Kamis, 20 Februari 2014

7 Sangkakala

BAB I
PENDAHULUAN
Setelah selesai pembukaan ketujuh Meterai, langsung disusul dengan peristiwa peniupan sangkakala. Kita dapat membayangkan betapa mengerikan keadaan yang terjadi pada saat itu, sebab dengan ditiupnya ketujuh sangkakala, malapetaka yang ditimbulkannya sangat luar biasa, kini disusul dengan peristiwa-peristiwa lainnya yang lebih dahsyat terhadap langit dan bumi yang ditimbulkan akibat peniupan sangkakala.


















BAB II
7 SANGKAKALA
Peniupan Sagkakala Pertama :
Wahyu 8 : 7 "Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es dan api, bercampur darah dan semuanya itu dilemparkan ke bumi, maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau." 
Sangkakala pertama adalah penghukuman terhadap bumi. Bumi dihujani dengan hujan es, dan api bercampur darah yang mengakibatkan 1/3 dari rumput-rumput hijau dibumi hangus terbaka. Peniupan sangkakala ini baru dilaksanakan setelah pemetraian orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa-bangsa Israel  (Wahyu 7:1-8). Gereja Yang Sempurna (Mempelai Kristus) tidak akan alami dampaknya, ingat peristiwa bangsa Israel di Mesir (Keluaran 9:13-26; Mazmur 18:13; Yoel 2:30).
Peniupan Sangkakala Kedua. 
Wahyu 8 : 8 – 9 "Lalu Malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal." 
 
           Peniupan sangkakala kedua adalah penghukuman terhadap laut. Laut dijatuhi oleh sesuatu seperti dengan gunung besar yang menyala-nyala dihempaskan kedalam laut. Akibatnya yang ditimbulkannya adalah: 1/3 makhluk hidup yang ada di laut mati, karena laut menjadi darah. Bahkan dampak yang ditimbulkan bukan saja kepada sepertiga makhluk hidup yang barada di laut, tetapi juga 1/3 kapal-kapal yang berada di laut binasa (Keluaran 7:20; Mazmur 105:29; Zefanya 1:3).

Peniupan Sangkakala Ketiga.
Wahyu 8 : 10 – 11 : "Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu adalah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit." Peniupan sangkakala ketiga adalah penghukuman kepada sungai dan mata air, akibat jatuhnya sebuah bintang yang bernama Apsintus
Sangkakala Ketiga. Wahyu 8:10-11. "Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar yang di hempaskan kebumi 1/3 sungai dan mata air dibumi tercemar polusi beracun. Nama bintang itu adalah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.[1]
Peniupan Sangkakala Keempat. 
Wahyu 8 : 12 – 13 "Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakala dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikianlah juga malam hari. Lalu aku melihat, aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: 'Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya.'"
Peniupan Sangkakala Keempat. Wahyu 8:12-13. "Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakala terjadi kegelapan dibumi. Ini diakibatkan terpukullah 1/3 dari matahari bulan, bintang dan tidak berfungsi, sehingga 1/3 dari siang dan malam tidak bercahaya. “Lalu aku melihat, aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: 'Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya. Kalau peristiwa ini kita hubungkan dengan: Injil Lukas 21:25. Nubuatan Yesus bahwa menjelang kedatanganNya kedua kali, akan disertai dengan tanda pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan tidak sedikit yang mati karena ketakutan.[2]
Sangkakala Kelima
Wahyu 9 : 1 – 12, Munculnya bala belalang yang sangat dasyat, yang belum pernah ada sebelumnya dibumi. Dan belalang ini akan menyiksa semua manusia kecuali 144.000 saksi. Dan belalang yang keluar dari jurang maut ini akan menganiaya manusia itu selama 5 bulan. Dan tidak ada kematian pada waktu itu. Ini merupakan suatu penderitaan yang sangat amat dasyat. (ayat 11) menunjukan bahwa bintang yang jatuh ke dunia adalah suatu pribadi yang bukannya potongan dari sebuah bintang. Ayat 2-6 merupakan persiapan sesudah jurang maut dibuka. Persiapan bagi iblis-iblis merajalela dalam bentuk belalang bersengat kalajengking. Dalam PL bala belalang merusak tananam, namun disini yang menjadi target adalah manusia bukan tanaman. Jika dibandingkan dengan (Kel 10:12-20) kuasanya begitu hebat sehingga ia menyengsarakan manusia namun juga mengendalikan mereka agar tak bisa mati.
Ayat 7-11, perbandingan dengan kuda siap perang menunjukan pada kedasyatan murka Allah melalui serangan setan-iblis.  Penerapan murka ini terjadi lima bulan sehingga tidak mungkin mendukung post-trib “Abaddon” dan “Apollion” keduanya berarti = destroyer. Disinilah kelihatan warna asli setan dan iblis yaitu perusak, penghancur meskipun sebelum masa tribulasi itu merupakan kadang-kadang nampak sebagai “malaikat terang” (II Kor11:14).Isi sangkakala ini menanggapi nubuatan Tuhan Yesus Kristus bahwa itu dasyat, unik dan tak akan terulang lagi (Matius 24:21)[3]
Sangkakala keenam
Wahyu 9:13-19, Munculnya 200.000.000 tentara berkuda yang dipimpin oleh raja-raja dari timur, sehingga memusnahkan 1/3 penduduk dunia (Wahyu 16:12, dimana sungai efrat akan kering secara ajaib, yang memungkinkan tentara itu masuk ke Yerusalem), yaitu sekutu Negara-negara asia yang akan menyerang karena takut kuasa unifersal Antikristus (kepala kerajaan dari barat).  Allah kini berbicara dalam murka-Nya (Mazmur 2:5) mezbah rahmat berubah menjadi mesbah kutuk.
Malaikat yang terikat tentu bagian dari malaikat yang jatuh, karena malaikat yang tak jatuh tak mungkin terikat dibumi (efrat) ini para kaki tangan setan. 1/3 manusia akan dibunuh. Wahyu 6:7-8, menyatakan bahwa ¼ manusia dibumi terbunuh dan 1/3 ini sisa dari ¾ itu. Waktunya sudah disiapkan Tuhan secara akurat. Jumlah kematian itu memenuhi nubuatan Daniel ( Daniel 12:1) ddan perkataan Kristus (Matius 24:21) satu-satunya yang menghentingkan kematian itu ialah KKKK. Diskripsi ini jelas adalah tentara yang siap maju menyerang Yerusalem. Berperang dipakai (Lukas 17:29, Wahyu 14:10; 19:20; 21:8). Dasyat gambaran murka mereka bahkan kuda-kuda mereka juga 1/3 manusia binasa (Ay 15,18)
Sangkakala Ketujuh
Wahyu 11:15, Sangkakala ketujuh ini dibunyikan untuk memperkenalkan ketujuh cawan murka Allah berikutnya (Wahyu 15-16). Terjadi tingkat hukuman yang memuncak dibandingkan hukuman yang dinyatakan oleh sangkakala tadi. Dalam salingan pasal 7 antara meterai keenam dan ketujuh lebih terlihat bagaimana Allah memberlakukan rahmat dan anugerah-Nya ditengah-tengah murka-Nya atau menyelamatkan orang Israel  dan Non-Israel. Namun harus diingat bahwa parathesis ini bukan bagian terpisah-pisah dari keseluruhan Tribulasi. Mereka adalah bagian dari keseluruhan rangkuman penghakiman Allah atas bumi dan orang-orang sesat.[4]






















BAB III
KESIMPULAN
            Dari hasil pembahasan kelompok kami mengenai tujuh sangkakala murka Allah diatas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa betapa dasyatnya penghukuman dan malapetaka yang menimpa bumi dan isinya pada saat itu dan betapa mengerikannya kejadian itu. Kita bisa membayangkan saja kejadian itu mengakibatkan kelaparan, kesusahan, kematian, dan kehancuran yang dasyat menimpa bumi. Terjadi peperangan dimana-mana dan tiada ampun dari penghukuman Tuhan. Tugas kita semua saat ini adalah mencari Jiwa-jiwa baru untuk diselamatkan.




































[1] http://love-ebenhaezer.blogspot.com
[2] http://orangyangmaumelayani.blogspot.com
[3] Diktat Eksposisi Tesalonika-Wahyu : Pdt. Dr. Chris Marantika Th.D.,D.D.D dan Dr. Arni Humble
[4] Masa depan dunia ditinjau dari sudut pandang Alkitab/Eskatologi/ Pdt. Chris Marantika, Th D., DD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar