BAB I
PENDAHULUAN
Setelah selesai pembukaan ketujuh Meterai,
langsung disusul dengan peristiwa peniupan sangkakala. Kita dapat membayangkan
betapa mengerikan keadaan yang terjadi pada saat itu, sebab dengan ditiupnya
ketujuh sangkakala, malapetaka yang ditimbulkannya sangat luar biasa, kini
disusul dengan peristiwa-peristiwa lainnya yang lebih dahsyat terhadap langit
dan bumi yang ditimbulkan akibat peniupan sangkakala.
BAB
II
7
SANGKAKALA
Peniupan Sagkakala Pertama
:
Wahyu 8 : 7 "Lalu malaikat yang pertama meniup
sangkakalanya dan terjadilah hujan es dan api, bercampur darah dan semuanya itu
dilemparkan ke bumi, maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari
pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau."
Sangkakala pertama adalah
penghukuman terhadap bumi. Bumi dihujani dengan hujan
es, dan
api bercampur darah yang mengakibatkan 1/3
dari rumput-rumput hijau dibumi hangus terbaka. Peniupan sangkakala ini
baru dilaksanakan setelah pemetraian orang-orang yang dimeteraikan dari
bangsa-bangsa Israel (Wahyu 7:1-8). Gereja Yang
Sempurna (Mempelai Kristus) tidak akan alami dampaknya, ingat peristiwa bangsa
Israel di Mesir (Keluaran 9:13-26; Mazmur 18:13; Yoel 2:30).
Peniupan Sangkakala Kedua.
Wahyu 8 : 8 – 9 "Lalu Malaikat yang kedua meniup
sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh
api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah dan
matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah
sepertiga dari semua kapal."
Peniupan sangkakala kedua adalah penghukuman terhadap laut. Laut dijatuhi oleh sesuatu seperti dengan gunung besar yang menyala-nyala dihempaskan kedalam laut. Akibatnya yang ditimbulkannya adalah: 1/3 makhluk hidup yang ada di laut mati, karena laut menjadi darah. Bahkan dampak yang ditimbulkan bukan saja kepada sepertiga makhluk hidup yang barada di laut, tetapi juga 1/3 kapal-kapal yang berada di laut binasa (Keluaran 7:20; Mazmur 105:29; Zefanya 1:3).
Peniupan sangkakala kedua adalah penghukuman terhadap laut. Laut dijatuhi oleh sesuatu seperti dengan gunung besar yang menyala-nyala dihempaskan kedalam laut. Akibatnya yang ditimbulkannya adalah: 1/3 makhluk hidup yang ada di laut mati, karena laut menjadi darah. Bahkan dampak yang ditimbulkan bukan saja kepada sepertiga makhluk hidup yang barada di laut, tetapi juga 1/3 kapal-kapal yang berada di laut binasa (Keluaran 7:20; Mazmur 105:29; Zefanya 1:3).
Peniupan Sangkakala Ketiga.
Wahyu 8 : 10 – 11 : "Lalu malaikat yang
ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar,
menyala-nyala seperti obor dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan
mata-mata air. Nama bintang itu adalah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air
menjadi apsintus dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi
pahit." Peniupan sangkakala ketiga adalah penghukuman kepada sungai dan
mata air, akibat jatuhnya sebuah bintang yang bernama Apsintus
Sangkakala Ketiga. Wahyu 8:10-11. "Lalu malaikat yang
ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar yang di hempaskan kebumi 1/3 sungai
dan mata air dibumi tercemar polusi beracun. Nama bintang itu adalah Apsintus. Dan sepertiga dari semua
air menjadi apsintus dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi
pahit.[1]
Peniupan
Sangkakala Keempat.
Wahyu
8 : 12 – 13 "Lalu
malaikat yang keempat meniup sangkakala dan terpukullah sepertiga dari matahari
dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga
dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan
demikianlah juga malam hari. Lalu aku melihat, aku mendengar seekor burung
nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: 'Celaka,
celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala
ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya.'"
Peniupan Sangkakala Keempat. Wahyu 8:12-13. "Lalu
malaikat yang keempat meniup sangkakala terjadi
kegelapan dibumi. Ini diakibatkan terpukullah 1/3 dari matahari bulan, bintang
dan tidak berfungsi, sehingga 1/3 dari siang dan malam tidak bercahaya. “Lalu aku
melihat, aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata
dengan suara nyaring: 'Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi
oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup
sangkakalanya. Kalau peristiwa ini kita hubungkan dengan: Injil Lukas 21:25.
Nubuatan Yesus bahwa menjelang kedatanganNya kedua kali, akan disertai dengan
tanda pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Bangsa-bangsa di bumi akan
ketakutan dan tidak sedikit yang mati karena ketakutan.[2]
Sangkakala Kelima
Wahyu 9 : 1 –
12, Munculnya bala belalang yang sangat dasyat, yang
belum pernah ada sebelumnya dibumi. Dan belalang ini akan menyiksa semua
manusia kecuali 144.000 saksi. Dan belalang yang keluar dari jurang maut ini
akan menganiaya manusia itu selama 5 bulan. Dan tidak ada kematian pada waktu
itu. Ini merupakan suatu penderitaan yang sangat amat dasyat. (ayat 11) menunjukan bahwa bintang yang
jatuh ke dunia adalah suatu pribadi yang bukannya potongan dari sebuah bintang.
Ayat 2-6 merupakan persiapan sesudah jurang maut dibuka. Persiapan bagi
iblis-iblis merajalela dalam bentuk belalang bersengat kalajengking. Dalam PL
bala belalang merusak tananam, namun disini yang menjadi target adalah manusia
bukan tanaman. Jika dibandingkan dengan (Kel 10:12-20) kuasanya begitu hebat
sehingga ia menyengsarakan manusia namun juga mengendalikan mereka agar tak
bisa mati.
Ayat 7-11, perbandingan dengan kuda
siap perang menunjukan pada kedasyatan murka Allah melalui serangan
setan-iblis. Penerapan murka ini terjadi
lima bulan sehingga tidak mungkin mendukung post-trib “Abaddon” dan “Apollion”
keduanya berarti = destroyer. Disinilah kelihatan warna asli setan dan iblis
yaitu perusak, penghancur meskipun sebelum masa tribulasi itu merupakan
kadang-kadang nampak sebagai “malaikat terang” (II Kor11:14).Isi sangkakala ini menanggapi
nubuatan Tuhan Yesus Kristus bahwa itu dasyat, unik dan tak akan terulang lagi
(Matius 24:21)[3]
Sangkakala keenam
Wahyu 9:13-19,
Munculnya 200.000.000 tentara berkuda yang dipimpin oleh raja-raja dari timur,
sehingga memusnahkan 1/3 penduduk dunia (Wahyu 16:12, dimana sungai efrat akan
kering secara ajaib, yang memungkinkan tentara itu masuk ke Yerusalem), yaitu
sekutu Negara-negara asia yang akan menyerang karena takut kuasa unifersal
Antikristus (kepala kerajaan dari barat).
Allah kini berbicara dalam murka-Nya (Mazmur 2:5) mezbah rahmat berubah
menjadi mesbah kutuk.
Malaikat yang
terikat tentu bagian dari malaikat yang jatuh, karena malaikat yang tak jatuh
tak mungkin terikat dibumi (efrat) ini para kaki tangan setan. 1/3 manusia akan
dibunuh. Wahyu 6:7-8, menyatakan bahwa ¼ manusia dibumi terbunuh dan 1/3 ini
sisa dari ¾ itu. Waktunya sudah disiapkan Tuhan secara akurat. Jumlah kematian
itu memenuhi nubuatan Daniel ( Daniel 12:1) ddan perkataan Kristus (Matius
24:21) satu-satunya yang menghentingkan kematian itu ialah KKKK. Diskripsi ini
jelas adalah tentara yang siap maju menyerang Yerusalem. Berperang dipakai
(Lukas 17:29, Wahyu 14:10; 19:20; 21:8). Dasyat gambaran murka mereka bahkan
kuda-kuda mereka juga 1/3 manusia binasa (Ay 15,18)
Sangkakala Ketujuh
Wahyu 11:15, Sangkakala ketujuh ini dibunyikan
untuk memperkenalkan ketujuh cawan murka Allah berikutnya (Wahyu 15-16).
Terjadi tingkat hukuman yang memuncak dibandingkan hukuman yang dinyatakan oleh
sangkakala tadi. Dalam salingan pasal 7 antara meterai keenam dan ketujuh lebih
terlihat bagaimana Allah memberlakukan rahmat dan anugerah-Nya ditengah-tengah
murka-Nya atau menyelamatkan orang Israel
dan Non-Israel. Namun harus diingat bahwa parathesis ini bukan bagian terpisah-pisah
dari keseluruhan Tribulasi. Mereka adalah bagian dari keseluruhan rangkuman
penghakiman Allah atas bumi dan orang-orang sesat.[4]
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan
kelompok kami mengenai tujuh sangkakala murka Allah diatas, maka kita dapat
menarik kesimpulan bahwa betapa dasyatnya penghukuman dan malapetaka yang
menimpa bumi dan isinya pada saat itu dan betapa mengerikannya kejadian itu.
Kita bisa membayangkan saja kejadian itu mengakibatkan kelaparan, kesusahan,
kematian, dan kehancuran yang dasyat menimpa bumi. Terjadi peperangan
dimana-mana dan tiada ampun dari penghukuman Tuhan. Tugas kita semua saat ini
adalah mencari Jiwa-jiwa baru untuk diselamatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar