BAGAN EKSPOSISI KITAB ROMA
EKSPOSISI
SURAT ROMA 1:1 – 17
1:1
– 7 Pembukaan surat Paulus
memperkenalkan diri sebagai rasul, yang dikhususkan untuk memberitakan Injil Allah tentang Yesus
Kristus. Yang dialamatkan: orang yang
kekasih sebagai orang yang dipanggil
orang-orang kudus yang tinggal di Roma.
- Keistimewaan-keistimewaan tentang sumber
wibawanya sebagai rasul, yaitu dari
Jesus Kristus.
- Beberapa ciri-ciri mengenai
keberadaannya 1:8 – 15 Sikap berkasih Paulus terhadap jemaat di
Roma Paulus mengatakan bahwa ia tetap
merasa terikat dengan jemaat di Roma,
dan sudah beberapa kali mau ke sana.
Sampai saat ini ia ternyata dihalangkan.
Maksudnya memberitakan Injil bukan hanya kepada orang Yahudi, tetapi juga kepada orang bukan
Yahudi, yaitu kepada semua bangsa.
- Alasan-alasan keterhalangan tidak
disebut.
- Bagian ini bisa menolong kita
mengidentifikasikan persenyawaannya jemaat Roma.
- Di sini Paulus sudah menjelaskan pokoknya
tugas sebagai rasul yang dikirim
terutama kepada bangsa.
1:16
– 17 Inti surat Roma Di sini diberikan pokok inti dari seluruh isi
surat Roma: Injil dipandang sebagai kekuatan Allah menujuh keselamatan
semua orang percaya, termasuk orang
bukan Yahudi. Keselamatan ini disebabkan oleh kebenaran Allah, yang mengandung sikapnya
terhadap manusia pada umumnya. Apalagi kekuatan ini menyebabkan bahwa
kepercayaan akan lebih kuat. Titik tolaknya adalah kepercayaan yang sudah ada.
- Sebab berlakunya kekuatan (δυναµις) Allah ini
dimuat dalam kenyataan sifat dan sikap
kebenaraan (δικαιοσυνη) Allah.
- Dilema Yahudi – bukan Yahudi ditekankan lagi.
- Istilah keselamatan (σωτηρια) adalah istilah
kunci di samping istilah kebenaran
(δικαιοσυνη).
- Dengan frase εκ πιστεως εις πιστιν tidak
dimaksudkan suatu perkembangan dari
ketidakpercayaan sampai kepercayaan, tetapi
suatu perkembangan iman secara tumbuhnya.
- Kutipan dari Habakuk 2:4 memperkuat these
Paulus di sini. Eksposisi surat Roma - 2
1:18
– 3:20 KEADAAN MANUSIA – ORANG
KAFIR SERTA ORANG YAHUDI
1:18
– 32 KEBURUKAN DAN KEKERASAN MANUSIA
YANG UMUM
CATATAN
1:18
– 23 Gambaran umum keadaan manusia Terus Paulus memberi eksplikasi mengenai
keadaan sifat dan kelakuan manusia, yang
menjadi sebab perlunya keselamatan yaitu karena manusia “menindas
kebenaran
dengan kelaliman”. Hasilnya jalan sesat
ini adalah bahwa manusia kandas dalam
kebodohan dan penyembahan berhala.
- Kata ‘sebab’ (ayat 18) menunjuk sebabnya
manusia dalam susah.
- Istilah kebenaran (αληθεια) di sini (ayat 18)
bermakna ‘yang tidak berdasarkan
tipuan’.
- Αληθεια itu adalah apa yang benar tentang
Tuhan, yang dapat diketahui manusia.
- Perhatikanlah istilah (ayat 23) menggantikan
kemuliaan Allah yang tidak fana (δοξα
του αφθαρτου θεου) sebagai sifat
sesatnya.
1:24
– 27 Akibat kesalahan manusia – dalam
kelakuannya Akibatnya merupakan hukuman
Allah dalam arti Ia yang menyerahkan manusia kepada keinginan hati /
hawa nafsu mereka, dengan hasil mereka terlibat
dengan kelakuan homoseksuil.
- Soal penyerahan oleh Allah (παραδιδοναι)
dalam ayat 24, 26 dan 28 (lihat di
bawah) merupakan hukuman, berarti hukuman
atas dosa adalah kehidupan dalam dosa.
- Di sini akibat tersebut berhubung dengan
kebodohan mereka karena mereka
menggantikan αληθεια Allah dengan dusta.
1:28 – 32 Akibat kesalahan
manusia – dalam pemikirannya Akibat dari
anggapan mereka bahwa mengakui Allah dengan
sebenarnya itu suatu hal jelek itu penyerahan kepada pikiran-pikiran yang jelek lagi, yang
berhasil dalam suatu cara hidup yang
jelek. Artinya, mereka bukan hanya
melakukan secara fasik sendiri, juga
mereka ternyata setuju dengan orang yang melakukan seperti demikian.
- Istilah ουκ εδοκιµασιαν berarti tidak
menganggap berkualitas (baik), sedangkan
kata αδοκιµον berarti yang sama sekali tidak berkualitas baik.
- Hasilnya yang tersebut dalam ayat 29 – 30
kena seluruh hidup manusia, baik dari
segi dalam (secara jiwa) maupun dari segi luar (sosial, agama, ekonomis dll.
- Kata συνευδοκουσιν (ayat 32) menunjuk
keterlibatan pasif dengan perbuatan yang
fasik, secara huruf artinya: mereka terima dengan baik saja. Eksposisi surat Roma - 4
2:1
– 29 BERLAKU JUGA UNTUK ORANG YAHUDI
2:1
– 11 Reaksi Allah atas kesalahan kena
semua manusia Secara bertentangan dengan
anggapan bahwa orang yang tahu
menghakimi orang lain itu bebas dari kesalahan
ataupun dari hukuman, maka Paulus menekankan
bahwa juga orang yang menganggap diri sendiri
baik saja akan kena hukuman Allah. Hal
yang sama berlaku untuk orang yang tidak mempergunakan kesempatan dan waktu
berdasarkan kemurahan Allah untuk pertobatan mereka, karena tak sadar bahwa Allah akan menghakimi semua orang menurut pekerjaan-pekerjaan mereka.
- Di sini mungkin gaya bahasa diatribe
dipergunakan untuk menekankan pokok yang
dibahas itu dengan lebih kuat.
- Istilah εριθεια (ayat 8) berarti ambisi yang
mencari kepentingan dirinya sendiri saja
- Di sini (ayat 9) istilah (πρωτον)
pertama-tama muncul lagi, seperti di dalam 1:17. Istilahnya menunjuk saatnya
penerapan.
- Kata-kata yang berbuat baik (τω εργαζοµενω το
αγαθον − ayat 10) merupakan pertentangan dengan yang disebut dalam ayat 8. 2:12
– 16 Bukan dengar saja yang mencukupi
untuk dibenarkan Yang dibenarkan itu
orang yang dengar dan dan apalagi juga
dalam praktek hidupnya taat hukum-hukum Allah. Ketaatan atau ketidaktaatan akan menjadi bahan
kriterium pada waktu Allah menghakimi
manusia. Itu sama-sama berlaku untuk
orang yang ikut hukum baik yang tertulis
dalam Kitab Suci (Yahudi), maupun yang
tertulis dalam hati mereka (bangsa-bangsa).
- Istilah benar (δικαιοι – ayat 13) berarti
yang diterangkan bebas dari kesalahan di
muka hakim.
- Ketaatan boleh dianggap berhubungan dengan
Roma 1:5.
- Untuk penjelasan hubangan ayat 16 dengan
konteksnya yang lebih kemuka tiga buah
kata inti dalam ayat 5 (αποκαλυψεως - yang
dinyatakannya), ayat 12 (κριθησονται - akan dihakimi) dan ayat 13 (δικαιωθησονται - akan dibenarkan)
harus diperhatikan.
- Perhatikanlah frase-frase sesuai dengan Injil
dan oleh Kristus Yesus (ayat 16).
- Bdk. Pengkhotbah 12:14, 1 Korintus 4:5 dan 2
Korintus 5:10 bagi ayat 16 dalam
konteksnya masing masing. 2:17 – 29
Masalah pujian dan keyahudian yang benar Orang yang menganggap diri
sebagai berkelebihan, berdasarkan miliknya Hukum Taurat dan sunat sebagai suatu
lambang secara segi luar saja, untuk sendiri mau mendapat pujian dari orang,
sebenarnya menyebabkan bahwa nama Allah dihujat antara bangsa-bangsa.
- Masalah dibicarakan lebih dahulu berhubung
dengan Hukum Taurat secara umumnya, sesudahnya berhubung dengan tanda sunar
secara khususnya.
- Nama Yahudi berasal dari nama oknum Yehuda (יהודה
– bdk. Kejadian 29:35) dan secara asalnya terlibat dengan soal ‘pujian’.
Eksposisi surat Roma - 5 Ternyata ada perbedaan antara orang Yahudi yang memang
bersunat hati, yaitu secara dalamnya,
dan yang memang tidak (artinya tidak mau bertobat). Hanya yang lebih terkemuka
adalah seorang Yahudi betul, yang mendapat pujian dari Allahpun.
- Tambahan ‘artinya tidak mau bertobat’ itu
berdasarkan masalah yang dikemukan dalam ayat 5, dengan mengingat soal εριθεια
(bdk. ayat 8).
- Pertentangan secara Rohani – secara hurufiah
(ayat 29) bukan pertentangan mutlak, hanya khususnya berlaku untuk
menggambarkan pertentangan mengenai sifat orang yang (mau) beribadah! Eksposisi
surat Roma - 6
3:1
– 8 KEADAAN MANUSIA DI DALAM PANDANGAN
ALLAH
3:1
– 8 Manfaatnya Hukum Taurat dan tanda
sunat Justru oleh karena Allah telah mempercayakan firmanfirmanNya kepada orang
Yahudi, manfaat Hukum Taurat dan guna sunat untuk mereka nampak. Sebab
merekalah yang sudah tahu mengenai
kesetiaan dan kebenaran Allah. Kesetiaan
Allah itu tidak hilang, bahkan waktu mereka sendiri tidak setia. Tetapi soal nampaknya kesetiaan (termasuk
kebenaran Allah dalam dua arti) tidak boleh memimpin para pembaca menuju
kesimpulan bahwa mereka bisa bertambah berdosa saja. Hanya dapat disimpulkan bahwa Allah dengan
pemberian Hukum Taurat dan tanda sunat sudah menekankan kesetiaanNya. Itulah
yang menjadi bermanfaat.
- Pertanyaan pada mulainya ayat 1 mau
menekankan bahwa tetap tidak boleh disimpulkan dari ayat-ayat yang sebelumnya
bahwa tidak ada manfaat dari miliknya Hukum Taurat dan sunat.
- Firman-firman (ayat 2) dari λογια, yaitu
bentuk jamak.
- Ternyata manfaat itu terutama menerangkan
kesetiaan (πιστις) Allah terhadap bangsaNya, justru mingingat ketidaksetiaan
(απιστια) bangsa itu (ayat 3).
- Di sini (ayat 7) kata kebenaran berasal lagi
dari istilah αληθεια (bdk. 1:18).
- Perhatikanlah bahwa istilah πιστις dan
αληθεια (kebenaran [a]) dipergunakan sejajar dengan kata δικαιοσυνη (kebenaran
[b]) Allah (ayat 5), sedangkan kata απιστια dan ψευστης (pembohong – ayat 3,
4) sebagai ciri-ciri manusia dipakai sejar dengan istilah αδικια.Eksposisi
surat Roma - 7
3:9
– 20 KESIMPULAN: SEMUA DI BAWAH DOSA
3:9
– 20 Semua orang di bawah dosa, termasuk
orang Yahudi Tuduhan yang lebih dulu dialamatkan Paulus kepada orang Yahudi dan
orang Yunani itu tidak berarti bahwa orang Yahudi diterbelakangkan. Dengan mengutip beberapa nas dari PL rasul
menyimpulkan bahwa semua orang terkena dosa, karena bukan seorangpun yang taat
kepada hukum-hukum Allah, maka seluruh dunia seharusnya dihukumkan Allah.
- Tuduhan kesalahan orang Yahudi sudah dibuat
dalam 2:1 – 3:8.
- Tuduhan kesalahan orang bukan Yahudi nyata
dalam 1:18 - 32
- Kutipan berfungsi sebagai bukti teguh untuk
mendasarkan kesimpulan yang sudah ditarik.
- Kalimat δια γαρ νοµου επιγνωσις αµαρτιας
(oleh Hukum [Taurat] ada pengetahuan dosa-dosa) penting sekali untuk lanjutan
argumentasi si Paulus. Eksposisi surat Roma - 8
3:21
– 5:21
CATATAN
3:21
– 26 Relasi kebenaran Allah dan kematian
Yesus Oleh kepercayaan, dan di luar hukum itu telah dinyatakan kebenaran Allah,
yang disaksikan dalam PL. Artinya kebenaran ini, bahwa semua orang yang percaya
kepada Kristus itu dibenarkan dengan
cumacuma karena penebusanNya. Kerja penebusan berdasarkan inisiatip Allah
sendiri untuk menunjukkan keadilanNya.
- Kebenaran (ayat 21) = δικαιοσυνη yaitu Allah
punya.
- Istilah του νοµου και των προφητων menunjuk
kepada Perjanjian Lama sebagai Kitab.
- Kata dibenarkan (ayat 24) = δικαιουµενοι
yaitu dibebaskan dari kesalahan di muka si Hakim.
- Kata cuma-cuma = δωρεαν yaitu secara ‘memberi
begitu saja’.
- Istilah karea penebusan = δια απολυτρωσεως
- Kata keadilan (ayat 25) = δικαιοσυνηEksposisi
surat Roma - 10
3:27
– 31 TERHADAP ORANG YAHUDI DAN ORANG
KAFIR
3:27
– 31 Dasar untuk bermegah Karena
dasarnya inisiatip tersebut terletak kepada Allah saja, tidak ada alasan untuk
manusia bermegah kepada diri sendiri. Karena perbuatan menurut hukum tidak
menambahi apa-apa bagi kebenaran orang, baik orang bersunat, maupun yang belum
bersunat dibenarkan oleh kepercayaan kepada Allah yang membenarkan. Pembenaran
di luar Hukum Taurat tidak berarti bahwa Hukum Taurat dibatalkan, melainkan berfungsi untuk menekankan keadilan
dan kasih karunia Allah.
- Kesimpulan ini dapat ditarik dari ayat 27 –
31 sebagai lanjutan dari pokok yang dijelaskan dalam ayat 27 – 31 Eksposisi
surat Roma - 11
4:1
– 25 ABRAHAM SEBAGAI ‘TEST CASE’
4:1
– 12 Contoh kepercayaan Abraham Sebagai
contoh yang kuat, Paulus sekerang
memperlihatkan bahwa juga dalam kehidupan Abraham bukan perbuatannya
diperhitungkan sebagai kebenarannya, tetapi kepercayaannya. Keadaan bahwa Abraham
waktu perhitungan tersebut belum bersunat, meneguhkan kesimpulan tadi, dalam arti bahwa Abraham
bisa menjadi bapa baik dari orang bersunat, maupun dari orang tidak bersunat,
yaitu dari semua orang yang percaya.
- Contoh yang kuat ini berfungsi untuk
meyakinkan orang Yahudi.
- Kutipan dari Mazmur 32:1 – 2 (dalam ayat 7
dan 8) juga berfungsi untuk meyakinkan orang Yahudi dengan menunjuk kepada
kewibawaan Raja Daud.
- Perhatikan: Tanda sunat di sini (ayat 11)
disebut sebagai ‘meterai kebenaran berdasarkan iman’ (σφραγιδα της δικαοσυνης
της πιστεως) bukan sebagai ‘meterai imannya’ begitu saja. 4:13 – 25 Kebenaran berdasarkan iman kepada janji Allah
Abraham sudah dapat janji bahwa ia akan menjadi waris dunia ini. Janji itu
sudah menjadi pokok kepercayaan Abraham yang tahan dalam kepercayaannya kepada
Allah yang memberi janji kehidupan itu, walaupun cukup banyak alasan untuk
membiarkan saja. Soal perhitungan tidak berlaku hanya untuk Abraham saja,
tetapi juga untuk semua orang yang
sekarang mengarahkan kepercayaan mereka kepada Allah yang sudah membangkitkan
Yesus dari antara orang mati.
- Istilah janji (επαγγελια) adalah anak kunci
bagian ini.
- Data-data dari riwayat hidup Abraham (ayat 18
– 20) berfungsi sebagai informasi untuk menggambarkan kuatnya iman. Bdk. Ibrani 11:8 – 17. Bagian ini adalah
dasar yang kuat untuk rumusan lanjutan di dalam Roma 9 – 11!
5:1
– 11 KESIMPULAN : UNTUK ORANG PERCAYA
5:1
– 11 Hasil pembenaran
Hasil
pembenaran adalah damai sejahtera dengan Allah. Paulus merumuskan hasil ini
dalam terang kerja Yesus Kristus yang menyebabkan alasan untuk mengharapkan
kemuliaan Allah dan bermegah dalamnya. Bahkan di sini ada alasan untuk bermegah
dalam kesengsaraan. Sebab orang percaya selalu bisa yakin dari kasih Allah.
Waktu mereka masih bermusuh kepada Allah, Kristus sudah membuat damai antara
mereka dan Allah melalui kematiannya.
Kalau begitu, mereka bisa mengharapkan pertambahan kasih Allah melalui
kehidupan Kristus, sejak mereka sudah dibenarkan melalui kematiannya.
- Damai sejahtera (ayat 1) = ειρηνη. Damai ini
membuka jalan masuk jalan masuk (προσαγωγη) kepada kasih karunia Allah, yaitu
melalui kepercayaan.
- Bermegah (καυχαοµαι) tidak terbatas kepada
pengharapan saja, tetapi, mengingat penderitaan Yesus, orang percaya juga boleh
bermegah waktu mereka sendiri harus menderita!
- Damai sejahtera mengakibatkan bahwa Allah
bisa mengasihi orang yang sudah diperdamaikan.
- Dengan pergunaan beberapa pertentangan Paulus
menjelaskan pokoknya:
1.
keadaan permusuh – keadaan perdamaian
2. kematian Yesus – kehidupan Yesus
3.
murka Allah – kasih Allah
- Perhatikanlah: inti dosa ialah permusuhan
kepada Allah.
KESIMPULAN
:UNTUK MANUSIA SECARA UMUM
5:12
– 14 Asalnya kekuasaan kematian Kematian
masuk dunia ini karena kejatuhan dalam dosa manusia pertama, yaitu Adam. Oleh
karena semua orang termasuk Adam, mereka telah turut berdosa, maka mereka turut
terkena kematian. Meskipun Hukum Taurat belum ada sudah ada hukuman berupa
kematian, sehingga harus disimpulkan bahwa ada alasan di luar Hukum Taurat
untuk Allah memberi hukuman itu, yang sudah berlaku untuk semua orang sejak
Adam.
- Artinya kata kerja di sini (ayat 12) penting:
dosa telah masuk(εισηλθεν); demikian maut itu telah menjalar (διηλθεν); semua
orang telah berbuat dosa (ηµαρτον), yaitu tiga bentuk Aorist, dengan menunjuk
fakta yang bersudah.
- Kesimpulan ini meneguhkan pikiran (lihat
tadi) bahwa Hukum Taurat sendiri tidak menjebabkan keadaan berdosa manusia,
tetapi menyatakannya.
5:15
– 21 Kelimpahan kasih karunia yang
menang kematian Adam dapat dibandingkan dengan Kristus sejauhnya manusia dapat
dianggap termasuk dia.
Tetapi
selarasnya langsung habis, mengingat pengaruh perbuatan pelanggaran Adam
berbeda sekali dengan akibat perbuatan kasih karunia Yesus Kristus: Kasih
kuruniaNya oleh Yesus berlimpah-limpah dan menang kekuasaan maut. Akhirnya
keberadaan Hukum Taurat yang menyatakan inti dan akibat dosa (yaitu: maut) itu berfungsi untuk menekankan
kelimpahan kasih karunia Allah yang memberi kehidupan sebagai hasil pembenaran.
- Dalam ayat 14 Adam sudah disebut gambar
(τυπος) dari Kristus.
- Istilah (kasih) karunia (ayat 15, 16) berasal
dari χαρισµα ’kasih karunia yang
diberikan Allah’ dan δωρηµα ’hadiah’.
- Perhatikan pertentangan antara kedua
pengakibatan, yaitu dari:
a]
penghakiman (κριµα) menuju penghukuman (κατακριµα)
b]
penganugerahan karunia (χαρισµα) menuju pembenaran (δικαιωµα) (ayat 16).
- Perhatikanlah pertentangan-pertentangan yang
dipergunakan Paulus di sini untuk menjelaskan pokoknya.
6:1
– 23 MASALAH DOSA
CATATAN
6:1
– 14 Mati dengan Kristus dan bangkit
dengan Kristus Kehidupan dalam Kristus tidak bisa tinggal tanpa akibat dalam
kelakuan sehari-hari. Menjadi satu dengan Dia dalam kematianNya tetap berakibat
sehingga orang juga menjadi satu dengan Dia dalam kebangkitanNya. Ini akibat yang ‘logis’ (yang dapat diharapkan)
dari baptisan. Bersama Kristus orang percaya sudah tetap mati terhadap dosa, tetapi hidup bagi
Allah. Jadi mereka tidak ada di bawah
kekuasaan dosa lagi (yang sudah dinyatakan dari
Hukum Allah), tetapi di bawah (kekuasaan) anugerah!
- Istilah συµφυτοι γεγοναµεν dalam frase
συµφυτοι γεγοναµεν τω οµοιωµατι του θανατου αυτου (ayat 5) terdiri dari
komponen συν- (bersama dengan) dan φυτος (yang sudah ditumbuh),
- Dengan pertanyaan berupa diatribe (ayat 3)
tentang hubungan baptisan dengan kematian Kristus Paulus menekankan akibat yang
logis ini.
- Dalam ayat 10 kata tetap adalah terjemahan
dari εφαπαξ dengan arti ‘satu kali untuk selalu’.
- Kata ‘berkuasa’ (κυριευ[σ]ει − ayat 9 dan 14)
memiliki suku kata yang sama dengan κυριος yang berarti ‘Tuhan’, sehingga dapat
istilah berkuasa dapat dituliskan dengan ‘berketuhanan’. 6:15 – 23 Soal ketuhanan dan keTuhanan Kerja Tuhan
Yesus Kristus mengandung beberapa bagian:
• Pembebasan dari perbudakan dosa
• Pengubahan orang percaya menjadi hamba Allah Lebih
dulu hanya kematian yang menjadi upah. Sekarang kehidupan kekal yang
dianugerahkan.
- Di sini (ayat 16 dalam konteksnya) sekali
lagi ada pertanyaan berupa diatribe (bdk. ayat 6:3 dan 7:1) yang dipergunakan
Paulus secara katekesis (mendidik dengan tegas).
7:1
– 25 MASALAH HUKUM
7:1
– 12 Makna Hukum sesudah kematian
Kristus Dalam rangka pembahasan tentang kuasa (‘ketuhanan’) dosa yang
bertentang dengan keTuhanan Allah Paulus sudah membuat singgungan tentang
perobahan makna Hukum sesudah penggenapannya oleh Kristus. Sekarang lakunya Hukum
tetap ada, tetapi sifatnya dan pengaruhnya sudah berubah dalam terang kerja
Kristus. Oleh karena ketidaksanggupan manusia untuk memenuhi aturan Hukum
“perintahnya menuju hidup” sudah menjadi “perintah menuju kematian”. Masalah
kematian sama sekali itu tidak terletak kepada Hukum / perintah yang sebagai
Firman Tuhan tetap kudus, benar dan
baik. Kesimpulan sementara: tentang Hukum (sendirinya) Paulus sangat berpositip
pandangannya.
- Bdk. Fasal 6:14 dan 15.
- Η εντολη η εις ζωην αυτη εις θανατον secara hurufiya
berarti: perintah yang menuju hidup itu sendiri (menjadi perintah) yang menuju
kematian.
- Istilah yang sama itu dipergunakan dalam
Fasal 14 dari Pengakuan Iman Gereja Belanda mengenai dosa Adam: “Sebab hukum
kehidupan yang telah diterimanya itu dilanggarnya, dan oleh dosa ia memisahkan
diri dari Allah”
7:13
– 26 Pengharapan dalam proses perjuangan
sehari-hari Hukum sudah berguna untuk menyatakan dosa dalam kekuasaannya yang
hebat. Jikalau kekuasaan itu masih berlaku, bahkan dalam kehidupan orang
percaya, bukanlah Hukum yang bersanggup tolong orang untuk meluput dari
kekuasaan itu. Artinya, dalam perjuangan
sehari-hari (yang dilakukan oleh orang yang saleh dengan sadar sekali!) untukmelawan dosa, maka
orang mempunyai satu pengharapan saja: “Oleh Yesus Kristus Tuhan kita”, yang
menjadi alasan untuk pujian sehari-hari kepada Allah!
- Berita dari ayat 13 diterangkan dengan
informasi dari Fasal 5:12.
- Fungsinya Hukum adalah fungsi penyataan /
pemberitahuan.
- Latarbelakang bagian ini (khususnya ayat 22 –
25) yang sangat bermuatan emosional berdasarkan pengalaman Paulus pribadi.
- Perjuangan ini merupakan suatu proses
pertempuran di antara dua macam ‘aku’ yang saling bertentang di dalam satu
orang, yaitu aku yang tidak mau dengar (manusia lama), dan aku yang senang
dengar (manusia baru).
8:1
– 39 MASALAH DAGING DAN KEMATIAN
8:1
– 11 Menjadi hidup oleh Roh Kristus
Walaupun
perjuangan masih ada, kita jangan takut akan penghukuman Allah, yang sudah
selesai. Sebabnya: Allah sendiri mengurus penyelesaian (penghukuman) dalam
Kristus, yang sudah menjadi daging. Maksudnya: Tuntutan Hukum digenapi dalam
kita yang
hidup
menurut Roh. Akibatnya: Pembangkitan daging kita yang fana, oleh Roh Allah,
yang sudah membangkitkan AnakNya.
- Kata αρα (LAI: oleh sebab itu) artinya:
‘demikian menurut apa yang dikatakan’, yaitu dalam 7:25 dan konteksnya
- Pembahasan pertentangan ‘daging – Roh’ (ayat
5 s/d 9) merupakan suatu penjelasan mengenai apa yang sudah terjadi bagi orang
percaya oleh karena kerja Yesus bagi mereka (ayat 3 – 4).
- Ayat 11 menunjukkan kontinuitas antara
kehidupan baru (kekudusan) yang sekarang sudah mulai berlangsung dan kehidupan
di bumi baru (kesempurnaan), yaitu sebagai hasil kerja Allah saja!
- Untuk konsep pikiran ini bandingkanlah:
Katekismus Heidelberg Minggu ke-17 tentang Manfaat kebangkitan Kristus (Van den
End, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme, halaman 212). 8:12 – 17 Menjadi anak-anak Allah oleh Roh Kristus
Kalau dipimpin oleh Roh Allah, maka status kita berubah, yaitu dari status
budak menjadi status ‘anak’.
Perubahan status ini juga
mengandung perubahan mentalitas, yang tidak dikuasai lagi oleh ketakutan,
melainkan disertai kepercayaan akan Allah Bapa kita. Perubahan status tersebut juga mengakibatkan bahwa kita
dianggap ahli waris bersama Kristus,
sehingga bersama Kristus kita akan dipermuliakan.
- Ayat 17 memberikan tambahan pada janji yang
diutamakan dalam Roma 6:8, khususnya mengenai kata dipermuliakan.8:18 – 30 Menjadi mulia oleh Roh Kristus Sesudah
keterangan tentang pengharapan kemuliaan perlu dijelaskan tentang penderitaan zaman sekarang, yaitu ketidakmuliaan
yang masih tetap berlaku. Penjelasannya diberi dengan kata mengeluh/keluhan
yang
terarah kepada pembaharuan semua hal: Pertama-tama penderitaan orang harus
dianggap dalam rangka penderitaan seluruh makhluk (ciptaan). Selanjutnya: Kita turut mengeluh, tetapi dengan
pengharapan penyataan kita sebagai anak Allah.
- Tiga subyek yang masing-masing (turut)
mengeluh / berkeluhan (συστεναζει / στεναζοµεν / στεναγµοις − ayat 22, 23, 26).
Suku kata στεναγ− mengandung bermacam-macam emosi, yang diterangkan dengan
metafor proses bersalin (ayat 22).Eksposisi surat Roma - 18 Ketiga: Roh Allah juga
turut mengeluh, berarti Ia membantu kita
dalam kelemahan kita, dan dalam doakita, sebagai Pembela yang selalu dekat.
Penghiburan ini berdasarkan keyakinan bahwa Allah memelihara kita sehingga
segala sesuatu harus berguna untuk keselamatan kita, yang mengasihiNya.
Akhirnya akan kita mengalami kemuliaan yang Allah sudah berjanji. Secara
singkat Paulus sekali lagi menggambarkan jalannya atau prosesnya menuju kemuliaan itu dengan
pergunaan susunan rantai emas, menurut rencana Allah.
- Rantai emas manik-maniknya dikandung dalam
urutan kata ayat 30, yaitu: Allah yang menentukan (προωρισεν), memanggil
(εκαλεσεν), memenarkan (εδικαιωσεν) dan memuliakan (εδοξασεν). Ayat ini penting
untuk tentukan makna Roma 1:6, 7 (κλητοι Ιησου Χριστου / κλητοις αγιοις − mengenai
soal panggilan orang percaya; lihat juga Roma 9:11, 24; 11:29).8:31 – 39 Menjadi yakin dari kasih Allah dalam Kristus
Pembenaran kita dijamin oleh Yesus Kristus yang menjadi Pembela kita di hadapan
Allah. Tidak ada suatu kuasa atau kekuasaanpun yang bisa memisahkan kita dari
kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus.
- Di sini (ayat 34) sekali lagi kita lihat kata
επιτυγχανει (lihat juga ayat 27 di atas ini). Jadi: kita memiliki suatu Pembela
dalam hati kita sendiri (Roh Kristus) dan juga suatu Pembela di surga (Kristus
Sendiri!).
- Dengan kutipan dari Mazmur 44:23 Paulus
menekankan bahwa segala macam penderitaan tidak usa mengherankan kita, karena
penderitaan orang percaya dapat dianggap biasa saja ενεκεν σου ‘karena Engkau,
yaitu karena TUHAN’. Coba mengindahkan konteks dari kutipan ini, umpamanya
Mazmur 44:24 s/d 27 di mana jelas bahwa justru penderitaan mendorong untuk
selalu tahan berseru kepada Nama Allah (bdk. Roma 10:13). Berhubung dengan
fungsinya kutipan ini bandingkanlah 1 Korintus 4:9 serta 2 Korintus 4:11.
Eksposisi surat Roma - 19 9:1 – 11:36
BAGAIMANA
TENTANG ISRAEL
9:1 – 5
Sayang mengingat panggilan asli bangsa Israel Keingan besar bagi Paulus
bahwa orang sebangsa dengannya juga mendapat bagian dari keselamatan dalam
Kristus. Ia mengingat bahwa bangsa Israel itu adalah bangsa yang pertama-tama
mendapat keuntungan mereka menjadi bangsa perjanjian TUHAN. Ternyata bangsa
Israel sekarang tidak mendapat bagian lagi dari perkenan Allah. Hal itu menjadi
alasan untuk Paulus sangat berkesedihan.
- Kata-kata yang dipergunakan Paulus termuat
dengan emosi.
- Cara rumusan di sini mengingatkan kita kepada
inti Sejarah Keselamatan yang sudah sampai puncak dalam kedatangan Kristus,
yang disamakan oleh Paulus dengan Allah (ayat 5).
- Istilah yang menunjukkan perkenan Allah (ayat
4) adalah: hal orang Israel diangkat menjadianak Allah (υιοθεσια); kemuliaan
(δοξα); perjanjian-perjanjian (διαθηκαι); Hukum Taurat (νοµοθεσια); ibadah
(λατρεια) dan janji-janji (επαγγελιαι). Eksposisi surat Roma - 21
9:6
– 29 PANGGILAN ALLAH
9:6
– 13 Israel dipanggil menjadi anak-anak
menurut janji Untuk mencegahkan pikiran
bahwa janji Allah sudah gagal, Paulus menekankan soal bukan semua orang
Israel termasuk bangsa perjanjian Allah dengan Abraham. Dari awalnya sejarah
keturunan Abraham sudah berlangsung atas dasar kemurahan, rencana pilihan dan
perjanjian Allah saja.
- Mengingat sejarah kejadian bangsa perjanjian
(Israel yang benar – bdk. Roma Fasal 2:28 – 29 dalam rangka uraiannya tentang
makna sunat) itu Paulus menekankan bahwa dari awalnya keturunan Abraham
(melalui Ishak) dibentuk sebagai keturunan yang berdasarkan Firman Allah
(janjiNya), bukan berdasarkan hal jasmani (bdk. Kejadian 21:12).
- Hal itu dijelaskan dengan tunjuk kepada soal
pemilihan Yakub dan penolakan Esau (lihat Maleakhi 1:1 – 3). 9:14 – 18 Israel dipanggil berdasarkan kemurahan Allah
Paulus juga menyangkal pikiran bahwa Allah tidak adil. Sebab semua tindakan
Allah, termasuk panggilan Israel berdasarkan
kemurahan hatiNya, yang – menurut FirmanNya – selalu bersifat benar berdasarkan
kehendakNya yang kudus, supaya Dia dihormati di seluruh dunia.
- Contoh untuk menekankan hal ini adalah
ceritera mengenai kekerasan Firaun (ayat
17 – Bdk. Keluaran 33:19).
- Tentang belas kasihan Allah (ελεος − ελεω)
lihat Fasal 1:31, 11:30–32.
- Tentang kemurahan (οικτιρµος − οικτιρω) lihat
Fasal 12:1.
- Ternyata kehendak Allah melebihi kehendak
manusia (ayat 16). 9:19 – 29 Israel
dipanggil untuk menyatakan kemuliaan Allah Kritik bahwa oleh karena pemilihan berdasarkan kebebasan Allah itu
manusia tidak bisa disalahkanNya, Paulus menekankan bahwa segala sesuatu adalah
milik Allah, dan Dia bebas untuk melakukannya
- menurut kehendakNya, dan
- untuk menyatakan kemuliaanNya Hal itu berlaku
untuk hal / orang yang ditentukan untuk dimuliakan, hal itu juga berlaku untuk
hal / orang yang ditentukan untuk dibinasakan.
Pikiran
mengenai kebebasan dan kemurahan Allah
ini menjadi latarbelakang untuk pemanggilan orang, baik dari bangsa Israel,
maupun dari bangsa-bangsa lain.
- Soal kebebasan kehendak Allah dijelaskan
dengan metaphor ‘tukang periuk dengan gumpal tanah liatyna’ (ayat 21).
- Bandingkanlah pikiran itu dengan kata Yesus
(Matius 20:15) dan Fasal-fasal ajaran Dordrecht I, 18 (Van den End, Enam Belas
Dokumen, halaman 63). Fasal I, 18 ini mengerjakan keberatan yang sama seperti
keberatan yang dikerjakan dalam bagian ini (ayat 19 – 23).
- Perhatikanlah gaya bahasa:
pertanyaan-pertanyaan retoris, yang jumlahnya barangkali juga bersifat diatribe
.
- Kutipan dari PL (Hosea 2:22, 1:10, Yesaya
10:22-23, 1:9) menunjuk hasil dari cara kerja Allah seperti demikian.
- Ayat 24 bersifat eksklamasi pujian. Eksposisi
surat Roma - 22
9:30
– 10:21 KESALAHAN ISRAEL
Allah
memberi kebenaran oleh iman kepada bangsa bangsa, sedangkan Dia tidak memberi
hadiah itu kepada Israel yang mengejar kebenaran berdasarkan perbuatan.
Sebabnya dijelaskan dengan menunjuk kegenapan nubuat PL tentang batu sandungan.
Masalah Israel menolak kebenaran Allah sudah menjadi alasan untuk Paulus secara
pribadi mendoakan keselamatan mereka.
- Pertanyaan ayat 30 berfungsi sebagai
introduksi pokok baru.
- Kebenaran (9:30 dan 10:3) = δικαιοσυνη.
- Lihat Yesaya 8:14, Mazmur 25:3. Bandingkan 1
Petrus 2:6
- Perhatikanlah bahwa Paulus di sini (10:1 – 3)
hanya menulisi fakta-fakta tentang Israel dengan sedih hati (lihat juga 9:1
–3), bukan menghukum bangsa itu! 10:4 – 15
Pembenaran berdasarkan iman Kristus disebut tujuan akhir hukum Taurat.
Menurut Perkembangan Penyataan Allah, maka kata Musa mengenai kehidupan
berdasarkan Hukum Tauratitu sekarang diperbaiki dengan menunjuk Firman iman
yang Paulus beritakan (ayat 8): Sekarang
keselamatan diperoleh melalui kepercayaan / pengakuan iman. Dalam hal ini orang
Yahudi dan orang bukan Yahudi tidak dibedakan lagi. Akhirnya Paulus menunjuk
jalan bagaimana orang bisa memperoleh iman: dengar Injil dari yang diutus
Allah, supaya mereka belajar berseru kepada NamaNya.
- Istilah ‘tujuan akhir’ (LAI: kegenapan) dari τελος , yaitu ‘saran’. Bandingkanlah Galatia
3:24 – 25.
- Untuk kutipan kata Musa (ayat 5) lihatlah:
Imamat 18:5.
- Bagian ini (ayat 6 – 8) mengerjakan penerapan
dari nas Ulangan 30:11 – 14. Berarti, menurut tafsiran Paulus pesan tentang
keselamatan iman juga dapat ditemui dalam Hukum Taurat sendiri!
- Ayat 10: Yang ada di dalam hati (kepercayaan)
itu keluar dari mulut (pengakuan).
- Bagi ayat 13, bandingkanlah Kisah Para Rasul
2:21, Joel 2:32.
- Perhatikanlah urutan kata kerja dalam ayat 14
berdasarkan kutipan dari Yesaya 52:7 :
- berseru (nama TUHAN) – επικαλεοµαι
- percaya –
πιστευω
- dengar –
ακουω
- memberitakan – κηρυσσω
- mengutus – αποστελλω10:16 – 21 Ketidakpercayaan Israel Ketidakpercayaan
Israel diterangkan dengan beberapa
- Bagi ayat 16 lihatlah Yesaya 53:1 dalam
konteks dekat (yaitu Eksposisi surat Roma - 23 kutipan dari PL. Sudah
dinampakkan bahwa ketidakpercayaan
Israel tidak terletak kepada Allah, karena Allah sudah berusaha betul untuk
mencari hati dari bangsaNya. ayat 2 – 12, yang merupakan nubuat tentang Hamba
TUHAN yang diberikan Allah untuk ganti bangsanya supaya mereka tidak dapat
hukuman dari TUHAN lagi!)
- Kutipan lain dari Mazmur 19:5, Ulangan 32:21,
Yesaya 65:1,2. Eksposisi surat Roma - 24
11:1
– 32 RAHASIA KESETIAAN ALLAH
11:1
– 12 Sisa Israel Tidak ada alasan untuk
menarik kesimpulan bahwa Allah sekarang tidak setia lagi kepada firman
perjanjianNya! Kesetiaan Allah yang tetap sama itu dijelaskan dengan penggunaan ‘bahasa perjanjian’ mengenai sisa
Israel, yaitu sebagian yang dipilih Allah untuk diselamatkan. Mengenai bagian
lain: hatinya dikeraskan, sehingga mereka tersandung. Tetapi mereka tidak
tersandung sehingga terpaksa mereka harus jatuh (sebagai kesimpulan terakhir).
Tetapi kegagalan mereka bermaksud keselamatan dunia.
- Keadaan Paulus sendiri sebagai orang yang
menjadi milik Kristus menjadi bukti kesetiaan Allah (ayat 1).
- Cerita tentang keraguan Elia (1 Raja-Raja
Fasal 19) mendukung pikiran kesetiaan Allah, walaupun kadang-kadang sulit kelihatan.
Bandingkanlah: Pengakuan Iman Gereja Belanda, Fasal 27 (Van den End, Enam Belas Dokumen, hal.
43).
- Masalah sisa (λειµµα) Israel seringkali
timbul dalam PL mengenai keselamatan bangsa Israel dari Pembuangan.
- Titik tolak pikiran sisa adalah perbedaan
antara orang Israel yang dipilih, dan yang tidak dipilih (ayat 7). Masalah ini
penting untuk tafsiran ayat 26a.
- Lihat mengenai kecemburuan ini ayat 11.
- Metafor ini (ayat 16 – 19, 22 – 24) berhubung
dengan metafor lain, yaitu mengenai adonan (roti) dalam ayat 16.
- Pokok ketiga dari metafor pohon zaitun adalah
soal ketergantungan struktur keselamatan untukbangsa-bangsa dari penyataan
Allah kepada bangsa Israel lebih dahulu!
- Perhatikanlah peringatan keras dalam ayat
22.Eksposisi surat Roma - 25
11:25
– 32 Penyelamatan Israel Kalau orang
Israel tidak tinggal tetap dalam ketidakpercayaan mereka, juga untuk mereka ada
harapan. Paulus memberi singgungan yang
bagus tentang rahasia mengenai kekerasan yang sebagiannya dalam hati orang
Israel. Dalam sisa orang Israel yang
akan bertobat, kemudian hari,
keseluruhan bangsa Israel akan
mendapat keselamatan (secara perwakilan). Secara kesimpulan Paulus menekankan
bahwa kesetiaan dan kemurahan Allah tetap tinggal sama saja, juga terhadap
bangsaNya yang sekarang masih sesat.
- Perhatikanlah inti ayat 23 kepada bagian ini,
yaitu mengenai kuasa Allah untuk ‘mencangkokkan kembali’
- Tafsiran mengenai perwakilan berdasarkan
hubungan ayat 26a dengan ayat 5 (mengenai sisa – lihat di atas ini). Tidak ada
alasan untuk memikirkan tentang peristiwa mujizat pertobatan kolektif pada
akhir zaman (ajaran Dispensasionalis – lihat sheet 06.03).
- Kutipan (ayat 26b, 27) dari Yesaya 59:20 dan
Yeremia 31:33 menunjukkan ‘jalan biasa’ untuk diselamatkan, yaitu jalan
kepercayaan kepada Yesus Kristus yang lahir, mati dan bangkit, menurut jalan
yang diungkapkan dalam Fasal 10:14 – 15.
11:33
– 36 KESIMPULAN SECARA PUJIAN
11:33
– 36 Pujian kekayaan, hikmat dan
pengetuhan Allah Dalam pujiannya Paulus
menekankan bahwa Allah mendasarkan kemurahan atas kehendakNya yang kudus
saja, bukan atas ‘deal’ atau pertukaran sesuatu dengan manusia.
- Ayat 33 – 35 mengandung tema-tema yang juga
diberikan dalam Ayub 5:9, Yesaya 55:8, 40:13 dan 1 Korintus 8:6. Eksposisi
surat Roma - 27 12:1 – 15: 12:1 – 2
ASAS UNTUK H
HIDUP
DENGAN BERTANGGUNGJAWAB
CATATAN
12:1
– 2 Ibadah yang ‘logis’ itu Dengan
istilah-istilah yang mengingatkan kepada ibadah PL lalu Paulus menasihati para
pembaca untuk memberi diri sendiri sebagai persembahan yang baik. Persembahan
ini disebut ‘ibadah yang logis’, berarti sesuai dengan akal budi yang sehat,
atau yang dapat dinantikan menurut
pikiran yang teratur’. Dengan istilah
ini Paulus menunjuk kepada pembaharuan akal budi orang percaya, sehingga kerancangan atau
‘skema’ dunia tidak berlaku lagi dalam
kehidupan mereka. Oleh karena pembaharuan itu orang kristen mampu lagi
untuk bersama-sama mencari dan menemui
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang utuh, berdasarkan keterikatan
mereka dengan Kristus. Dasar ibadah yang baru itu adalah kemurahan Allah yang
telah nyata dalam ‘peralatan pendamaian’ dalam ibadah PL (kemah suci dan bait
Allah), dan yang lebih nyata dalam kedatangan Si Pendamai, Yesus Kristus.
- Istilah tersebut terlibat dengan cara
persembahan dan seremoniseremoni menurut Hukum Taurat, dan khususnya dengan
syaratsyarat yang terikat dengan kualitas binatang yangdikorbankan, yaitu ζωσαν, αγιαν, dan ευαρεστον τω θεω (ayat
1), dalam terang istilah-istilah αγαθον,
ευαρεστον dan τελειον (ayat 2).
- Diri sendiri adalah tafsiran dari istilah
tubuh-tubuh (τα σωµατα bentuk jamak).
- Istilahnya λογικος. Dulu akal budi orang
dijelekkan (νους αδοκιµον) karena mereka tidak mau mengakui
Allah dengan sebenarnya (Fasal 1:28) sehingga mereka tidak mampu lagi untuk
membedakan / memperimbangkan yang berkualitas baik
(δοκιµαζω).
- Dalam kehidupan orang percaya ‘skema duniawi’
ini dibongkar, mengingat istilah συσχηµατιζω (ayat 2) berarti serupa / seskema
dengan dunia ini.
- Sekarang keterikatan dengan Kristus adalah
keterikatan paling terutama dalam hidup orang percaya, bukan keterikatan dengan
Hukum Taurat, walaupun inti Hukum Taurat masih dapat
dipergunakan
sebagai patokan hidup.
- Ibadah itu tidak hanya kena soal ‘ikut
kebaktian pada Hari Minggu’, tetapi
semua bidang-bidang kehidupan orang kristen, mengingat kata tubuh-tubuh
menjukkan keseluruhan kehidupan orang percaya.Eksposisi surat Roma - 29 12:3 –
8
PERSEKUTUAN
IMAN 12:3 – 8 Ibadah dalam kehidupan bersama-sama
Pikiran tentang bersama-sama membedakan mana kehendak Allah
diperkembangkan selanjutnya dalam uraian metafor mengenai relasi antara ‘tubuh
dan
anggota’
berhubung dengan pembagian karunia-karunia masing-masing. Penggunaan karunia
ini harus dilakukan dengan mentalitas
sederhana, sebab kesombongan biasanya menghancurkan persekutuan orang kudus.
- Metafor ini juga dibicarakan dalam 1 Korintus
12, tetapi konteksnya berbeda sekali. Di sini (ayat 4 – 5) metafor ini
merupakan penerapan pelajaran ayat 1 – 2. Di Surat Korintus pembahasannya dalam
kerangka nasehat yang cukup keras oleh karena alasan yang jelek sekali di dalam
pergaulan antaranggota dalam jemaat tersebut. Di sini alasan itu tidak berlaku
(14:1).
- Tema dari kesederhanaan diangkat lagi dalam
ayat 16. Eksposisi surat Roma - 30
12:9
– 21 KASIH SEBAGAI NORMA UNTUK
RELASI-RELASI SOSIAL
12:9
– 21 Nasihat untuk hidup dalam kasih
Istilah anak kunci dalam seri nasihat dalam bagian ini adalah ‘kasih’ dan
‘kasih persaudaraan’. Kasih ini tidak berdiri sendiri, ataupun bersifat
prestasi manusiawi sendiri, tetapi
berakar dalam kepercayaan akan Allah. Kepercayaan itu juga mengandung
keyakinan bahwa Ialah yang nanti akan membalas kepada orang jahat yang menyebabkan
kesusahan kepada orang kristen.
- Kasih dari αγαπη. Kasih persaudaraan dari
φιλαδελφια.
- Dalam penerapan nas ini kita harus tetap
ingat hubungan ‘berakar’ dengan kepercayaan ini. Ingatlah: Bukan hanya
pembenaran tetapi juga pengudusan adalah hasil kerja Allah saja! Kalau kita
lupa hal itu maka nasihat-nasihat dari ayat 9 – 21 nanti diubah menjadi
perintah-perintah yang bersifat ‘hukum’ tanpa keterikatan dengan Yesus Kristus,
dan kita melakukannya seolaholah kita tidak hidup lagi ‘di bawah anugerah’
(Bandingkanlah Fasal 6:14)!
13:1
– 7 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA YANG
BAIK
13:1
– 7 Pengaruh kasih berakibat keluar juga
‘Kasih yang berakar dalam iman’ juga ada akibat untuk kelakuan orang kristen
sebagai warga negara; mereka harus taat kepada pemerintah sebagai institusi
yang diatur oleh Allah Sendiri supaya
masyarakat tidak
kacau.
- Ketaatan ini dianjurkan dengan kuat dalam nas
ini. Tetapi ketaatan kepada pemerintah tetap diperbatas oleh kata Petrus dalam
Kisah Para Rasul 5:29.
- Hubungan dengan Kristus: Ialah yang akan
menjadi Hakim yang akan menuntut dari Kaisarpun menurut ukuran
bertanggungjawabnya! Penghiburan besar untuk jemaat yang bersengsara. Eksposisi
surat Roma - 32
13:8
– 10 KASIHILAH SESAMAMU
13:8
– 10 Kasih sebagai kepenuhan Hukum
Taurat Secara kesimpulan terakhir (dengan mengutip dari Kesepuluh Firman)
Paulus menekankan bahwa hal ‘saling mengasihi’adalah‘kepenuhan’ dari Hukum
Taurat.
- Kepenuhan adalah terjemahan yang cocok dari
πληρωµα.
- Perhatikanlah kutipan yang bebas di sini
(dengan melewati
hukum
ke-5 dan ke-8). Lihat untuk tema pikiran ini juga Imamat 19:18 Matius 5:43, 1:19, 22:39, Galatia 5:14
dan Yakobus 2:8. Eksposisi surat Roma - 33
13:11
– 14 PENDORONGAN / MOTIVASI KARENA
HIDUP PADA ZAMAN TERKEMUDIAN
13:11
– 14 Metafor ‘malam – siang – tidur –
bangun’ Melalui penggunaan metafor seputar ‘malam – siang – tidur – bangun’ Paulus menjelaskan keperluan
untuk orang percaya memperhatikan saat mereka hidup, yaitu saat (kepenuhan)
keselamatan sudah dekat. Tindakan atau
kelakuan mereka haruslah sesuai dengan keadaan bahwa terang Injil keselamatan
sudah
menyala.
Peringatan praktis dalam bagian ini diterangkan dengan metafor lain, yaitu
metafor pakaian dan perlengkapan senjata.
- Bandingkanlah catatan bagi Fasal 11:8.
- ‘Tidur’ berarti kelakuan yang termasuk malam.
‘Bangun’ berarti kelakuan orang yang sudah berpisah dari perbuatan kegelapan.
- Untuk
menjelaskan metafor ini (ayat 12, 14) yang memandang Yesus sebagai pakaian /
perlengkapan yang baru, bandingkanlah Efesus 6:10 – 20 dan Kolose 3:14. 14:1 –
15:6
MASALAH
ATURAN TENTANG MAKANAN DAN HARI RAYA
14:1
– 12 Masalah saling menghakimi Untuk
mencegahkan bahwa persekutuan orang kudus
di
Roma dihancurkan oleh perselisihan tentang hal yang tidak penting, Paulus
menasihati mereka supaya orang kristen tidak saling menghakimi mengenai soal
makanan. Paulus menekankan bahwa baik orang
lemah (yang tidak berani makan hal
tertentu) maupun orang kuat(yang
berani) sudah menjadi milik Tuhan (Raja) Kristus, jadi tidak ada orang lain
yang berhak menghakiminya. Peringatan-peringatan ini sudah dibahas dalam rangka
kepentingan masalah ‘kehidupan – kematian’. Kalau soal ‘hidup’ dan ‘mati’ dapat
dianggap sebagai sesuatu yang di hadapan Kristus, maka hal-hal kecil tidak usah
menjadi alasan untuk orang kristen berselisih. Anak kunci dari bagian ini
adalah ayat 4b ‘Tuhan berkuasa menjaga orang bawahannya terus berdiri’.
- Bagian ini dapat kita jelaskan dalam terang
Fasal 14:17 tentang Kerajaan Allah.
- Soal ‘kehidupan – kematian’ diangkat Paulus
di sini untuk menekankan hal yang lebih penting dibandingkan dengan hal yang
kurang penting.
- Latarbelakang dari perselisihan tentang
masalah makanan adalah pebedaan antar pendekatan masalah ‘najis – murni’
menurut Hukum Taurat (lihat juga di bawah ini).
- Ayat 12 (soal pertanggungjawaban) dapat
dijelaskan dalam terang ayat 23, yaitu dalam hubungan / keterikatan kepada
Yesus. 14: 13 – 23 Masalah membuat
saudara seiman tersandung
Di
samping masalah saling menghakimi juga dapat timbul soal orang kristen membuat
saudara seiman tersandung. Kalau mereka
yang menganggap diri kuat tidak memperhatikan
kelemahan orang kristen lain, kelakuan mereka bisa menjadi alasan
ketersandungan untuk orang lemah itu. Paulus mengatakan bahwa kelakuan seperti
demikian melawan dengan hukum kasih dan berbahaya fatal untuk persekutuan.
- Dengan cara demikian orang merusak pekerjaan
Allah, berarti membatalkan hasil kerja Kristus!
- Peringatan ayat 15 berlaku sebagai ungkapan
yang memperlengkap ungkapan dalam Fasal 14:4.
- Ayat 23 juga dapat dianggap sebagai
kesimpulan kepada bagian Eksposisi surat Roma – 35 sesuatu yang tidak
berdasarkan iman, adalah dosa, berarti: segala yang dilakukan tanpa hubungan
dengan Kristus adalah dosa. ayat 1 – 12. 15:1 – 6 Orang yang lemah dan orang yang kuat Tujuan
dan maksud Paulus dengan uraian tentang yang lemah dan yang kuat adalah
kebaikan dan pembangunan kepercayaan dan kehidupan jemaat dalam iman dan kelakuan menurut Kristus.
Dengan alasan kutipan dari Mazmur 69:10 Paulus menekankan bahwa orang percaya
di Perjanjian Baru dapat belajar banyak dari Perjanjian Lama, menurut maksudnya
yang sebenarnya.
- Kutipan dari Mazmur 69:10 (termasuk konteksnya
yang asli!) berfungsi sebagai penegasan bahwa juga Tuhan Yesus sudah tahan
kelakuan yang jelek dari orang terhadap Dia.
- Mazmur ini seringkali dikutip dalam PB: ayat
5 – Yohanes 15:25 ayat 10 – Yohanes 2:17; ayat 22 – Matius 27:48 Markus 15:36
Yohanes 19:28,29; ayat 23,24 – Roma 11:9 – 10; ayat 26 – Kisah Para Rasul 1:20;
ayat 29 – Wahyu 3:5, 13:8, 17:8.
- Istilah menurut Kristus Yesus dari frase
pendek dalam bahasa Yunani κατα κριστον ιησουν.
-
Eksposisi surat Roma - 36
15:7
– 13 KESIMPULAN
15:7
- 13 Terimalah yang sudah diterima
Kristus! Akhirnya menurut kesimpulan Paulus semua
pertentangan
yang ternyata timbul di dalam jemaat Roma bisa diatasi kalau orang mengingat
terus bahwa Kristus sudah menerima mereka semua. Dengan penerimaan orang Yahudi
Yesus sudah membenarkan kesetiaan perjanjian Allah terhadap orang bangsa
Israel. Dengan penerimaan orang bukan Yahudi Yesus sudah mencapai tujuan Allah,
yaitu bahwa mereka akan
memuliakan
Allah oleh karena kemurahanNya. Ungkapan ini boleh menjadi dasar untuk orang
kristen di Roma untuk saling menerima juga!
- Kutipan dari PL (2 Samuel 22:50 Mazmur 18:50
Ulangan 32:43 Mazmur 117:1 dan Yesaya 52:15) meneguhkan perhatian Allah untuk
orang yang secara asli tidak termasuk bangsa Israel, sesuai dengan janji kepada
Abraham dalam Kejadian 12:3b: “… dan olehmu semua kaum di muka bumi akan
mendapat berkat…” Eksposisi surat Roma - 37 15:14 – 16:27
PENUTUP
15:14
– 29 Penjelasan dasar dan maksud
tulisannya Ternyata Paulus sudah dengar bahwa persekutuan orang kristen di Roma
bersifat baik sekali. Untuk menekankan sikapnya yang positif terhadap mereka ia
seolah-olah minta maaf untuk nasihat-nasihat yang dia sudah memberikan lebih
dulu. Permohonanan ‘maaf’ itu harus dianggap dalam kerangka keinginan Paulus untuk
membuat kerjanya sehingga jelas bahwa kerjanya sebenarnya termasuk kerja
Kristus menuju keselamatan orang dari bangsabangsa. Khususnya perjuangan Paulus
untuk mencapai tujuan
ini
sudah menjadi alasan untuk dia sampai sekarang belum sempat mengunjungi Roma.
Sekarang masih satu hal yang harus dibuat sebelum Paulus ke Roma (dalam keranka
perjalannya ke
Spanyol),
yaitu mengurus masalah sumbangan dari gereja-gereja di Makedonia dan Akhaya
untuk orang kristen yang miskin di Yerusalem.
- Suasana bagian ini mencerminkan suasana dalam
Fasal 1:8 – 14: Paulus bersikap sangat positif terhadap jemaat di Roma.
- Nampaklah di sini bahwa Paulus menganggap
pekabaran Injil kepada bangsa-bangsa (yang sama sekali belum mengenal Allah)
sebagai inti tugas pokoknya (ayat 19 – 22).
- Dilihat dari segi Kanonik hal ini juga
penting untuk menerangkan perobahan tujuan Paulus untuk mengunjungi Roma. Dulu
dia pikir bahwa Injil belum sampai di sana, sehingga dia lihat suatu tugas
untuk diri sendiri di sana. Sekarang dia tahu bahwa hal itu tidak perlu lagi,
jadi kunjungannya yang direncanakan mendapat tujuan lain, yaitu saling
menguatkan (Fasal 1:11–12, 15:24).
- Mengingat tugas pokok dari Paulus rencana
perjalanan ke Spanyol (ayat 24) tidak usah mengherankan kita.
- Mengenai soal sumbangan itu, bandingkanlah 1
Korintus 16:1–4, 2 Korintus 8:1–4).
- Dari pertentangan antara harta rohani dan
harta duniawi (ayat 27), yang berharga sama saja sebagai fungsinya dalam
Kerajaan Allah, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Paulus dalam prinsipnya
tidak berpikir secara dualistis (lihat 1 Timotius 4:4,5) 15:30 – 33 Permohonan untuk turut berjuang dan berdoa
Permintaan Paulus kepada orang kristen di Roma untuk mereka turut dalam perjuangan dan doanya, supaya rencana Paulus
untuk mengunjungi Roma tidak dihalangkan lagi, umpamanya oleh karena perlawanan
orang yang bermusuh, atau oleh karena kritik dari
- Latarbelakang permohonan ini adalah rencana
Paulus untuk berjalan ke Yerusalem, sebelum mengunjungi Roma (lihat di atas,
ayat 25). Eksposisi surat Roma - 38 orang kristen (para pemimpinnya) di
Yerusalem. 16:1 – 16 Pengucapan salam
dan pesan Salam dan pesan Paulus dalam bagian ini mengandung informasi yang
penting untuk Kanonik Surat Roma, dan juga mengandung informasi tentang relasi
tertentu di antara Paulus dan beberapa anggota kristen di
Roma.
- Mengenai Kanonik:
a)
Dari nama-nama yang disebut kita dapat menyimpulkan tentang persenyawaan
jemaat(-jemaat) di Roma (ada yang berasal Yahudi, ada yang bukan Yahudi).
b)
Dalam ayat 5 Paulus memberi singgungan mengenai jemaat rumah. Implikasinya: di
Roma ada lebih daripada satu jemaat kristen.
c)
Tekananan atas asal orang yang sebangsa dengan Paulus mungkin dapat dianggap
sebagai anjuran tersembunyi untuk membina kepercayaan anggota kepada yang lain.
16:17
– 20 Peringatan Usaha-usaha orang yang –
di bawah pengaruh Iblis - merusakkan kesatuan perse-kutuan orang kristen di
Roma (seperti di tempat lain juga) menjadi alasan untuk peringatan yang keras. Tetapi nasehat Paulus juga mengandung penghiburan.
- Istilah παρακαλω (ayat 17) bermakna dua,
yaitu menasihatkandi samping menghiburkan.. Eksposisi surat Roma - 39 16:21 –
24 Salam
Pemberian salam ini diangkat Paulus barangkali sebagai tambahan khusus
untuk orang-orang atau satu jemaat tertentu.
- Pikiran ini berdasarkan praduga bahwa Surat
Paulus dialamatkan kepada bermacam-macamjemaat (rumah) yang ada di Roma
(lihat
ayat 5).
16:25
– 27 Penunjukan arti Sejarah Penyataan
Allah Pada akhir Surat kepada jemaat di Roma Paulus memberikan singgungan
tentang Perkembangan Penyataan Allah selama PL. Akibatnya adalah ketataatan
iman di seluruh dunia.
- Dalam PL Penyataan Allah itu masih mengandung
rahasia. Tetapi sekarang dibuka waktu Injil keselamatan ternyata juga dibawa
kepada orang bukan Yahudi.
- Dengan mengangkat istilah ketaatan iman
(υπακοη πιστεως) Paulus mengingatkan para pembacanya kepada permulaan suratnya,
yaitu Fasal 1:5. Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat melalui Yesus
Kristus Segala kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin!
terimakasih..
BalasHapustafsirannya membantu
mantap eksposisinya
BalasHapus