EKSPOSISI
KITAB IBRANI
BAB I
PENDAHULUAN
Surat Ibrani adalah sejilid kitab yang dalam
lagi kaya. Dalam karena konsepsi surgawi dan kayak arena warisan surgawinya.
Tujuan pelajaran Ibarani ini ialah membahas konsepsi surgawinya yang dalam
berikut warisan sorgawinya. Untuk itu kita perlu memasuki kedalaman kitab ini.
Jika kita ingin memasuki konsepsi dan kekayaan surat Ibrani, perlulah kita
mengerti latar belakang penulisannya. Hal ini amat penting. Namun sanagt sukar
memperoleh informasi mengenai surat ibrani ini. Kita tidak diberitahu siapa
penulis dan juga tidak diberi penjelasan kepada siapa surat ini ditunjukan.
Surat ibrani berbeda dengan surat-surat yang lainnya. Ia memiliki cirri-ciri
yang khas . kalau surat-surat kiriman lainnya diawali dengan menerangkan kepada
kita oleh siapa dan kepada siapa surat ini ditulis. Nah disini kami akan
membahas apa aja yang ada di dalam kitab Ibrani.
BAB II
LATAR BELAKANG
Ibrani adalah sepucuk surat yang terletak di
hampir akhir Kitab Suci, judulnya: surat yang dikirimkan kepada orang Ibrani,
namun judul ini bukan ada dari awalnya. Menurut tradisi gereja, judul ini
mungkin ditambahkan kemudian, jadi judul ini tidak mempunyai keabsahan untuk
membuktikan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Ibrani. Salah satu
penyebab mengapa surat ini dianggap sebagai surat yang ditujukan kepada orang
Ibrani adalah ay. 1: nenek moyang kita telah menerima wahyu dari Tuhan, yang
dimaksud nenek moyang tentu adalah para nabi di Ibrani.
Istilah Ibrani mempunyai arti: Orang yang datang
dari seberang sungai besar sana, yaitu keturunan Abraham. Abraham dipanggil
keluar oleh Tuhan dari kota Ur yang terletak di Mesopotamia, yang mempunyai
sebutan the center point of ancient civilization. Mesopotamia
terletak di antara dua sungai: Efrat dan Tigris. Tuhan memanggilnya keluar dari
tempatnya, dari rumah bapaknya, dari tanahnya, dari negara asalnya, untuk pergi
ke mana? Tuhan berfirman, pergilah ke tempat yang akan Ku tunjukkan kepadamu.
Itu sebabnya dia disebut sebagai Bapak bagi Orang Beriman, karena dia bersandar
kepada Tuhan yang berbicara, tapi tidak memberitahukan hal-hal detail
kepadanya, tidak memberitahukan bagaimana jadinya nanti. Dari P.L. sampai P.B.
terdapat tuntutan yang sama, ikutlah Tuhan dan jangan banyak tanya; ikutlah
Tuhan dengan iman, serahkanlah hidupmu kepadaKu, karena Akulah Tuhan yang akan
memimpinmu.
Sampai di mana saja, hal pertama yang Abraham
lakukan adalah mendirikan mezbah untuk berbakti kepada Tuhan. Itu menandakan
kemanapun dia pergi, dia tidak pernah lupa Tuhan, karena dia tahu, dia mengikut
Tuhan, jadi pergi ke mana adalah soal kedua, yang penting adalah di mana saja
dia berada, dia berbakti kepada Tuhan. Karena Abraham sadar dewa yang disembah
orang Kanaan bukanlah Allah. Allah satu-satunya adalah Allah yang memanggil
dirinya keluar dari Ur, itu sebabnya dia taat kepadaNya. Abraham disebut
sebagai bapak orang beriman, karena dia menjadi contoh bagi kita semua. Waktu
Tuhan memanggilnya, dia menyampahkan semuanya. Siapakah penulis surat Ibrani?
Orang-orang yang mempelajari Alkitab dari abad pertama terus memperdebatkan hal
ini. Ada yang berpendapat:
- Penulisnya
adalah Paulus. Namun karena cara penulisannya, istilah-istilah yang
dipakainya, bentuk kalimat dan tata bahasanya, cara pembahasan dan
pemikirannya sama sekali berbeda dengan gaya Paulus, sehingga pendapat ini
tidak mempunyai alasan yang cukup untuk menegaskan bahwa surat ini ditulis
oleh Paulus. Misalnya, Paulus sering menggunakan istilah Injil, tapi surat
Ibrani satu kalipun tidak memakai istilah Injil, meskipun seluruh isinya
berbicara tentang Injil. Yang ada hanyalah: anugerah keselamatan. Selain
itu, istilah kebangkitan Kristus yang mendominasi hampir 30% P.B. hanya
muncul satu kali di dalam surat Ibrani. Sebab itu, mungkin sekali, surat
Ibrani ini bukan ditulis oleh Paulus.
- Penulisnya
adalah Barnabas yang pernah melayani bersama-sama dengan Paulus, yang
sangat mahir tentang P.L. Tapi pendapat inipun tidak memiliki bukti yang
cukup.
- Penulisnya
adalah Timotius. Tapi pendapat ini juga tidak bisa diterima, karena surat
Ibrani ada menyebut soal Timotius.
- Penulisnya
adalah Apolos, seorang yang sangat mahir dan teliti dalam menjelaskan P.B.
Memang sebelum Paulus pergi menginjili di Efesus dan memerintahkan mereka
menerima Roh Kudus, Apolos ke sana (Kis. 19). Tapi pendapat ini juga
dirasa tidak terlalu mungkin.
- Penulisnya
adalah Stefanus. Karena menurut mereka, pembahasan surat Ibrani begitu
mirip dengan cara khotbah Stefanus sebelum dia dirajam batu sampai mati
(Kis. 7). Tetapi pendapat ini pun ditolak.
seorang bapak gereja berkata, mari kita dengan
rendah hati dan terus terang mengakui bahwa kita tidak mengetahui siapa penulis
surat Ibrani, kita hanya tahu buku ini diwahyukan oleh Tuhan melalui seseorang
yang tidak menuliskan namanya dan tidak memberitahukan kepada kita siapa dirinya.[1] Jika kita ingin memasuki
konsepsi dan kekayaan Surat Ibrani, perlulah kita mengerti latar belakang
penulisannya. Hal ini amat sangat penting. Namun sangat sukar memperoleh
informasi mengenai Surat Ibrani ini. Suarat Ibrani berbeda sekali dengan dengan
surat-surat kiriman lainnya diawali dengan menerangkan kepada kita oleh siapa
dan kepada siapa surat ini di tulis, Surat Ibrani dimulai dengan perkataan
berikut,” Setelah pada zaman dahulu Allah
berulang kali dan dengan berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan para nabi, maka pada zaman Akhir ini Ia berbicara kepada
kita dengan perantaraan Anak-Nya” ( Ibr 1:1-2).
Suarat
Ibrani ini bukan sejilid kitab yang dangakal, melainkan sangat dalam. Tadinya
Abraham berasal dari Ur-Kasdim, yakni yang dahulu disebut babel atau babilion.
Antara Ur-Kasdim dengan tanah permai kanaan terdapat sebuah sungai besar yang
mengalir dari utara keselatan. Ini sangatlah berarti. Segala sesuatu, termasuk
tanah, adalah ciptaan Allah utnuk menggenapkan kehendak-Nya. Tanah Ur-Kasdim saat
itu telah diduduki oleh satan,Iblis. Tanah itu penuh dengan berhala, sepenuhnya
dirampas oleh musuhAllah dan dikuasai oleh si jahat. Karena itu Allah memanggil
Abraham keluar dari tanah yang penuh dengan berhala itu. Allah hanya menyuruh
Abraham keluar dari situ tanpa kemana ia harus pergi. Akhirnya Tuhan membawanya
kesungai besar itu. Lalu ia menyebrangi sungai itu. Yosua 24:2-3 mengatakan
bahwa Abraham dulu tinggal “ di seberang
sungai Efrat “ kemudian Allah “ mengambilnya dari situ dan menyuruhnya
menjelajahi seluruh tanah Kanaan “. Jadi dapat kita katakana bahwa orang Ibrani
datang dari sebrang sungai. Walaupun
surat Ibrani sendiri tidak menyebutkan kepada siapa surat itu ditujukan, tetapi
sebenarnya surat ini ditulis untuk kaum beriman Ibrani. Kaum saleh yang
mengumpulkan surat ini “ Surat kiriman kepada orang Ibrani” ini sungguh
menarik. Mengapa dikatakan “ kepada orang Ibrani”, bukan kepada orang yahudi
atau orang Israel?[2]
BAB II
EKSPOSISI KITAB IBRANI
1: 1- 4 Anak Allah Pengantara yang Mulia
A. Prolog
Dia sebagai pengantara Firman Allah. Ada dua
kontras disini, yaitu zaman dulu dan zaman akhir. Pada zaman dulu pengantara
Firman Allah adalah para nabi sedangkan di zaman akhir melalui Yesus (1- 2). Jadi
pembicaraan Allah sekarang memiliki kemuliaan yang lebih dari pada dulu, dengan
kata lain Kristus adalah puncak pembicaraan Allah di zaman akhir ini.
Pengantara
ini lebih unggul dari pengantara- pengantara sebelumnya, sebab Ia adalah ahli
waris, gambar dan wujud Allah, pencipta dan telah selesai sebagai penyelamat
manusia (3- 4 ). Berikut ini fakta- fakta keunggulan Kristus yang dijelaskan
dalam ayat 2- 4.
Dalam
keempat ayat pertama pasal satu, yang merupakan pendahuluan, penulis surat
berkata dengan singkat dan mutlak tentang beberapa hal yang menjadi dasar
pembahasannya. Ia bermaksud membuktikan dengan ayat- ayat dari Perjanjian Lama
bahwa Yesus ialah Kristus, Mesias yang dinanti- nantikan oleh orang- orang
Ibrani.[3]
1. Dia
ditetapkan menjadi pewaris segala sesuatu,
artinya berhak menerima segala yang ada. Ini nampaknya menjadi gema pernyataan
dalam Mazmur 2: 8. Warisan yang dimaksud rupanya maencakup juga dunia yang akan
datang ( band 2: 5 )
2.
Dia menciptakan segala yang ada. Ungkapan yang literalnya berarti “ masa- masa” (
jaman ) berarti juga alam semesta ( band 11: 3 ). Seluruh alam semesta,
mencakup ruang dan waktu adalah hasil ciptaan Yesus Kristus ( band Yoh 1: 3 ;
Kol 1: 16 ). Ia berhak mewarisi, sebab Ia juga yang menciptakan semuanya.
3.
Dia adalah cahaya kemuliaan Allah. Hal ini menegaskan bahwa Anak Allah adalah
berkat cahaya kemuliaan yang telah menjamah hidup manusia. Kemuliaan Allah
nampak dalam cahaya yang dipancarkan Anak.
4. Dia
adalah gambar wujud Allah. Yesus
adalah keberadaan Allah sendiri, cap yang dihasilkan oleh gambar pada stempel.
Kristus merupakan “ perwujudan dan pengejawantahan,” diri Allah yang sempurna.
Melalui ayat 3 dan 4 ditegaskan bahwa Kristus meski berbeda dengan Allah Bapa,
namun tak terpisah dari Allah; dengan demikian perbedaan dan kesatuan
dijelaskan.
5. Dia menopang segala sesuatu. Firman yang
telah menciptakan ini juga yang menopang dan mengarahkan semesta ini kearah
sasaran yang telah ditentukan.
6. Dia menyucikan dari dosa. Penulis bergeser
dari menguraikan peran Kristrus semesta ke karya- Nya yang dilakukan- Nya bagi
umat manusia. Yang tidak terjangkau oleh upacara korban, kini diwujudkan- Nya
dengan sempurna.
7. Dia duduk di sebelah kanan Allah. Pemuliaan
dan keagungan Kristus yang melebihi segala sesuatu. Ia “ duduk ” dikontraskan
dengan pelayanan imam keturunan Harun yang tetap berdiri, sebab tata upacara
korban mereka tak kunjung berakhir ( band Maz 110 ).
Ungkapan “ lebih
baik ” dipakai 13 kali dalam surat ini, untuk mengontraskan Kristus dengan
tatanan barunya dengan apa yang mendahuluinya. Dan secara khusus di sini
dikontraskan dengan malaikat, yang rupanya menjadi objek ibadat pada waktu itu.
Uraian mengenai diri dan karya Kristus,
yang secara khusus dikontraskan dengan lain- lain, semestinya menyadarkan
pembaca terhadap siapa yang dibahas. Meskipun nanti akan dibahas lebih terinci,
namun jauh sebelumnya penulis ingin menunjukkan bahwa Kristus adalah Anak Allah
yang maha mulia, wajar apabila orang percaya harus mendengarkan dan menghormati
Dia.
Bagian I: Kristus Anak Allah yang
Rajani ( 1: 5- 4: 16 )
Dengan prolog tersebut, kini pembaca
dibimbing untuk memperhatikan bagian pokok yang pertama dalam uraian kitab
Ibrani. Tema peran Kristus sebagai Anak Allah dibahas. Khususnya, posisi Anak
tersebut dikaitkan dengan janji Anak yang rajani, seperti yang diuraikan dalam
perjanjian Daud. Puncak uraian ini diungkapkan melalui himbauan, agar setiap
orang percaya menyediakan diri untuk menerima rahmat dan menemukan kasih
karunia ( 4: 16 )
1. Anak
Allah yang Rajani dimuliakan ( 1: 15- 14 )
Dengan
mengutip sejumlah paragraph dari Mazmur penulis membuktikan bahwa Kristus jauh
lebih istimewa dibanding dengan malaikat. Bahkan Dia tak tertandingi dengan
malaikat. Baik dari segi gelar, hak keillahian, maupun aspek lainnya, malaikat
tak punya tempat dibanding Anak Allah. Dia adalah Raja atas segala raja yang
diperanakkan oleh Allah ( 1: 5 ). Ke- Raja- anNya dinyatakan BapaNya dimulai
dari makhluk yang supranatural yang paling dekat dengan BapaNya harus menyembah
Dia.
Penulis
mengawali argumentasinya bahwa Dia adalah Anak Allah yang Rajani dengan
menyatakan bahwa malaikat- malaikat pun harus menyembah Dia ( 1: 6 ). Ini
dikarenakan memang Dia lebih tinggi dari segala malaikat ( 1: 7 )
2. Anak
Allah yang Rajani Ditetapkan sebagai Mesias yang dijanjikan ( 1: 5 )
Sebagai
kelompok malaikat memang disebut Anak Allah (band Kej 6: 2, 4 ; Ayub 1: 6 ; 2:
1 ; 38: 7). Dengan mendasarkannya kepada Mazmur 2: 7, penulis menunjukkan gelar
Anak yang sejati adalah milik Mesias. “ Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini
” yang diambil dari Mazmur penobatan ini, mengaitkan gagasan ini dengan
peristiwa yang dijelaskan dalam 1: 3, bahwa posisi ini terkait dengan
perjanjian Daud II Sam 7: 14 ; I Taw 17: 13 di dalam ayat 5b. Memang kepada
penggenapan nubuat ini saja hak untuk meminta seluruh bumi sebagai taklukan
akan dipenuhi ( band Maz 2: 8 ). Kalau begitu gelar Anak Allah adalah karya khas
untuk Kristus.
3. Anak
Allah yang Rajani akan Datang Kembali ( 1: 6 )
Mulai
dalam ayat ini hak Illahi Anak mulai dijelaskan. Dengan demikian kelebihan Anak
atas malaikat semakin nyata. Ungkapan “ Ia membawa pula Anak- Nya yang sulung
kedunia ” menubuatkan kedatangan kembali memerintah di bumi. Inilah saat semua
malaikat harus menyembah, mengakui posisi Anak sebagia Raja.
4. Anak
Allah yang Rajani Pemerintahan- Nya kekal ( 1: 7- 12 )
Kekekalan
pemerintahan Anak ini dikontraskan dengan kesementaraan malaikat Maz 104: 4
digunakan untuk melukiskan kesementaraan malaikat. Dalam melaksanakan tugasnya
mereka dianggap sering menyatu dengan angin dan api, sebaliknya Anak, tahtaNya
kekal ay 8. Kutipan yang dipilih diambilnya dari Maz 45: 6- 7. Penulis juga
menyebutnya, sifat dasar pemerintahan Anak ditandai dengan kebenaran dan
membenci kejahatan. Ciri ini dipakai untyuk menunjukkan sifat ketaatan Kristus
selagi Ia melayani di bumi (band Ibr 3: 1- 2 ; 5: 7, 8 ; 7: 26 ; 9: 14). Atas
dasar itu raja ini berhak untuk menikmati sukacita tertinggi dalam
pemerintahan- Nya.
5. Anak
Allah yang Rajani akan memperoleh kemenangan mutlak atas musuh- musuh- Nya (1:
13- 14)
Dalam
menyimpulkan uraianya, penulis mengambil Maz 110 sebagai kutipan terakhir dalam
rangkaian ini. Penulis menggunakan Mazmur ini lebih banyak dalam usahanya
menjelaskan peran Kristus sebagai Imam Besar dalam aturan Melkisedek. Dalam
ayat 1 Mazmur tersebut, menegaskan kemenangan mutlak Anak itu atas musuh-
musuh- Nya. Kemenangan itu suatu kepastian, sebab tahta- Nya akan tetap (1: 8).
Kebalikkannya, para malaikat hanyalah akan bertindak sebagai “palayan” orang
yang harus diselamatkan. Kata “keselamatan” di sini digunakan penulis dengan
pengertian khas PL “Soteria” menunjuk kepada pembebasan umat dari musuh mereka
sehingga mereka dapat menikmati berkat- berkat Allah (band Maz 3: 2, 8; 18: 2;
35: 3; 37: 39; 71: 15; 118: 14- 15, 21; 132: 16). Gagasan ini sesuai benar
dengan tema kemenangan mutlak Anak Allah atas musuh- musuh- Nya yang baru
disebut.
Garis besar Pasal 4-6
1. Penghiburan
4:1-10
2. Seruan-seruan
4: 11-13
3. Pengertian Imam Besar Kita (4:14-16)
4.
Peringatan Bahaya Ketidak dewasaan (Ibrani
4:14-6:20):
5.
Masalah
Kerohanian (5:11-14)
6.
Kebenaran
Rohani (6:1-8)
Penghiburan (4:1-10)
Janji masuk kedalam perhentian(1-2)
4:3 Sebagian ciptaan adalah hidup
berkualitas yang disukai Tuhan
4:8 Sisa yang diberikan Yosua hanya
contoh. Pemenuhannya tetap ada.
4:9 Hidup selanjutnya:
(1) disediakan Tuhan.
(2) tersedia sekarang.
(3) bisa masuk melalui iman.
Ketidaktaatan dan ketidakpercayaan
akan menghancurkan kita (4:11).
Seruan 4:
11-13
Tuhan memberikan kita sesuatu untuk
menyelidiki hati kita.
(1) Firman Tuhan (4:12-13). Yang hidup, tajam,
menegur. Itu bisa memotong pengerasan yang terjadi dimana tidak ada yang bisa.
(2) Tuhan
sendiri (4:13). “MataNya mengawasi jalan manusia, dan dia melihat semua yang
dilakukannya.”
Pengertian
Imam Besar Kita (4:14-16)
a. Dimana
Dia—KedudukanNya—“melintasi semua langit.”
b. Siapa Dia—PribadiNya—“Yesus, Anak
Allah.”
c. Apa Dia—KarakterNya—“tanpa dosa.”
d. Apa Tindakan
Dia—KaryaNya—“‘merasakan kelemahan-kelemahan kita.” Dia memberikan rahmat dan
kasih karunia bagi yang percaya -imam.
Anak adalah Imam Sejati (5:1-10)
a. Natur seorang Imam (5:1-4)
(1) Dia
harus seorang manusia (5:1-2)
(2) Dia
harus mempersembahkan korban (5:3)
(3) Dia
harus dipanggil oleh Tuhan (5:4)
b. Anak Memenuhi semua hal diatas
(5:5-10)
Karena
Anak memenuhi semuanya, tidak ada penengah lain dibutuhkan. TIdak ada imam
besar lain. Kita hanya punya satu imam besar. Itu bukan manusia dunia yang
melayani dalam tabernakel dunia; itu kekal, sang Anak yang sempurna melayani
disurga.
Masalah Kerohanian (5:11-14)
5:11 – Masalah dalam pendengarnya adalah mereka telah “menjadi”
pendengar yang lamban. Mereka dulu tidak begitu.
5:12 – Mereka telah lama jadi orang percaya, dan jika dihitung
dari saat mereka percaya, mereka seharusnya sudah diajar di Institut Alkitab
Yerusalem, tapi mereka masih diajar di kursus untuk pemula.
5:13 – Ini menjelaskan kenapa mereka tetap seperti anak-anak.
Mereka gagal menggunakan pengetahuan yang mereka dapat mengenai praktek
kehidupan Kristen, Prinsip hidup Kristen yang luar biasa itu harus “digunakan
atau hilang”. Orang-orang ini tahu kalau Kristus merupakan pemenuhan korban PL
dan korban sudah dipenuhi sekali selamanya melalui pengorbananNya; tapi mereka
tetap tidak mengerti kenapa mereka tidak boleh pergi kembali kebait untuk
mempersembahkan korban. Masalah mereka bukan terhadap pengetahuan, tapi masalah
menggunakan pengetahuan itu dalam situasi hidup untuk membedakan mana yang
salah dan benar.
5:14 – Orang yang dewasa mampu melakukan lebih dari fakta.
Mereka bisa menghubungkan pengajaran dengan pengalaman. Kedewasaan itu dalam
hidup orang Kristen hanya pengetahuan seperti itu, tapi kemampuan menggunakan
pengetahuan itu untuk mengatasi situasi dan masalah dikehidupan sehari-hari.
Kebenaran
Rohani (6:1-8)
a. Kebutuhan untuk Terus
Maju (6:1-3)
Perhatikan hal ini dalam kerangka perkataan dalam 5:11-14.
Pasal ini dimulai dengan kata “sebab itu.” Sekarang, tiap kali anda melihat
kata “sebab itu” atau “maka dari itu” berhenti dan lihat sebelumnya. Itu
berasal dari sebelumnya. Dalam kerangka fakta sebelumnya. Inilah tindakan yang
harus dilakukan..
6:1 – Kamu orang percaya yang belum
dewasa perlu meninggalkan pengajaran awal dan menuju kepada kedewasaan. Tidak
ada yang salah dengan pengajaran awal untuk anak kecil, tapi ada yang salah
kalau orang dewasa yang sudah melalui pengajaran itu terus diajar itu.
“Kesempurnaan” merupakan kata untuk kedewasaan. Tidak yang salah seorang bayi
disuapi tapi ada yang salah jika dari tahun ketahun anda masih membutuhkan
orang lain memberi makan anda.
6:1-2 – Ada 6 pengajaran awal yang harus
mereka tinggalkan. Tidak ada yang salah dengan keenam hal itu, karena itu merupakan
pengajaran penting pertama para rasul setelah pentakosta. Fondasinya baik, tapi
jangan terus membangun fondasi—anda harus terus.
6:3 - “Dan menjadi dewasa ini harus
kita lakukan jika Allah mengijinkannya.” Ini sangat penting. Anda tidak bisa
memaksakan kedewasaan. Bapa ingin anaknya untuk dewasa; dan ini menunjukan
kesalahan ada dalam kita bukan Tuhan, jika kita tidak menjadi dewasa. Tapi kita
tidak tahu berapa banya waktu yang tersisa
Ibrani 7:1-3 => Raja yang sejati dan
imam yang sejati
-
Manusia mencari damai dalam pelarian
-
Manusia mencari damai dengan jalan
menghindari sesuatu
-
Manusia mencari damai dengan jalan
kompromi
-
Manusia mencari damai dengan jalan
kebenaran
Arti Melkisedek
menurut nama adalah Raja Kebenaran, menurut kerajaan adalah Raja Damai.
Ibrani
7:4-10 => Kebebasan Melkisedek
Keunggulan
Melkisedek dari pada imamat yang biasa, ada lima perbedaannya Melkisedek dengan
imam Lewi.
1. Lewi
menerima 1/10 dari suku yang lain, Melkisedek menerima 1/10 dari Abraham ,
meskipun Melkisedek bukan dari Lewi.
2. Orang
Lewi mendapat 1/10 dari saudara sebangsa, Melkisedek tidak.
3. Orang
Lewi akan mati, Melkisedek hidup selamanya.
4. Melkisedek
mendapat 1/10 dari Lewi , karena Lewi termasuk keturunan Abraham (Lewi terhisap
kepada Abraham).
Ibrani
7:11-19 => Imam yang baru dan jalan yang baru.
Yesus dapat
melakukan hal yang tidak dapat dilakukan imamat yang lama. Yesus menjawab rasa
takut dengan Allah dan dosa sudah ditaklukkan.
Ibrani
7:20-25 => Imamat yang lebih besar
1. Lembaga
imamat menurut peraturan Melkisedek ditetapkan dengan sumpah Allah, sedang
imamat biasa tidak (Mazmur 110:4) maka Yesus adalah jaminan untuk perjanjian
yang lebih kuat. Ada perjanjian yang sudah lama antara Allah dan Israel
(Keluaran 24:1-8), tetapi Yesus adalah jaminan bagi perjanjian yang baru dan
lebih baik, yang memberikan kepastian.
2. Keimamatan
Yesus tidak dapat beralih kepada orang lain, aparabatos yang artinya tidak
dapat diganggu gugat.
Ibrani 7:26-28 => Imam Besar yang kita perlukan
1. Yesus
itu suci (Hosion) => Kis 2:27, Kis 13:35
-Seorang
yang penuh kesetiaan melakukan kewajibannya dihadapan Allah.
2. Yesus
tanpa pernah salah (Akakos)
–Seorang
yang bersih dari kejahatan, tinggal hal yang baik.
3. Yesus
itu tanpa noda (Amiatos)
–Seorang
yang sama sekali bebas dari noda-noda yang menghalangi untuk datang kepada
Allah.
4. Yesus
terpisah dari orang-orang berdosa.
5. Yesus
lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga menunjukkan kesempurnaan
ke-Allahan-Nya.
Ibrani
8:1-6 => Jalan ke kenyataan.
-
Yesus duduk disebelah kanan tahta Yang
Mahabesar di sorga itu adalah bukti akhir tentang kemuliaanNya.
-
Yesus adalah pelayan ibadah di tempat
kudus dan itu bukti pelayananNya.
-
Yesus Sang Pengantara (mesites) yang
artinya seseorang yang berdiri di tengah, diantara dua orang yang membuat
mereka berdua dapat saling bertemu.
Ibrani
8:7-13 => Hubungan yang baru
-
Membicarakan kata perjanjian (diatheke)
artinya suatu wasiat, semua syarat ditentukan oleh orang yang meninggalkan
warisan. Hubungan itu diberikan kepada kita hanya oleh prakarsa dan anugerah
Allah saja.
-
Tanda-tanda perjanjian yang baru ini
adalah:
*Menggunkan
kainos -> berarti baru menurut sudut waktu dan mutu, perjanjian yang dibuat
Yesus adalah baru dalam mutunya dan secara sempurna meniadakan yang lama.
*Perjanjian
itu baru dalam hal jangkauannya, yaitu Israel dan Yehuda tidak ada perpecahan
tetapi menjadi satu.
*Perjanjian
baru itu dalam segi universalitas, baik kecil-besar, pintar-bodoh, dll.
*Perjanjian
baru tertulis dalam hati dan pikiran manusia sedang yang lama dengan
undang-undang. Sehingga berarti kita mengasihi Allah bukan karena takut
hukuman, tetapi karena kasih yang tulus kepada Allah.
*Perjanjian
baru memberlakukan pengampunan dan melupakan dosa.
Ibrani
9:1-5 => Kemuliaan kemah Allah
-
Dalam perjanjian lama bagi rakyat biasa
ada banyak penghalan untuk datang kepada Allah, Yesus Kristuslah yang
menyingkirkan penghalang itu dan membuka lebar jalan menuju kepada Allah bagi
setiap orang.
Ibrani
9:6-10 => Satu-satunya pintu masuk menuju Allah
-
Semua hal yang dilakukan oleh imam besar
dalam perjanjian lama hanyalah sebagai tiruan yang kabur dari pengorbanan yang
nyata sejati. Suatu bayangan dari pengorbanan yang sesungguhnya yaitu
pengorbanan Kristus. Satu satunya korban yang dapat membuka jalan sampai kepada
Allah untuk semua manusia adalah Yesus Kristus.
Ibrani
9:11-14 => Korban yang membuka jalan sampai kepada Allah
-
Korban-korban yang lazim dilakukan oleh
bangsa yahudi di jelaskan, tetapi korban yang dilakukan Yesus jauh lebih besar
dan lebih efektif. Ibadah di kemah lama itu dimaksudkan membawa manusia kepada Allah,
namun hasilnya adalah bayangan yang
tidak sempurna sebaliknya
tidak
sempurna. Sebaliknya kehadiran Yesus benar-benar membawa manusia kepada Allah.
Karena didalam Dia Allah memasuki dunia dan melihat Yesus sama dengan melihat
Allah.
·
Keuanggulan korban Kristus:
-Korban
Kristus mentahirkan badan dan nyawa, korban hewan hanya mentahirkan badan saja.
-Korban
Kristus membawa kepada penebusan abadi dari dosa abadi.
-Korban
Kristus memungkinkan manusia dari hamba dosa menjadi hamba Allah sejati.
* Westcott berkata 4 perbedaan
korban Kristus dengan yang lain:
- Korban Kristus adalah sukarela.
- Korban Kristus adalah spontan.
- Korban Kristus adalah rasional.
- Korban Kristus adalah moral.
Ibrani
9:15-22 => Satu-satunya jalan untuk menghapus dosa.
·
Persekutuan baru dengan Allah harus
menyangkut dan berisi kematian Yesus karena:
*Kata
diatheke (wasiat) tidak dapat berlaku jika terlepas dari kematian Yesus.
*Imamat
17:11, pengampunan adalah suatu yang mahal harganya, dan hanya Allah sendirilah
yang dapat membayar harga itu. Dimana ada pengampunan, disitu harus ada orang
yang disalibkan.
Ibrani
9:23-28 => Penyucian yang sempurna
Ibadat dalam dunia ini adalah tiruan
yang kabur dan tak sempurna dari ibadat yang sebenarnya nyata dan sejati.
Keunggulan korban Kristus:
1. Kristus
memasuki tempat suci yang bukan buatan tangan manusia, bukan hanya anggota
tetapi hubungan akrab dengan Allah.
2. Kristus
masuk kehadirat Allah bukan untuk kepentingan sendiri.
3. Pengorbanan
Kristus tidak perlu diulangi lagi.
Penulis Ibrani menarik
garis sejajar antara hidup manusia dan hidup Kristus.[4]
Pasal 13:
Dalam
pasal ini mengajukan beberapa pemahaman dengan sanngat. Ia mengajukan
permohonan mengenai saksi-saksi dan perbedaan (1-4); mengenai ajaran dan siasat
Tuhan(5-14) mengenai nasihat(15-17); mengenai perbedaan yang besar(18-24);
mengenai peringatan yang terakhir(25-29)
-
saksi-saksi bagaikan awan rupanya. Paulus
telah mengemukakan Iman dan perbuatan saksi-saksi Iman zaman dahulu, lalu ia
kembali kepada pembahasan yang dimulai dalam pasal 10 kata “karena”
menghubungkan ayat ini dengan fasal 11, khususnya dengan 11:39-40. Ini berate
bahwa daftar saksi-saksi iman itu tidak genap tanpa orang-orang saleh dari
perjanjian baru. Paulus hendak menekankan nasihatnya supaya tambah samapi pada kesudahanya.
Lalu ia menggambarkan dirinya dan pembaca. Pembaca surat ini sebagai
orang-orang yang sedang berlomba di suatu stasion, dimana ribuan orang duduk
berkumpul bagaikan awan rupanya.
-
Perlombaan Kristen
Marilah kita menangfgalkan semua beban
dan dosa yang begitu mrintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan,
yang diwajibkan bagi kita “orang yang berlomba tentu tidak memakai sarung
“semua bebas” tidak sama artinya dengan dosa. Hal yang baik mungkin menjadi
halangan bagi kemajuan Rohani dan dengan demikian menjadi suatu “beban” untuk
kita, misalnya nafsu makan, penyerahan kepada suatu maksud atau tujuan yang
meskipoun baik, tetapi membalikan hati kita dari pada Tuhan.
-
Dosa yang begitu merintangi kita
Yang dimaksud paulus bukanlah suatu dosa
yang khusus yang merintangi kita, melainkan dosa pada umumnya, dosa yang
dilakukan sehingga merintangi kita. Suatu dosa mungkin menyelimuti sehingga
merintangi kita. Dr. Robertson berkata “bagi orang Kristen ibrani dosa itu
adalah dosa murtat, tetapi bagi kita dosa itu mungkin dosa yang lain, dosa yang
sering kita hadapi. Dosa itu menyatakan dirinya dengan sekedar tabiat dan
kebiasaan kita, dan kita disuruh menanggalkan dosa itu. Hal menanggalkan dosa
dilakukan oleh Iman kepada Kristus dan kuasa Roh Kudus, waktu kita
sungguh-sungguh merindukan pelepasan dari dosa dan menyerahkan diri kepada
Tuhan agar Ia melepaskan kita daripada dosa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar