BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam
bahasa Ibrani kitab ini disebut שיר השירים - SYIR HASYIRIM (lagu dari
lagu-lagu atau syair dari syair-syair) sedangkan dalam Septuaginta (LXX) disebut
sebagai Ασμα Ασματων – ASMA ASMATÔN dan dalam Vulgata disebut Canticum
Canticorum yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai Canticles atau
Song of Solomon.
Tradisi Yahudi dan para teolog menetapkan buku ini ditulis oleh Raja Salomo, meskipun beberapa teolog percaya seorang penulis anonim menulis buku tetapi diasumsikan pribadi Salomo. Hal ini tampaknya aneh ketika
gadis Sulam (bride) melakukan sebagian besar berbicara. Buku ini tentang cinta dan
pernikahan, dan selama seminggu
dari perayaan pernikahan,
pengantin pria Yahudi
dan diperlakukan seperti raja dan
Ratu. Salomo disebutkan dalam
1:1,5, 3:7,9,11, dan 8:11,12. Salomo adalah
kedua duanya yaitu raja (1:4,12, 3:9,11, 7:5)
dan seorang gembala (1:7-8; 2:16; 6:2-3),
karena dalam hari Perjanjian Lama, penguasa disebut "gembala" (Yer 23; Yeh 34:1). Ayah dari rumah tangga,
gembala kawanan, dan
raja atas dunia (lihat
Lukas 12:32). Karakter
wanita utama dalam Kidung Agung
bekerja sebagai gembala (1:8) dan penjaga
kebun anggur (1:6).[1]
Isi
kitab Kidung Agung ini memiliki arti bahwa hubungan antara Kristus dan
jemaatNya yang sungguh intim melalui kasih. Juga menunjukkan pujian Cinta Kasih
yang setia antara pengantin laki-laki dan pengantin wanitanya, menunjukkan
penghargaan akan perkawinan yang suci (Badingkan juga dengan Mazmur pasal 45).
Dalam Kidung Agung digambarkan keindahan dan kesucian cinta kasih suami istri
dengan menggunakan kata-kata yang gamblang. Kitab ini dalam naskah Ibrani
termasuk yang pertama dari lima kitab yang dimasukkan Megiloth (tulisan suci)
yang biasanya dibacakan kelima-limanya pada hari-hari raya Yahudi: Kidung Agung
= Paskah; Rut = Pentakosta; Pengkotbah = Tabernakel; Esther = Hari Raya Purim; Ratapan
= Peringatan hari kehancuran Yerusalem.[2]
Kidung
Agung bisa dinyatakan sebagai berikut.
(a)
Kitab ini dinamakan "kidung agung," dan dapat dipahami demikian. Ini
adalah kidung yang mungkin sekali dinyanyikan oleh Adam di Firdaus, ketika
Tuhan dengan pemeliharaan-Nya yang bijaksana membawa Hawa kepadanya untuk
menjadi istri. Dengan bahasa yang teras terang namun bersih kitab ini memuji
kasih timbal balik antara suami dan istri; dan karenanya mengajar kita untuk
tidak merendahkan keindahan fisik dan kasih dalam pernikahan sebagai kasih yang
rendah derajatnya. Karena semua itu adalah anugerah dari sang Pencipta kepada
makhluk ciptaan-Nya (Yak 1:17), maka hal-hal itu adalah baik dan sempurna pada
tempatnya dan untuk tujuannya. Kitab ini memberikan peringatan keras terhadap
dualisme tidak alkitabiah yang menganggap hal-hal fisik dan materi kurang bernilai
dibandingkan dengan hal-hal rohani, dan yang memuji keadaan tidak menikah
sebagai lebih mulia daripada keadaan menikah.
(b)
Sebagai imbangan dari (a), Kidung ini mengajar kita untuk tidak mengagungkan
keindahan fisik dan mengidolakan aspek biologis dari perkawinan. Meskipun
kecantikan dan keindahan fisik digambarkan secara terus terang, hubungan kasih
yang digambarkan dalam Kidung ini bersifat mulia. Di mana pun, gambarannya
tidak ada yang mendekati apa yang mungkin dianggap cabul dan tak bermoral.
Jadi, kepada kita Kidung ini menunjukkan hubungan kasih yang ideal dalam
perkawinan. (Mengenai terpisahnya dua kekasih yang dibicarakan itu, lihat
tafsirannya). Rasul Paulus memakai perkawinan untuk mengilustrasikan sifat
kasih antara Kristus dan Jemaat-Nya (
Ef 5), tetapi tentu tidak semua perkawinan mencerminkan ikatan kasih yang intim
ini. Hanya hubungan perkawinan yang sesuci yang digambarkan dalam Kidung ini
yang dapat bermanfaat untuk tujuan ini.
(c)
Membaca kitab ini, tanpa membangkitkan pikiran-pikiran Yang menjurus pada
kenikmatan indriawi, semestinya akan membuat kita memuliakan sang Pencipta yang
menjadikan manusia menurut gambar-Nya, yang menciptakan tubuh manusia indah,
Yang membuat Adam menginginkan teman seperti dirinya tetapi berjenis lain, dan
yang membawa pengantin perempuan pertama-puncak dari karya penciptaan-kepada
mempelai laki-laki yang mengaguminya. Membaca kitab ini semestinya juga
menyadarkan kita akan berbagai kelalaian penuh dosa dalam sikap kita terhadap
lawan jenis secara umum, dan khususnya dosa-dosa kedagingan kita dalam
pernikahan. Jadi, melalui kitab inilah Roh Kudus akan membawa orang berdosa
kepada Kristus, yang adalah juga Penebus dan Pengudus ikatan pernikahan suci.
Melihat serta mengalami kemurnian dan kekudusan ikatan kasih duniawi ini juga
akan membuat kita lebih memahami hubungan kasih yang surgawi dan kekal, yaitu
ikatan kasih yang murni tanpa cela dan yang tak dapat dibinasakan antara
Kristus dan Jemaat-Nya.[3]
Dua peran utama dan pendapat
ini dipegang oleh Franz Delitzch yang melihat ada dua peran utama dalam Kidung
Agung yaitu Salomo (kadang-kadang menyamar sebagai seorang gembala) dan seorang
wanita desa yang disebut sebagai gadis Sulam (6:13). Pendapat ini mungkin
berdasar dari dua manuskrip Grika yang berasal dari abad ke-4 dan 5 M.[4]
Manuskrip- manuskrip ini memuat catatan di pinggir mengenai siapa yang bicara
dan siapa yang menjawab.[5]
Menurut Delitzch, Kidung Agung
hanya mempunyai dua peran yaitu Salomo dan gadis Sulam. Ketika Kidung Agung
membicarakan mengenai gembala, ini ditujukan kepada Salomo yang menyamar
sebagai gembala. Mengenai gadis Sulam, Delitzch berkata, Gadis Sulam adalah
seorang gadis yang ada dalam sejarah. Ia bukan putri Firaun, tetapi ia adalah
seorang gadis desa yang sederhana. Salomo tertarik kepada kecantikan dan
ketulusan gadis Sulam. Hal ini selain membuat Salomo melepaskan praktek
poligaminya juga membuat dia mengenal ide pernikahan yang mula- mula dicatat
dalam Kejadian 2:33 dst. sebagai sebuah pengalaman nyata.[6]
Salomo berjumpa dengan gadis
Sulam waktu ia mengadakan kunjungan negara ke Israel bagian Utara. Dalam
pertemuan dengan gadis Sulam ini, Salomo tertarik pada gadis Sulam sehingga
Salomo kemudian membawa gadis Sulam ke Yerusalem untuk dijadikan istri. Menurut
tafsiran secara drama, klimaks dari Kidung Agung ialah pernikahan antara Salomo
dengan gadis Sulam.
BAB II
ISI
Eksposisi dan Aplikasi
Pernikahan
Dipermatang (pernikahan diantara Salomo dan isterinya dipermatang)
(5:2 - 8:4)
(5:2 - 8:4)
Pasal 5
Ay 1 =>
Penyempurnaan pernikahan (Kasih Kristus bagi GerejaNya)
(Ayat 1)
Suaminya pada saat ini menjawab kegirangan, ia menjelaskan hubungan mereka dan
menggambarkan seperti kebun yang indah dan pesta. (Sambang adalah Sarang lebah secara harfiah, "buluh saya" atau
"kayu saya," yaitu, substansi itu
sendiri, atau bagian dari itu
di mana sisir terbentuk.
Lebah di Palestina membentuk mereka sisir
tidak hanya di cekungan pohon dan batu, Artinya
raja tampaknya: "semuanya yang
ada dalam si wanita, tidak ada
yang menghina atau dibuang.")
(aplikasi)
Sebagai pasangan
dari pernikahan, maka kita akan selalu member yang terbaik bagi pasangan kita.
Disini
dijelaskan bagaimana besarnya kasih Kristus kepada gerejaNya.
Ay 2-8 => Ketidakacuhan
dan pemecahan masalah itu disampaikan (Kasih Kristus bagi Gereja, Desersi Spiritual).
(Ayat 2) Di sini adegan yang sangat melankolis, sedangkan pasangan
sini
dia menceritakan kebodohan sendiri dan perilaku buruk
terhadap dirinya, yaitu
si wanita tertidur dan sang suami pulang untuk meminta dibukakan pintunya,
tetapi si wanita tetap tertidur.
(ayat 3-4) Si
wanita tertidur dan seolah-oleh tidak mau diganggu tetapi dia juga menaruh
belas kasihan kepada suaminya “berdebar-debar hatiku”
(ayat 5-7) si
wanita bangun untuk membukakan pinti bagi suaminya tetapi suaminya telah pergi,
dan si wanita merasa menyesal sampai sampai terungkap pernyataan kesedihannya
seperti “dipukul para peronda”.
(ayat 8) si
wanita sangat merindukan suaminya, hal ini sangat berbeda dengan pertama waktu
suaminya datang mengetuk pintu, dimana seolah olah si wanita ini acuh tak acuh
terhadap suaminya.
(aplikasi)
Ada banyak
masalah dalam keluarga, tetapi apabila ada salah satu yang menyadari dan
bertobat maka aka nada penyelesaian masalah.
Si wanita tidak
membuka pada ketukan pertama dari sang suami dan sekarang sang wanita sudah
terlambat untuk mendapati sang suami. Kristus sangat rindu bertemu dengan
umatNya tetapi yang seringkali kita menjauh dari Dia, sampai pada saat nanti
kita bertobat dan datang kepadaNya.Kepergian Kristus membuat kita “menderita”, mencintai Yesus
Kristus sedemikian rupa bahwa
ketidakhadirannya membuatnya mual, sangat sakit, dia tidak tahan, dan ia
kesakitan.
Ini adalah penyakit yang merupakan tanda dari konstitusi
yang sehat jiwa, dan pasti akan berakhir
dengan baik, suatu penyakit yang tidak akan mati, tapi hidup. Lebih baik menjadi
sakit cinta kepada Kristus dari pada
kemudahan dalam cinta kepada dunia.
Ay
9-16 => Keistimewaan suaminya disampaikan
oleh isterinya (Kepercayaan Gereja dalam Kristus.)
(ayat 9) ada
beberapa yang mempertanyakan kelebihan suami dari pada si wanita di banding
dengan yang lainnya
(ayat 10-16) disini
si wanita menjelaskan kelebihan dari sang suaminya, mulai dari kulitnya yang
outih, rambutnya, matanya yang indah, pipinya, bibirnya, kakinya, perawakannya,
kata-katanya, semuanya disampaikannya. ( ayat 10) "Putih perawan kemurnian-nya, " seorang pemimpin dari sepuluh ribu prajurit.
(ayat 11) Kepalanya adalah sebagai emas yang paling baik, Mungkin dalam arti mulia dan berharga
sebagai emas terbaik.
(aplikasi)
Kita belajar
bahwa kita harus tetap memuji kelebihan apa yang Tuhan sudah berikan kepada
pasangan kita.
Disini
menggambarkan bahwa gereja menyatakan Tuhan yang kita tinggikan memiliki
segalanya melebihi dari semua para “suami” yang lain. Dia adalah Raja yang
bertahta di tempat kudusNya dengan segala kemuliaanNya.
Pasal 6
Ayat 1-3 persoalan diatasi dalam hati si
wanita (Pembaharuan Gereja)
(Ayat 1). Keberadaan
sang suami dipertanyakan oleh yang lain. Sehingga muncul pernyataan untuk
membantu si wanita mencari suaminya
(Ayat 2-3)
persoalan diantara pasangan ini sudah dapat diatasi oleh si wanita yang
sebelumnya “tidak peduli” dengan sang suami, si wanita sudah mengetahui
keberadaan sang suami. Kemudian dipulihkan kembali hubungan kamunikasi ataupun
yang lain dengan sang suaminya, dan kembali ke tempat pekerjaan mereka.
(aplikasi)
Setiap
permasalahan dalam keluarga pasti ada jalan keluar disaat pemulihan komunikasi
terjalin dan saling introspeksi.
Gereja Tuhan
perlu adanya koreksi diri disaat itulah terjadi pembaharuan dan Tuhan akan
menyambut baik setiap pertobatan kita.
Ayat 4-10 => Pemecahan masalah disampaikan ( Keyakinan Gereja dalam
Kristus, Kasih Kristus kepada Gereja.)
(ayat 4-7) sang
suami dalam ayat-ayat ini sudah memaafkan si wanita, dan menerimanya kembali.
Kemudian sang suami memuji muji kelebihan si wanita dari segi kecantikannya
secara lahiriah dan diibaratkan dengan berbagai macam hal. seperti Tirza, yang merupakan kota di suku Manasye, yang namanya berarti menyenangkan, atau dapat
diterima, situasi, tidak ada diragukan
lagi, menjadi sangat senang dan bangunan halus dan rapi. Dia
juga mengulangi, hampir kata demi kata, bagian dari deskripsi
yang telah diberikan kapada
kecantikan si wanita rambutnya, giginya, pelipis (ay 5-7), bukan karena dia tidak bisa dijelaskan dalam kata lain, dan perbandingan-perbandingan lain,
tetapi untuk menunjukkan bahwa ia masih menghargai si wanita dari dahulu maupun
sampai sekarang (pasal 4).
(aplikasi)
Penerimaan
kembali atas pasangan yang telah melakukan kesalahan merupakan hal yang mulia.
Selain itu perlu adanya pujian akan pasangan tanpa mengingat kembali kesalahan
dari pasangan kita.
Sekarang kita harus menganggap Kristus telah kembali ke jemaatNya, kembali berkomunikasi
dengan dia (karena ia berbicara padanya dan membuat dia mendengar kegirangan dan sukacita), kembali mendukung
dirinya, setelah diampuni dan dilupakan semua kesalahannya,
karena Kristus berbicara sangat
lembut dan hormat kepada
jemaatNya.[7]
(ayat 8-10) Sang suami terus memberikan pujian kepada si wanita, sang
suami lebih suka dia dibanding dengan pesaing yang lain sekalipun ada enam puluh ratu yang cantik dan delapan puluh selir, dia yang tetap
menjadi ratu pujian sendiri. Dan semua
orang akan berkata bahwa si wanita ini berbahagia
(aplikasi)
Setiap suami harus
terus memberikan penghargaan kepada isterinya sampai kapanpun juga sekalipun
dibandingkan dengan yang lainnya.
Kristus
yang memberikan penghargaan dan keindahan akan gereja sebagi milikNya.
Ayat 11-13 => Perdamaian dari segi wanita, ia
diterima dikasihi dan dipuji suaminya (Kasih Kristus bagi Gereja.)
(ayat 11-12) Kata-kata pengantin wanita bisa diparafrasekan:
"Anda berbicara tentang saya sebagai keindahan yang
mulia, seorang gadis sederhana
satu hari turun ke dalam taman kenari." (Kenari berlimpah di
tepi Danau Genesaret , dan masih umum di
Utara Palestina) "untuk
memeriksa tanaman muda dari lembah"
dengan sekarang menghijau di awal musim semi setelah musim hujan), "dan untuk menonton tunas dan
mekar pokok anggur dan delima.
Lalu, tiba-tiba, sebelum aku sendiri sadar, jiwaku"
(hati cinta-terikat)
"telah membuat dia berada di kereta dari orang-orang agung" (yaitu, seorang
tokoh mulia, orang yang berada di tempat tinggi
di bumi; bandingkan 2 Raja-raja 2:12;
13:14, di mana Elia
dan Elisa, sebagai
pemimpin spiritual bangsa,
adalah "kereta berkuda dan Israel,").
(ayat 13) disini
terjadi perdamain dengan pernyataan si suami memanggil si wanita, setelah dia
menghormati si wanita dan meletakkannya diatas kereta. Dia juga merindukan
wanita ada di dekatnya untuk merenungkan kasih karunia dan kecantikan yang telah
memenangkan hatinya.[Sulam] Mungkin sama seperti "Shunamite," terletak yaitu, yang
berasal dari kota atau kabupaten
dari Sunem, di
wilayah Isakhar (Josh 19:18), di lereng dari
Hermon kecil, menghadap
dataran Yizreel. Hal
ini sekarang disebut Salem.[8]
(aplikasi)
Pemulihan dalam
sebuah keluarga diawali dengan penghargaan kepada pasangan.
Disaat Kristus
mengasihi gerejaNya , maka kristus akan selalu memberi yang terbaik bagi
gerejaNya dan merindukan gerejaNya selalu bersama dengan Dia.
Pasal 7
Ayat
1-10 => Mempelai perempuan dipuji kekasihnya (Keindahan Gereja, kepuasan Kristus atas Gereja-Nya)
(ayat
1-7) Sang suami mengambil inisiatif memuji isterinya dengan cara yang lebih
teliti dimulai dari kaki sampai
kepalanya.
(ayat
1) langkah kaki pengantin wanita terlihat
seperti
dalam gerakan dalam tarian. "Sendi"
mungkin diberikan gerakan berputar-putar,
dan juga seperti seorang putri mulia, pengantin wanita adalah terhormat meskipun bukan
dari kerajaan. Lengkung pinggangnya seperti perhiasanmed mutiara atau perhiasan lain
yang terampil dirangkai atau dihubungkan bersama-sama
karya dari Seniman Agung. (ayat 2) bagian perut yang digambarkan indah Kontras adalah salah satu warna, bunga, mungkin,
mewakili ungu jubah.
"Tumpukan gandum tidak terlihat karena tertutup
oleh bunga bakung." (ayat 3) penghargaan atas keindahan buah
dadanya (ayat 4) sang suami memuji Lehernya sebagai menara gading [Sebuah
menara gading] Menara gading, yang menjadi
acuan untuk beberapa menara tertentu, mungkin
dibangun oleh Salomo (1 Raja-raja 10:21).,
matanya seperti fishpools di Hesybon kolam
renang di antara reruntuhan di selatan Hesybon masih tetap sejumlah
sumur dalam dipotong di batu, dan sebuah
waduk besar air.,
hidungnya adalah seperti menara Lebanon yang looketh menuju Damaskus.[Hidung] Lebih baik mungkin
"wajah" atau "alis."
[Menara Lebanon] Mungkin "rumah hutan Libanon" atau bagian dari itu (1 Raja-raja 7:2, 9:19), didirikan menara pengawas atau mungkin dengan David, yang dibangun oleh Salomo di bagian awal pemerintahannya untuk menimbulkan rasa heran Damaskus setelah perang dengan Hadadezer (2 Sam 8:6). (ayat 5) keberadaan kepalanya yang indah (ayat 6) si wanita paling disukai diantara yang lain yang disukai.
[Menara Lebanon] Mungkin "rumah hutan Libanon" atau bagian dari itu (1 Raja-raja 7:2, 9:19), didirikan menara pengawas atau mungkin dengan David, yang dibangun oleh Salomo di bagian awal pemerintahannya untuk menimbulkan rasa heran Damaskus setelah perang dengan Hadadezer (2 Sam 8:6). (ayat 5) keberadaan kepalanya yang indah (ayat 6) si wanita paling disukai diantara yang lain yang disukai.
(ayat
8-10) disini sang suami menunjukkan keintiman yang lebih dengan si wanita dan
menyatakan kelebihan si wanita hal ucapan bibirnya.(membandingkan ke sawit, anggur, dan apel-pohon
untuk bangsawan dalam hal kenikmatan buahnya, dan ucapan-ucapan dari mulutnya untuk
anggur manis. Dan akhirnya sang
suami menjalin pengakuan yang intim dengan si wanita.
(aplikasi)
Hubungan
suami istri harus tetap memuji satu sama lain khususnya pria (yang jarang
melakukan pujian) harus melakukannya, sang suami puas dengan keberadaan sang
isterinya.
Kristus
puas dengan “keadaan” jemaatNya dan rindu intim dengan jemaatNya.sehingga
kristus “puas” dengan jemaatNya.
Ayat 11-13 => Suaminya diundang
oleh isterinya ke kebun anggur (Menginginkan persekutuan dengan Kristus, kasih Gereja kepada Kristus).
(ayat
11-13) si wanita mengambil inisiatif mengundang sang suami untuk mengajak nya
pergi ke kebun (dia juga
rendah hati dan sungguh-sungguh menginginkan persekutuan
dengan dia "Ayo, kekasihku, mari kita berjalan-jalan bersama-sama”
(ayat 11)). Si wanita juga memberi yang terbaik buat sang
suami, hubungan pernikahan mereka semakin berkembang (ayat 12). (Bunga
pacar = wangi-wangian yang mahal dan jarang terdapat (narwastu, mur, bunga
pacar) mengibaratkan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan kenikmatan yang
dialami dalam pertemuan itu, Bunga pacar menghasilkan celupan berwarna jingga
dan memiliki bau yang menyenangkan. Buah dudaim itu bila dimakan banya akan
meracuni tetapi buah ini dipakai sebagai obat perangsang pada jaman itu. Dalam
hal ini si wanita member yang terbaik buat sang suami.
(aplikasi)
Dalam
hubungan suami isteri perlu adanya saling memberi yang terbaik dan selalu
menginginkan hubungan yang lebih intim yang membuat mereka semakin dekat.
Sebagai
gereja Tuhan hendaknya kita selalu ‘menginginkan” Kristus dan semakin dekat
dengan Dia selalu.
Pasal
8
Ayat
1-4 => Si wanita mengingini hubungan yang lebih intim (Kasih Gereja kepada Kristus.)
Disini si wanita
menginginkan hubungan yang lebih intim, dia memakai gambaran seandainya
suaminya adalah adiknya (bdnk 5:1,16). Maka dia akan bisa menyampaikan kasinya
kepada suaminya kapan saja, karena di jaman itu tidak baik kalau wanita
menyatakan rasa cintanya langsung kepada pria sehingga dia tidak akan dihina
orang. Tetapi dia tetap sabar sampai pada waktunya.
(aplikasi)
Saling
merindukan dalam pasangan suami isteri akan menjadikan semakin indah dalam
pernikahan.
Disaat gereja
merindukan Kristus, maka hubungan gereja dengan Kristus semakin intim.
Pandangan tentang cinta disampaikan
8:5 – 8:7
8:5 – 8:7
Ayat 5-7 => Sifat dan kuasa cinta kasih
disampaikan (Gereja Ketergantungan
pada Kristus, kasih Gereja kepada Kristus.)
(ayat 5) si
wanita menyatakan cinta kasihnya. Pohon Apel merupakan lambang “percintaan” di
jaman dahulu, disini si wanita menginginkan hubungan intim sebagaimana si suami
juga dikandung disitu.
(ayat 6-7) Pengantin
wanita mengatakan ini saat ia menempel lengannya dan beristirahat kepalanya di
atas dadanya. Bandingkan Yohanes 13:23; 21:20. si wanita menyatakan cinta
kasihnya. Pohon Apel merupakan lambang “percintaan” di jaman dahulu, disini si
wanita menginginkan hubungan intim sebagaimana si suami juga dikandung disitu.
Cinta di sini dianggap sebagai kekuatan universal, prinsip unsur dari semua
makhluk yang benar, mampu mengatasi musuh abadi manusia yaitu Kematian.
"Cemburu" di sini istilah lain untuk "cinta,"
mengekspresikan kekuatan tak terhindarkan dan semangat kasih sayang ini, yang
tidak dapat menghasilkan atau berbagi kepemilikan obyeknya, dan diidentifikasi
dalam pikiran penulis suci dengan kehidupan ilahi atau benar. Api yang dimaksud
adalah bara, lampu, dan api, dan balok, sangat kuat, dan membakar dengan
kekuatan yang luar biasa, sebagai bara api yang memiliki api yang paling keras,
api dari Tuhan. Banyak air, meskipun mereka akan memadamkan api, tidak dapat
melakukannya
bahkan banjir sekalipun. Kasih-cinta tidak dapat dibeli oleh semua
harta.
(aplikasi)
Sebagai pasangan
suami istri perlu diingatkan kembali bahwa mereka sudah diteguhkan. Oleh sebab
itu kekuatan kasih itu harus tetap ada didalam mereka.
Kasih Kristus kepada kita adalah kuat seperti kematian, untuk itu
menerobos kematian itu sendiri. Dia mengasihi kita, dan menyerahkan diri-Nya untuk kita.
menerobos kematian itu sendiri. Dia mengasihi kita, dan menyerahkan diri-Nya untuk kita.
Penutup
8:8 – 8:14
8:8 – 8:14
Ayat 8-12 => Si putri di jaga saudaranya dan
pertemuan pertama dengan Salomo. (Kepedulian terhadap bangsa-bangsa, Keistimewaan dan Tugas Gereja).
(ayat
8-10) si wanita (puteri) oleh saudaranya ketika masih muda
(ayat
11-12) si wanita bertemu dengan Salomo yang pertama dijelaskan pada waktu
bekerja di kebun anggur Salomo
(aplikasi)
Ayat 13-14 Kasih cinta mereka
masih hidup dan segar. (Cinta timbal balik
antara Kristus dan Gereja).
(ayat
13-14) pernyataan yang menunjukkan bahwa cinta mereka masih hidup dan segar. Dia menginginkan kembali cepat nya kepadanya (ayat 14):
Cepatlah, kekasihku, datang lagi. Kitab
ini telah dibuka dengan lagu dari paduan suara untuk memuji raja (Kidung 1:2-4), diakhiri dengan hal sama oleh pengantin, mengulangi kata-kata terakhir dari Kidung Agung 2:17.
(aplikasi)
Hubungan
suami isteri hendaknya tetap segar atau hidup sepanjang masa sampai maut
memisahkan.
Hubungan
Kristus dengan jemaatnya tetap kekal dan tidak ada yang dapat memisahkan.
BAB III
KESIMPULAN
Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa cinta yang terbaik adalah cinta yang
didasarkan pada kepercayaan yang penuh terhadap kekasihnya. Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa
pernikahan merupakan anugerah daripada Allah. Bagi seorang wanita yang percaya kepada Allah, ia mempunyai nilai yang
tinggi, tidak memandang ia itu oran desa atau kesederhanaannya. Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa
kebahagiaan dari cinta hanya dapat ditemukan/dialami kalau terjadi cinta
segitiga, yaitu antara suami, istri, dan Tuhan.
Kitab Kidung
Agung juga merupakan gambaran persetujuan Allah yang indah tentang hubungan
suami isteri karena pernikahan adalah lembaga awal yang dibentuk Allah untuk
saling mengasihi satu dengan yang lain. Dikitab ini Tuhan menunjukkan baahwa
hubungan suami isteri adalah hubungan yang suci dan tidak kotor. Kita melihat
bagaimana sifat-sifat dari kedua pribadi yang murni dan moralnya terpuji dan
kesetiaan sebelum dan sesudah pernikahan sangat dihormati.
BIBLIOGRAFI
A. Teguh Purwanto, “DIKTAT Eksposisi PL
III Ezra-Kidung Agung” Surabaya: STTII
Abad ke 4 M: Kodex Sinaitikus ( ); abad
ke 5 M: Kodex Alexandrinus
Barnes 'Notes, Copyright
database elektronik, © 1997 2003, 2005, 2006
oleh Biblesoft, Inc All rights reserved.
F. Delitzsch dan C.F. Keil, Commentary on the Old Testament in Ten Volumes.
Cetak ulang. Jil. 6: Proverbs, Ecclesiastes, Song of Solomon (Grand Rapids:
Eerdmans, 1982), hal. 3.)
Matthew Hendry
Commentary on The Whole Bible Volume 3
Roland Murphy, "Interpreting The
Song of Songs, "dalam Biblical Theology Bulletin 9 (1979): 99; Catholic
Biblical Quarterly 16 (microfilm, 1954):3, mencatat bahwa kodex Sinaiticus
sejak lama sudah memakai istilah nymphos (pengantin pria) untuk melukiskan
pembicara pria, dan nymphe (pengantin wanita, untuk melukiskan pembicara
wanita).
SABDA (OLB Versi
Indonesia)
Sarapan pagi.com
The Bible Exposition
Commentary:. Perjanjian Lama © 2.001-2.004 olehWarrenW.
Wiersbe All
rights reserved.
[1] The Bible Exposition Commentary:. Perjanjian Lama © 2.001-2.004
oleh Warren W. Wiersbe
All rights reserved.
[2] Www.sarapanpagi.com
[3] SABDA (OLB Versi
Indonesia)
[4] Abad ke 4 M: Kodex Sinaitikus ( ); abad ke 5 M: Kodex Alexandrinus
[5] Roland Murphy, "Interpreting The Song of Songs, "dalam
Biblical Theology Bulletin 9 (1979): 99; Catholic Biblical Quarterly 16
(microfilm, 1954):3, mencatat bahwa kodex Sinaiticus sejak lama sudah memakai
istilah nymphos (pengantin pria) untuk melukiskan pembicara pria, dan nymphe
(pengantin wanita, untuk melukiskan pembicara wanita).
[6] F. Delitzsch
dan C.F. Keil, Commentary on the Old Testament in Ten Volumes. Cetak ulang.
Jil. 6: Proverbs, Ecclesiastes, Song of Solomon (Grand Rapids: Eerdmans, 1982),
hal. 3.)
[8]Barnes 'Notes, Copyright database elektronik, © 1997 2003,
2005, 2006 oleh Biblesoft,
Inc All rights reserved.