Tetapi ada banyak bukti untuk hal ini ( bumi berusia muda ): kerusakan medan magnetik bumi, kuantitas helium dalam atmosfir bumi, dan pecahnya galaxy clusters.

4. Keluaran 20:11 menegaskan, "Sebab 6 hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya dan ia berhenti pada hari ketujuh: itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Inilah penciptaan langit dan bumi ( Kej 1:1 ) dan laut dan semua yang ada didalamnya diselesaikan dalam waktu 6 hari. Di mana kesenjangan waktu tersebut ? Jika anda menerima bahwa kolom geologis sudah ada sebelum Adam ( seperti Gap Theory ), maka Tuhan tentu telah membuat lapisan-lapisan tanah yang berisi fosil-fosil tersebut dalam 6 hari tersebut, karena tidak ada senjang waktu.

5. Berdasarkan Roma 5:12, "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa," dapat dimengerti bahwa tidak ada dosa manusia atau kematian sebelum Adam. Alkitab mengajarkan ( I Kor 15 ) bahwa Adam bukan saja manusia pertama, tetapi sebagai akibat dari pemberontakannya ( dosa ), kematian dan kerusakan memasuki alam semesta. Sebelum Adam berdosa tidak ada kematian pada manusia atau binatang. Catat juga bahwa tidak mungkin terdapat ras manusia sebelum Adam yang mati pada banjir Lucifer. Kejadian 1:29-30 mengajarkan kita bahwa binatang-binatang dan manusia pada mulanya diciptakan sebagai vegetarian ( pemakan tumbuhan ). Hal ini konsisten dengan penjelasan Tuhan bahwa ciptaannya adalah "sungguh amat baik" ( Kej 1:31 ). Bagaimana bisa fosil membuktikan adanya penyakit, kekerasan, kematian, dan perusakan ( fosil binatang yang ditemukan secara nyata sedang dalam keadaan berkelahi dan saling memangsa ) dapat dikatakan "sangat baik" ? Dengan demikian kematian dari milyaran binatang ( termasuk manusia juga ) yang terlihat dari fosil seharusnya dinyatakan terjadi sesudah kejatuhan Adam ke dalam dosa. Kejadian historis dari air bah Nuh, yang tercatat di Kejadian, memberikan keterangan untuk menjelaskan kematian binatang-binatang yang terkubur dalam lapisan-lapisan batu oleh air bah yang terjadi di seluruh bumi.
Roma 8:22 mengajarkan bahwa : "Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin." Jelaslah bahwa seluruh ciptaan telah dan sedang menjadi subjek dari pengrusakan dan pembusukan akibat dosa. Fosil-fosil menunjukkan adanya penyakit, kerusakan, dan kematian. Ketika para penganut Gap Theory percaya bahwa penyakit, kerusakan, dan kematian telah ada sebelum Adam berdosa, berarti mereka mengabaikan kenyataan bahwa hal tersebut bertentangan dengan ajaran Alkitab.
Lebih jauh lagi, Gap Theory telah gagal memberi kepuasan terhadap kaum evolusionis atau uniformitarian seperti yang diharapkan mereka. Dengan menerima konsep bumi berusia tua ( berdasarkan kolom geologis ) para penganut Gap Theory membiarkan sistim evolusi tetap utuh ( padahal asumsinya ditentang mereka ). Lebih buruk lagi, mereka juga harus menteorikan bahwa Roma 5:12 dan Kej 3:3 hanya mengacu kepada kematian spritual. Ini sangat tidak alkitabiah. ( Lihat I Kor 15; Kej 3:22,23 ). Bagian-bagian ini menyimpulkan bahwa dosa Adam mengakibatkan kematian fisik maupun spiritual ( rohani ). Dalam I Korintus 15, kematian Adam yang terakhir ( Tuhan Yesus Kristus ) dibandingkan dengan kematian Adam yang pertama. Yesus menderita kematian fisik akibat dosa-dosa manusia dan Adam, manusia pertama, mati secara fisik akibat dosa. Kejadian 3:22,23 memberi tahu kita bahwa jika Adam dan Hawa makan buah dari pohon kehidupan tersebut, mereka dapat hidup selamanya, tetapi Tuhan memutuskan bahwa mereka harus mengalami kematian fisik karena dosa mereka.
Dengan menempatkan manusia di bawah kutukan kematian fisik, Tuhan menyediakan jalan untuk menebus manusia melalui pribadi AnakNya, Yesus Kristus, yang menderita kutukan kematian di kayu salib untuk kita. "Ia mengalami maut bagi semua manusia" ( Ibrani 2:9 ). Dengan menjadi korban yang sempurna untuk dosa dan pemberontakan kita, dia mengalahkan maut. Dia menerima hukuman yang seharusnya adalah hukuman kita di tangan Hakim Agung dan menimpakan pada tubuhNya di kayu salib. Semua yang percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat diterima kembali oleh Tuhan untuk bersama-sama dengan Dia hidup dalam kekekalan. Ini adalah pesan yang disampaikan oleh kekristenan. Mempercayai bahwa ada kematian sebelum Adam berdosa menghancurkan dasar dari pesan kekristenan, karena Alkitab menegaskan bahwa tindakan pemberontakan manusia membawa mereka kepada kematian dan kerusakan alam semesta ( Roma 8:19-22 ). Oleh karena itu, Gap Theory melemahkan pesan kekristenan dan tidak Alkitabiah.













BAB III
KESIMPULAN
Menurut hasil kesimpulan dari kelompok kami, kami melihat bahwa bumi ini yang di ciptakan menurut Kejadian 1 adalah benar dan tidak ada penciptaan kedua kali dalam hal ini. Kelompok kami bersepakat untuk tetap berpegang kepada keberan yang ditulis didalam Alkitab dan Allah menciptakan dunia ribuan tahun yang lalu, dan itu sempurna dan indah dalam segala hal.



[2] http://www.christiananswers.net/q-aig/aig-gaptheory-problems.html
[3] A. Teguh Purwanto, Diktat Exposisi PL IV Kitab Nabi-Nabi Besar ( Surabaya ; STTII ) hal. 11-12
[4] Thomas Bedjo Oetomo, Diktat Doktrin Angelologi ( Surabaya ; STTII ) hal. 34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar