BAB I
PENDAHULUAN
Selama ini yang seringkali
menjadi perdebatan adalah mengenai masa dan obyek penciptaan. Ada penafsiran
yang bertolak dari eksegesis Alkitab dan memberikan kesimpulan bahwa dalam
Kejadian 1, Allah menciptakan hal-hal baru dalam waktu enam hari, dan antara
Kejadian 1:1 dengan 1:2 tidak terdapat rentangan waktu. Pandangan lain
mengatakan bahwa dalam Kejadian 1, khususnya mulai ayat kedua, merupakan
penciptaan ulang dari Kejadian 1:1. Allah menciptakan dengan sempurna yang
kemudian dirusak kembali dalam penghukuman karena pemberontakan Iblis.
Pandangan ini juga menyimpulkan bahwa antara
ayat pertama dan kedua dari Kejadian 1, terdapat suatu rentang waktu yang
sangat panjang. Konsep ini disebut Teori Kesenjangan (Gap Theory). Konsep ini menempatkan jeda waktu yang tidak
ditentukan antara dua ayat pertama dari Kejadian pasal 1 . Celah inilah yang
telah digunakan untuk mencoba menyelaraskan Alkitab dengan cacatan geologi,
yakni umur bumi sudah jutaan tahun lamanya. Pandangan ini memiliki
kerancuan karena menggunakan metode eisegesis berdasarkan pada sains.
Padahal prinsip semacam ini bukanlah prinsip eksegesis yang benar.
BAB II
LATAR BELAKANG
Teori Gap pertama kali diusulkan oleh
Thomas Chalmer (1780 – 1847), seorang teolog dan ketua dari Free Church di
Skotlandia pada awal abad kesembilan belas. Teori ini kemudian dikembangkan
oleh George H.Pember melalui bukunya yang berjudul Earth’s Earliest Ages yang
diterbitkan pertama kali tahun 1876. Selama periode ini para ilmuwan
mulai mengajarkan bahwa usia bumi itu milyaran tahun. Ditujukkan sebagai
tanggapan terhadap komunitas ilmiah, Chalmers berteori "celah" dalam
waktu antara Kejadian 1:1 dan Kejadian 1:2. Dalam perkembangannya teori
ini juga mendapat dukungan bukan hanya dari para ilmuwan saja, melainkan dari
kalangan teolog Kristen. Ini merupakan bukti bahwa teori ini sudah mendapat tempat
dalam pemikiran orang-orang Kristen masa itu.
(Kejatuhan Lucifer )Antara Kejadian 1:1-2
terdapat suatu jarak yang tidak diketahui berapa lama. Artinya bahwa dari
Kejadian 1:1 tidak langsung kepada Kejadian 1:2. Semula dunia ini indah dan
sempurna sesuai yang dicatat dalam ayat 1. Tetapi ada satu peristiwa yaitu
dalam ayat 2 dimana bumi tiba-tiba menjadi kacau balau. Peristiwa ini adalah
jatuhnya seorang malaikat Allah yang bernama Lucifer karena ia melawan Allah,
Yesaya 14:10-14. Teori ini menjelaskan pemberontakan dan pembuangan Iblis
ke Bumi. Percaya Lucifer jatuh ke dalam dosa (Yesaya 14:12-14) dan untuk
pertama kalinya memasuki dosa alam semesta. Acara ini seharusnya berlangsung
selama GAP (antara Kej 1:1 dan 1:2).[1]
BAB III
PANDANGAN ALKITAB MENGENAI
GAP TEORY
Pemahaman Eksegetikal Tentang
“Haytah Tohu Wabohu” dalam Kej 1 : 1-2
Kata haytah berasal dari akar kata hayah yang
penggunaannya mengacu pada kelanjutan dari suatu keadaan. Dalam penerjemahannya
kata ini diterjemahkan dalam dua kasus, bentuk definisi yaitu “menjadi” dan sebagai kata kerja bantu
yaitu “adalah”. Kata ini memang bisa
diterjemahkan “menjadi” ( bdg,
Kejadian 3:22 “manusia itu telah menjadi sama seperti kita”. Tetapi dalam
konteks Kejadian 1:1-2, kata ini jelas merujuk pada kata adalah.
Seandainya ayat 2 adalah kelanjutan dari bentuk
perfect ( bara ), artinya menciptakan pada ayat 1, seharusnya konstruksi
kalimat yang dipakai di ayat 2 berbentuk waw consecutive + imperfect. Dalam circumstantial clause ( frase
yang menunjukkan suatu keadaan ), bentuk perfect kata hayah seringkali
menunjukkan keadaan statis yang diartikan “adalah”.
Sebagai contohnya di dalam Kejadian 3:1 “ular adalah lebih cerdik…”.
Jadi untuk
kata haytah pada ayat ini, diartikan dengan adalah
berdasarkan struktur tata bahasanya dan maksud kalimat tersebut untuk
memberikan penjelasan mengenai keadaan bumi yang belum disempurnakan oleh
Allah.
Makna yang sederhana dan langsung dari Kejadian 1:1-2 adalah bahwa ketika
Allah menciptakan bumi awal itu awalnya berbentuk, kosong, dan gelap, dan Roh
Allah ada di atas perairan. Melalui energi
kreatif-Nya bahwa dunia itu kemudian semakin "dibentuk dan diisi"
selama enam hari penciptaan. Pertimbangkan analogi dari seorang
penjunan yang sedang membuat vas bunga. Hal pertama
yang dilakukannya adalah mendapatkan pola dari tanah liat. Apa yang telah ia rancangkan adalah baik, tetapi belum terbentuk. Selanjutnya, ia mulai
membentuk vas bunga dengan menggunakan roda tembikarnya. Kemudian akan dikeringkan, menerapkan glasir, dan dibakar.
Setelah itu siap untuk diisi dengan bunga-bunga dan air. Semua urutan ini tidak ada
salah satu tahapan yang dianggap jahat
atau buruk. Itu hanya belum selesai terbentuk dan terisi. Ketika akhirnya
dibentuk dan diisi, itu bisa digambarkan sebagai "sangat baik."[2]
Yesaya 14:10-14
Apakah ini berbicara tentang kejatuhan Iblis ? Kurang pasti. Mengingat
kitab Yesaya lebih berbentuk puisi, maka dalam menafsirkannya juga lebih baik
ditinjau dari makna puisi. Khususnya di dalam Yesaya 14:10-14 adalah sedang menceritakan “Bagaimana
engkau sudah jatuh dari langit”. Ini adalah perbandingan raja yang bermegah
dengan bintang yang indah. Dia sekarang dipamerkan setelah jatuh dari
tempatnya di timur di bumi, Kemuliaannya ini redup, kecerdasannya dipadamkan. Ayat 12 nama Lucifer adalah kata bahasa latin untuk
“Bintang Timur.” Juga, itu berarti bintang Jauhari atau Zohrah. Nama itu cocok
dengan Kerajaan Babel karena Babel senang dengan ilmu nujum perbintangan.
Karena ada kesamaan dengan Lukas 10:18 & Why 9:1 kata itu dipakai untuk
nama Iblis. Selain itu Yeh 28:12-19 juga berbicara tentang kejatuhan Iblis.[3]
Alkitab
mengindikasikan ada 2 kelompok dari Malaikat yang jatuh. Satu kelompok adalah
iblis yang bebas dan aktif dalam dunia. Kelompok yang lain adalah iblis yang
diikat dalam kurungan di tartarus (
diterjemahkan “neraka” di II Ptr 2:4 ). Yudas ayat 6 menunjuk pada pengurungan
yang sama. Kelompok yang dari malaikat yang jatuh tetap dikurung dalam jurang
yang dalam ( Luk 8:31 ; Why 9:2 ). Mereka kelihatannya terlalu tercemar dan
berbahaya untuk diizinkan mengaum di atas bumi. Wahyu pasal 9 mengindikasikan
iblis-iblis ini akan dibebaskan dari kurungan mereka selama Tribulasi untuk
menyerang orang yang tidak memiliki meterai Allah di dahinya ( Why 9:3-11 ).[4] Dari data yang diperoleh Tim
Penulis tidak ada satu ayat pun di Alkitab yang menghubungkan kejatuhan Iblis
dengan kehancuran dunia.
Berikut
ini adalah beberapa kesulitan-kesulitan dan ketidakkonsistenan mereka yang
berpegang teguh pada Gap Theory ini :
1. Para penganut Gap Theory menerima pernyataan bahwa bumi berumur sangat tua. Dasar pandangan mereka ini adalah penerimaan terhadap bukti geologi yang menggunakan asumsi bahwa masa kini adalah kunci dari masa lalu. Asumsi ini mengandung arti bahwa di masa lalu, endapan-endapan yang mengandung fosil-fosil pada dasarnya terbentuk pada tingkat endapan yang sama yang terjadi saat ini. Hal ini digunakan juga oleh kebanyakan ahli-ahli geologi dan biologi untuk membenarkan kepercayaan terhadap kolom geologis yaitu gambar keseluruhan dari sejarah dunia yang terpelihara dalam lapisan-lapisan batu. Kolom geologis ini menjadi bukti dari evolusi, karena fosil-fosil tersebut diinterpretasikan seolah-olah menunjukkan perubahan bentuk dari yang sederhana menjadi rumit. Hal ini membuat dilema bagi penganut Gap Theory. Mereka percaya pada penciptaan secara harafiah karena mereka menerima penafsiran kitab Kejadian secara harafiah, namun mereka tidak dapat menerima kesimpulan teori evolusi yang berdasarkan kolom geologis. Karena itu, mereka mengajukan pandangan bahwa Tuhan membentuk kembali bumi dan menciptakan kembali semua kehidupan dalam 6 hari ( secara harafiah ) sesudah banjir Lucifer ( yang memproduksi fosil-fosil ); oleh karena itu disebut "penghancuran-pembentukan kembali". Banjir ini dianggap disebabkan oleh dosa yang dibuat setan dan hasil dari penghakiman terhadap dosa tersebut mengubah bentuk dunia kepada suatu keadaan "tidak berbentuk dan kosong". Sekarang ketika para penganut Gap Theory berpikir bahwa mereka telah memecahkan persoalan, solusi mereka ( Banjir Lucifer ) pada kenyataannya justru menghapus alasan teori mereka yang pertama ( anggapan bumi berusia tua ). Jika seluruh, atau kebanyakan, endapan-endapan dan fosil-fosil diproduksi secara cepat pada waktu banjir Lusifer terjadi, maka bukti-bukti bahwa bumi berusia tua ( didasarkan pada pembentukan perlahan-lahan dari endapan ) tidak dapat lagi diakui keberadaannya. Kalau dunia ini dirubah bentuknya menjadi tidak berbentuk dan kacau, tanpa bentuk dan kosong, bagaimana mungkin tumpukan endapan dan fosil yang berurutan tersebut tetap dapat menjadi bukti ? Tentunya dengan kekacauan semacam itu, urutan-urutan fosil tersebut sangat berantakan, jika tidak seluruhnya musnah.
1. Para penganut Gap Theory menerima pernyataan bahwa bumi berumur sangat tua. Dasar pandangan mereka ini adalah penerimaan terhadap bukti geologi yang menggunakan asumsi bahwa masa kini adalah kunci dari masa lalu. Asumsi ini mengandung arti bahwa di masa lalu, endapan-endapan yang mengandung fosil-fosil pada dasarnya terbentuk pada tingkat endapan yang sama yang terjadi saat ini. Hal ini digunakan juga oleh kebanyakan ahli-ahli geologi dan biologi untuk membenarkan kepercayaan terhadap kolom geologis yaitu gambar keseluruhan dari sejarah dunia yang terpelihara dalam lapisan-lapisan batu. Kolom geologis ini menjadi bukti dari evolusi, karena fosil-fosil tersebut diinterpretasikan seolah-olah menunjukkan perubahan bentuk dari yang sederhana menjadi rumit. Hal ini membuat dilema bagi penganut Gap Theory. Mereka percaya pada penciptaan secara harafiah karena mereka menerima penafsiran kitab Kejadian secara harafiah, namun mereka tidak dapat menerima kesimpulan teori evolusi yang berdasarkan kolom geologis. Karena itu, mereka mengajukan pandangan bahwa Tuhan membentuk kembali bumi dan menciptakan kembali semua kehidupan dalam 6 hari ( secara harafiah ) sesudah banjir Lucifer ( yang memproduksi fosil-fosil ); oleh karena itu disebut "penghancuran-pembentukan kembali". Banjir ini dianggap disebabkan oleh dosa yang dibuat setan dan hasil dari penghakiman terhadap dosa tersebut mengubah bentuk dunia kepada suatu keadaan "tidak berbentuk dan kosong". Sekarang ketika para penganut Gap Theory berpikir bahwa mereka telah memecahkan persoalan, solusi mereka ( Banjir Lucifer ) pada kenyataannya justru menghapus alasan teori mereka yang pertama ( anggapan bumi berusia tua ). Jika seluruh, atau kebanyakan, endapan-endapan dan fosil-fosil diproduksi secara cepat pada waktu banjir Lusifer terjadi, maka bukti-bukti bahwa bumi berusia tua ( didasarkan pada pembentukan perlahan-lahan dari endapan ) tidak dapat lagi diakui keberadaannya. Kalau dunia ini dirubah bentuknya menjadi tidak berbentuk dan kacau, tanpa bentuk dan kosong, bagaimana mungkin tumpukan endapan dan fosil yang berurutan tersebut tetap dapat menjadi bukti ? Tentunya dengan kekacauan semacam itu, urutan-urutan fosil tersebut sangat berantakan, jika tidak seluruhnya musnah.
2. Jika urutan fosil-fosil tersebut
diterangkan berdasarkan banjir Lucifer, lalu apa efek dari air bah pada jaman
Nuh ? Pada posisi ini penganut Gap Theory dipaksa untuk menyimpulkan
bahwa air bah Nuh seharusnya tidak boleh meninggalkan bekas sama sekali. Tetapi
kitab Kejadian menggambarkan air bah Nuh sebagai penghakiman terhadap dosa
manusia ( Kej 6 ). Air bah menutupi seluruh permukaan bumi selama lebih dari
satu tahun ( Kej 6:17 & 7:19-24 ). Hanya satu keluarga yang selamat ( Kej
7:23b ). Tanaman-tanaman dan semua mahluk hidup yang bernafas mati. Orang dapat
mengerti kesulitan dari Gap Theory dalam mempertahankan penafsiran
kitab Kejadian secara harafiah, termasuk malapetaka air bah Nuh, sementara di
lain pihak tidak boleh mengijinkan adanya bekas-bekas dari kejadian tersebut.
Beberapa penganut Gap Theory mengatasi masalah ini dengan menyatakan
bahwa air bah Nuh tersebut bersifat lokal.
3. Para penganut Gap Theory sejati juga mengabaikan bukti-bukti yang berkaitan dengan keyakinan bahwa bumi berusia muda, yaitu tidak lebih dari 10.000 tahun. Tetapi ada banyak bukti untuk hal ini ( bumi berusia muda ): kerusakan medan magnetik bumi, kuantitas helium dalam atmosfir bumi, dan pecahnya galaxy clusters.
4. Keluaran 20:11 menegaskan, "Sebab 6 hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya dan ia berhenti pada hari ketujuh: itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Inilah penciptaan langit dan bumi ( Kej 1:1 ) dan laut dan semua yang ada didalamnya diselesaikan dalam waktu 6 hari. Di mana kesenjangan waktu tersebut ? Jika anda menerima bahwa kolom geologis sudah ada sebelum Adam ( seperti Gap Theory ), maka Tuhan tentu telah membuat lapisan-lapisan tanah yang berisi fosil-fosil tersebut dalam 6 hari tersebut, karena tidak ada senjang waktu.
3. Para penganut Gap Theory sejati juga mengabaikan bukti-bukti yang berkaitan dengan keyakinan bahwa bumi berusia muda, yaitu tidak lebih dari 10.000 tahun. Tetapi ada banyak bukti untuk hal ini ( bumi berusia muda ): kerusakan medan magnetik bumi, kuantitas helium dalam atmosfir bumi, dan pecahnya galaxy clusters.
4. Keluaran 20:11 menegaskan, "Sebab 6 hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya dan ia berhenti pada hari ketujuh: itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Inilah penciptaan langit dan bumi ( Kej 1:1 ) dan laut dan semua yang ada didalamnya diselesaikan dalam waktu 6 hari. Di mana kesenjangan waktu tersebut ? Jika anda menerima bahwa kolom geologis sudah ada sebelum Adam ( seperti Gap Theory ), maka Tuhan tentu telah membuat lapisan-lapisan tanah yang berisi fosil-fosil tersebut dalam 6 hari tersebut, karena tidak ada senjang waktu.
5.
Berdasarkan Roma 5:12, "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam
dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut telah
menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa," dapat
dimengerti bahwa tidak ada dosa manusia atau kematian sebelum Adam. Alkitab
mengajarkan ( I Kor 15 ) bahwa Adam bukan saja manusia pertama, tetapi sebagai
akibat dari pemberontakannya ( dosa ), kematian dan kerusakan memasuki alam
semesta. Sebelum Adam berdosa tidak ada kematian pada manusia atau binatang.
Catat juga bahwa tidak mungkin terdapat ras manusia sebelum Adam yang mati pada
banjir Lucifer. Kejadian 1:29-30 mengajarkan kita bahwa binatang-binatang dan
manusia pada mulanya diciptakan sebagai vegetarian ( pemakan tumbuhan ). Hal
ini konsisten dengan penjelasan Tuhan bahwa ciptaannya adalah "sungguh
amat baik" ( Kej 1:31 ). Bagaimana bisa fosil membuktikan adanya penyakit,
kekerasan, kematian, dan perusakan ( fosil binatang yang ditemukan secara nyata
sedang dalam keadaan berkelahi dan saling memangsa ) dapat dikatakan
"sangat baik" ? Dengan demikian kematian dari milyaran binatang (
termasuk manusia juga ) yang terlihat dari fosil seharusnya dinyatakan terjadi
sesudah kejatuhan Adam ke dalam dosa. Kejadian historis dari air bah Nuh, yang
tercatat di Kejadian, memberikan keterangan untuk menjelaskan kematian
binatang-binatang yang terkubur dalam lapisan-lapisan batu oleh air bah yang
terjadi di seluruh bumi.
Roma 8:22 mengajarkan bahwa :
"Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh
dan sama-sama merasa sakit bersalin." Jelaslah bahwa seluruh ciptaan telah
dan sedang menjadi subjek dari pengrusakan dan pembusukan akibat dosa.
Fosil-fosil menunjukkan adanya penyakit, kerusakan, dan kematian. Ketika para
penganut Gap Theory percaya bahwa penyakit, kerusakan, dan kematian telah ada
sebelum Adam berdosa, berarti mereka mengabaikan kenyataan bahwa hal tersebut
bertentangan dengan ajaran Alkitab.
Lebih jauh lagi, Gap Theory telah gagal
memberi kepuasan terhadap kaum evolusionis atau uniformitarian seperti yang
diharapkan mereka. Dengan menerima konsep bumi berusia tua ( berdasarkan kolom
geologis ) para penganut Gap Theory membiarkan sistim evolusi tetap utuh (
padahal asumsinya ditentang mereka ). Lebih buruk lagi, mereka juga harus
menteorikan bahwa Roma 5:12 dan Kej 3:3 hanya mengacu kepada kematian spritual.
Ini sangat tidak alkitabiah. ( Lihat I Kor 15; Kej 3:22,23 ). Bagian-bagian ini
menyimpulkan bahwa dosa Adam mengakibatkan kematian fisik maupun spiritual (
rohani ). Dalam I Korintus 15, kematian Adam yang terakhir ( Tuhan Yesus
Kristus ) dibandingkan dengan kematian Adam yang pertama. Yesus menderita
kematian fisik akibat dosa-dosa manusia dan Adam, manusia pertama, mati secara
fisik akibat dosa. Kejadian 3:22,23 memberi tahu kita bahwa jika Adam dan Hawa
makan buah dari pohon kehidupan tersebut, mereka dapat hidup selamanya, tetapi
Tuhan memutuskan bahwa mereka harus mengalami kematian fisik karena dosa
mereka.
Dengan menempatkan manusia di bawah
kutukan kematian fisik, Tuhan menyediakan jalan untuk menebus manusia melalui
pribadi AnakNya, Yesus Kristus, yang menderita kutukan kematian di kayu salib
untuk kita. "Ia mengalami maut bagi semua manusia" ( Ibrani 2:9 ).
Dengan menjadi korban yang sempurna untuk dosa dan pemberontakan kita, dia
mengalahkan maut. Dia menerima hukuman yang seharusnya adalah hukuman kita di
tangan Hakim Agung dan menimpakan pada tubuhNya di kayu salib. Semua yang
percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat diterima kembali oleh
Tuhan untuk bersama-sama dengan Dia hidup dalam kekekalan. Ini adalah pesan
yang disampaikan oleh kekristenan. Mempercayai bahwa ada kematian sebelum Adam
berdosa menghancurkan dasar dari pesan kekristenan, karena Alkitab menegaskan
bahwa tindakan pemberontakan manusia membawa mereka kepada kematian dan
kerusakan alam semesta ( Roma 8:19-22 ). Oleh karena itu, Gap Theory melemahkan
pesan kekristenan dan tidak Alkitabiah.
BAB
III
KESIMPULAN
Menurut hasil kesimpulan
dari kelompok kami, kami melihat bahwa bumi ini yang di ciptakan menurut
Kejadian 1 adalah benar dan tidak ada penciptaan kedua kali dalam hal ini. Kelompok
kami bersepakat untuk tetap berpegang kepada keberan yang ditulis didalam
Alkitab dan Allah menciptakan dunia ribuan tahun yang lalu, dan itu sempurna
dan indah dalam segala hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar