Kamis, 20 Februari 2014

Eksposisi Maz 60-70

1.     Tujuan
Tujuan kita mempelajari kitab Mazmur adalah untuk melihat doktrin, teguran, didikan, dan sebagai suatu acuan tentang nilai – nilai yang ada untuk memperlengkapi kehidupan kita. Sebab Mazmur merupakan kidung pujian, kita akan dikuatkan sekaligus dikoreksi terhadap kehidupan ibadah dan doa kita.

2.     Pembahasan
1.1.          Mazmur 66 Nyanyian Syukur Karena Orang Israel di  Tertolong
Mazmur ini memiliki corak yang sangat jelas sekali terlihat yaitu ucapan syukur Israel kepada Tuhan. Karena Allah telah membebaskan mereka untuk keluar dari tanah Mesir dan menyeberangi Laut Teberau yang telah terbelah oleh karena kuasa Allah ( Keluaran 14 : 21 ). Namun jika kita mencermati dalam Pasal 66 ini terdapat 2 ungkapan syukur yang di ucapkan, pertama oleh para jemaat, dan kedua ucapan yang bersifat pribadi kepada Tuhan, juga tentang pembayaran nazar  yang dilakukan ( ayt 13 – 20 )
1.2.          Mazmur 67 Nyanyian Syukur Karena Segala Berkat Allah
Mazmur ini memiliki corak khas yang tidak bisa digolongkan menjadi tertentu.Ini merupakan sanjungan manusia kepada Allah semesta alam. Bahwa Allah memberkati Israel dan juga segenap bangsa ( ayt 7 ).
1.3.          Mazmur 68 Perarakan Kemenangan Allah
Kidung Nyanyian banyak menyinggung peristiwa dalam sejarah Israel yang dilukiskan sebagai perarakan kemenangan oleh Tuhan. Tetapi kejadian-kejadian itu disinggung dengan halus, sehingga acapkali tidak dapat dipastikan peristiwa manakah yang dimaksud. Karena kesemuanya itu maka terjemahan mazmur ini berupa perkiraan saja. Pembagian mazmur berupa percobaan boleh diusulkan sbb: Maz 68:2-5 berupa pendahuluan yang menggambarkan Allah maju untuk menghancurkan musuh dan memberkati orang benar, ialah umatNya, yang diajak memuji dan meluhurkan Allahnya. Maz 68:6-19 meringankan sejarah Israel sampai dengan didirikannya kediaman bagi Allah di Yerusalem. Disinggunglah keluaran dari Mesir sampai dengan penampakan Allah di gunung Sinai, Maz 68:6-9; perjalanan umat di gurun di bawah perlindungan Tuhan, Maz 68:10-11, dan direbutnya negeri Kanaan, Maz 68:12-13, lalu disinggunglah peperangan di zaman para Hakim, khususnya Debora dan Gideon, Maz 68:14-15; direbutnya Yerusalem di zaman Daud dan menetapkan Allah di situ, Maz 68:16-19. Maz 68:20-24 mulai kembali dengan mengajak umat supaya memuji Allah, Maz 68:20, dengan mengenangkan sejarah murtadnya umat Israel dan pembaharuan yang dilancarkan nabi Elia dan Elisa dan yang berakhir dengan dilenyapkan keluarga raja Ahab, Maz 68:21-24. Maz 68:25-30 rupanya menyinggung pembaharuan nasional dan keagamaan yang diadakan raja Hizkia.  Maz 68:30-35 melayangkan pandangan ke masa depan. Allah mengalahkan musuh semua dan bangsa-bangsa lain, bahkan semesta dunia, akan mengakui Allah. Mereka diajak untuk meluhurkan Tuhan dan bersembah sujud di hadapan-Nya.
1.4.          Mazmur 69 Doa dalam Kesesakan
Mazmur ini dalam Perjanjian Baru tergenapi dalam diri Kristus. Ia terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama adalah syair ratapan seseorang yang ditindas tanpa alasan, hingga hampir putus harapannya. Kesesakan dilukiskan dengan bahasa kiasan yang hebat (Maz 69:2-7). Lalu seorang yang bertakwa mengeluh oleh karena dihina karena kesalehannya ditengah bangsanya sendiri. Namun ia tetap berharap kepada Allah sepenuhnya (Maz 69:8-30). Akhirnya terdapat suatu lagu pujian dan syukur umat Israel (Maz 69:30-36).
1.5.          Mazmur 70 Doa minta Pertolongan
Dalam bagian ini, kita bisa melihat pergumulan yang dialami Daud yang dikala itu ia tengah diincar oleh para seterunya. Daud berdoa kepada Allah agar para seterunya yang mencemooh Daud menjadi malu oleh karena Tuhan membela Daud ( Maz 70 : 2 – 4 ). Namun bisa kita jumpai Daud berkeyakinan kuat terhadap kebesaran Tuhan, bahwa tiap orang yang mengandalkan Tuhan memperoleh kegirangan. Dan di ayat 6 dari Mazmur ini Daud dengan kesadaran sepenuhnya berkata kepada Tuhan bahwa dia sengsara dan miskin. Dari kata sengsara dan miskin inilah kita bisa melihat penyerahan total Daud kepada Allah dikatakan, yang pada waktu itu Daud menanggung suatu beban himpitan hidup dan memakai kata “ miskin “ yang menyadari bahwa Daud tidak punya daya apa – apa untuk menang atas perkara yang dihadapinya, dan menyadari bahwa hanya Tuhan yang bisa mengangkatnya untuk keluar dari masalah hidup yang dia hadapi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar