Minggu, 07 Desember 2014

EKSPOSISI KITAB IBRANI

EKSPOSISI KITAB IBRANI


BAB I
PENDAHULUAN


            Surat Ibrani adalah sejilid kitab yang dalam lagi kaya. Dalam karena konsepsi surgawi dan kayak arena warisan surgawinya. Tujuan pelajaran Ibarani ini ialah membahas konsepsi surgawinya yang dalam berikut warisan sorgawinya. Untuk itu kita perlu memasuki kedalaman kitab ini. Jika kita ingin memasuki konsepsi dan kekayaan surat Ibrani, perlulah kita mengerti latar belakang penulisannya. Hal ini amat penting. Namun sanagt sukar memperoleh informasi mengenai surat ibrani ini. Kita tidak diberitahu siapa penulis dan juga tidak diberi penjelasan kepada siapa surat ini ditunjukan. Surat ibrani berbeda dengan surat-surat yang lainnya. Ia memiliki cirri-ciri yang khas . kalau surat-surat kiriman lainnya diawali dengan menerangkan kepada kita oleh siapa dan kepada siapa surat ini ditulis. Nah disini kami akan membahas apa aja yang ada di dalam kitab Ibrani.















BAB II
LATAR BELAKANG
Ibrani adalah sepucuk surat yang terletak di hampir akhir Kitab Suci, judulnya: surat yang dikirimkan kepada orang Ibrani, namun judul ini bukan ada dari awalnya. Menurut tradisi gereja, judul ini mungkin ditambahkan kemudian, jadi judul ini tidak mempunyai keabsahan untuk membuktikan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Ibrani. Salah satu penyebab mengapa surat ini dianggap sebagai surat yang ditujukan kepada orang Ibrani adalah ay. 1: nenek moyang kita telah menerima wahyu dari Tuhan, yang dimaksud nenek moyang tentu adalah para nabi di Ibrani.
Istilah Ibrani mempunyai arti: Orang yang datang dari seberang sungai besar sana, yaitu keturunan Abraham. Abraham dipanggil keluar oleh Tuhan dari kota Ur yang terletak di Mesopotamia, yang mempunyai sebutan the center point of ancient civilization. Mesopotamia terletak di antara dua sungai: Efrat dan Tigris. Tuhan memanggilnya keluar dari tempatnya, dari rumah bapaknya, dari tanahnya, dari negara asalnya, untuk pergi ke mana? Tuhan berfirman, pergilah ke tempat yang akan Ku tunjukkan kepadamu. Itu sebabnya dia disebut sebagai Bapak bagi Orang Beriman, karena dia bersandar kepada Tuhan yang berbicara, tapi tidak memberitahukan hal-hal detail kepadanya, tidak memberitahukan bagaimana jadinya nanti. Dari P.L. sampai P.B. terdapat tuntutan yang sama, ikutlah Tuhan dan jangan banyak tanya; ikutlah Tuhan dengan iman, serahkanlah hidupmu kepadaKu, karena Akulah Tuhan yang akan memimpinmu.
Sampai di mana saja, hal pertama yang Abraham lakukan adalah mendirikan mezbah untuk berbakti kepada Tuhan. Itu menandakan kemanapun dia pergi, dia tidak pernah lupa Tuhan, karena dia tahu, dia mengikut Tuhan, jadi pergi ke mana adalah soal kedua, yang penting adalah di mana saja dia berada, dia berbakti kepada Tuhan. Karena Abraham sadar dewa yang disembah orang Kanaan bukanlah Allah. Allah satu-satunya adalah Allah yang memanggil dirinya keluar dari Ur, itu sebabnya dia taat kepadaNya. Abraham disebut sebagai bapak orang beriman, karena dia menjadi contoh bagi kita semua. Waktu Tuhan memanggilnya, dia menyampahkan semuanya. Siapakah penulis surat Ibrani? Orang-orang yang mempelajari Alkitab dari abad pertama terus memperdebatkan hal ini. Ada yang berpendapat:
  1. Penulisnya adalah Paulus. Namun karena cara penulisannya, istilah-istilah yang dipakainya, bentuk kalimat dan tata bahasanya, cara pembahasan dan pemikirannya sama sekali berbeda dengan gaya Paulus, sehingga pendapat ini tidak mempunyai alasan yang cukup untuk menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh Paulus. Misalnya, Paulus sering menggunakan istilah Injil, tapi surat Ibrani satu kalipun tidak memakai istilah Injil, meskipun seluruh isinya berbicara tentang Injil. Yang ada hanyalah: anugerah keselamatan. Selain itu, istilah kebangkitan Kristus yang mendominasi hampir 30% P.B. hanya muncul satu kali di dalam surat Ibrani. Sebab itu, mungkin sekali, surat Ibrani ini bukan ditulis oleh Paulus.
  2. Penulisnya adalah Barnabas yang pernah melayani bersama-sama dengan Paulus, yang sangat mahir tentang P.L. Tapi pendapat inipun tidak memiliki bukti yang cukup.
  3. Penulisnya adalah Timotius. Tapi pendapat ini juga tidak bisa diterima, karena surat Ibrani ada menyebut soal Timotius.
  4. Penulisnya adalah Apolos, seorang yang sangat mahir dan teliti dalam menjelaskan P.B. Memang sebelum Paulus pergi menginjili di Efesus dan memerintahkan mereka menerima Roh Kudus, Apolos ke sana (Kis. 19). Tapi pendapat ini juga dirasa tidak terlalu mungkin.
  5. Penulisnya adalah Stefanus. Karena menurut mereka, pembahasan surat Ibrani begitu mirip dengan cara khotbah Stefanus sebelum dia dirajam batu sampai mati (Kis. 7). Tetapi pendapat ini pun ditolak.
seorang bapak gereja berkata, mari kita dengan rendah hati dan terus terang mengakui bahwa kita tidak mengetahui siapa penulis surat Ibrani, kita hanya tahu buku ini diwahyukan oleh Tuhan melalui seseorang yang tidak menuliskan namanya dan tidak memberitahukan kepada kita siapa dirinya.[1] Jika kita ingin memasuki konsepsi dan kekayaan Surat Ibrani, perlulah kita mengerti latar belakang penulisannya. Hal ini amat sangat penting. Namun sangat sukar memperoleh informasi mengenai Surat Ibrani ini. Suarat Ibrani berbeda sekali dengan dengan surat-surat kiriman lainnya diawali dengan menerangkan kepada kita oleh siapa dan kepada siapa surat ini di tulis, Surat Ibrani dimulai dengan perkataan berikut,” Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dengan berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi, maka pada zaman Akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” ( Ibr 1:1-2).
      Suarat Ibrani ini bukan sejilid kitab yang dangakal, melainkan sangat dalam. Tadinya Abraham berasal dari Ur-Kasdim, yakni yang dahulu disebut babel atau babilion. Antara Ur-Kasdim dengan tanah permai kanaan terdapat sebuah sungai besar yang mengalir dari utara keselatan. Ini sangatlah berarti. Segala sesuatu, termasuk tanah, adalah ciptaan Allah utnuk menggenapkan kehendak-Nya. Tanah Ur-Kasdim saat itu telah diduduki oleh satan,Iblis. Tanah itu penuh dengan berhala, sepenuhnya dirampas oleh musuhAllah dan dikuasai oleh si jahat. Karena itu Allah memanggil Abraham keluar dari tanah yang penuh dengan berhala itu. Allah hanya menyuruh Abraham keluar dari situ tanpa kemana ia harus pergi. Akhirnya Tuhan membawanya kesungai besar itu. Lalu ia menyebrangi sungai itu. Yosua 24:2-3 mengatakan bahwa Abraham dulu tinggal “ di seberang sungai Efrat “ kemudian Allah “ mengambilnya dari situ dan menyuruhnya menjelajahi seluruh tanah Kanaan “. Jadi dapat kita katakana bahwa orang Ibrani datang dari sebrang sungai.  Walaupun surat Ibrani sendiri tidak menyebutkan kepada siapa surat itu ditujukan, tetapi sebenarnya surat ini ditulis untuk kaum beriman Ibrani. Kaum saleh yang mengumpulkan surat ini “ Surat kiriman kepada orang Ibrani” ini sungguh menarik. Mengapa dikatakan “ kepada orang Ibrani”, bukan kepada orang yahudi atau orang Israel?[2]
     




BAB II
EKSPOSISI KITAB IBRANI
       1: 1- 4 Anak Allah Pengantara yang Mulia
A.    Prolog
 Dia sebagai pengantara Firman Allah. Ada dua kontras disini, yaitu zaman dulu dan zaman akhir. Pada zaman dulu pengantara Firman Allah adalah para nabi sedangkan di zaman akhir melalui Yesus (1- 2). Jadi pembicaraan Allah sekarang memiliki kemuliaan yang lebih dari pada dulu, dengan kata lain Kristus adalah puncak pembicaraan Allah di zaman akhir ini.
Pengantara ini lebih unggul dari pengantara- pengantara sebelumnya, sebab Ia adalah ahli waris, gambar dan wujud Allah, pencipta dan telah selesai sebagai penyelamat manusia (3- 4 ). Berikut ini fakta- fakta keunggulan Kristus yang dijelaskan dalam ayat 2- 4.
Dalam keempat ayat pertama pasal satu, yang merupakan pendahuluan, penulis surat berkata dengan singkat dan mutlak tentang beberapa hal yang menjadi dasar pembahasannya. Ia bermaksud membuktikan dengan ayat- ayat dari Perjanjian Lama bahwa Yesus ialah Kristus, Mesias yang dinanti- nantikan oleh orang- orang Ibrani.[3]
1.       Dia ditetapkan menjadi pewaris segala sesuatu, artinya berhak menerima segala yang ada. Ini nampaknya menjadi gema pernyataan dalam Mazmur 2: 8. Warisan yang dimaksud rupanya maencakup juga dunia yang akan datang ( band 2: 5 )
2.       Dia menciptakan segala yang ada. Ungkapan yang literalnya berarti “ masa- masa” ( jaman ) berarti juga alam semesta ( band 11: 3 ). Seluruh alam semesta, mencakup ruang dan waktu adalah hasil ciptaan Yesus Kristus ( band Yoh 1: 3 ; Kol 1: 16 ). Ia berhak mewarisi, sebab Ia juga yang menciptakan semuanya.
3.       Dia adalah cahaya kemuliaan Allah. Hal ini menegaskan bahwa Anak Allah adalah berkat cahaya kemuliaan yang telah menjamah hidup manusia. Kemuliaan Allah nampak dalam cahaya yang dipancarkan Anak.
4.       Dia adalah gambar wujud Allah. Yesus adalah keberadaan Allah sendiri, cap yang dihasilkan oleh gambar pada stempel. Kristus merupakan “ perwujudan dan pengejawantahan,” diri Allah yang sempurna. Melalui ayat 3 dan 4 ditegaskan bahwa Kristus meski berbeda dengan Allah Bapa, namun tak terpisah dari Allah; dengan demikian perbedaan dan kesatuan dijelaskan.
5.       Dia menopang segala sesuatu. Firman yang telah menciptakan ini juga yang menopang dan mengarahkan semesta ini kearah sasaran yang telah ditentukan.
6.       Dia menyucikan dari dosa. Penulis bergeser dari menguraikan peran Kristrus semesta ke karya- Nya yang dilakukan- Nya bagi umat manusia. Yang tidak terjangkau oleh upacara korban, kini diwujudkan- Nya dengan sempurna.
7.       Dia duduk di sebelah kanan Allah. Pemuliaan dan keagungan Kristus yang melebihi segala sesuatu. Ia “ duduk ” dikontraskan dengan pelayanan imam keturunan Harun yang tetap berdiri, sebab tata upacara korban mereka tak kunjung berakhir ( band Maz 110 ).
Ungkapan “ lebih baik ” dipakai 13 kali dalam surat ini, untuk mengontraskan Kristus dengan tatanan barunya dengan apa yang mendahuluinya. Dan secara khusus di sini dikontraskan dengan malaikat, yang rupanya menjadi objek ibadat pada waktu itu.
Uraian mengenai diri dan karya Kristus, yang secara khusus dikontraskan dengan lain- lain, semestinya menyadarkan pembaca terhadap siapa yang dibahas. Meskipun nanti akan dibahas lebih terinci, namun jauh sebelumnya penulis ingin menunjukkan bahwa Kristus adalah Anak Allah yang maha mulia, wajar apabila orang percaya harus mendengarkan dan menghormati Dia.
            Bagian I: Kristus Anak Allah yang Rajani ( 1: 5- 4: 16 )
Dengan prolog tersebut, kini pembaca dibimbing untuk memperhatikan bagian pokok yang pertama dalam uraian kitab Ibrani. Tema peran Kristus sebagai Anak Allah dibahas. Khususnya, posisi Anak tersebut dikaitkan dengan janji Anak yang rajani, seperti yang diuraikan dalam perjanjian Daud. Puncak uraian ini diungkapkan melalui himbauan, agar setiap orang percaya menyediakan diri untuk menerima rahmat dan menemukan kasih karunia ( 4: 16 )
1.      Anak Allah yang Rajani dimuliakan ( 1: 15- 14 )
Dengan mengutip sejumlah paragraph dari Mazmur penulis membuktikan bahwa Kristus jauh lebih istimewa dibanding dengan malaikat. Bahkan Dia tak tertandingi dengan malaikat. Baik dari segi gelar, hak keillahian, maupun aspek lainnya, malaikat tak punya tempat dibanding Anak Allah. Dia adalah Raja atas segala raja yang diperanakkan oleh Allah ( 1: 5 ). Ke- Raja- anNya dinyatakan BapaNya dimulai dari makhluk yang supranatural yang paling dekat dengan BapaNya harus menyembah Dia.
Penulis mengawali argumentasinya bahwa Dia adalah Anak Allah yang Rajani dengan menyatakan bahwa malaikat- malaikat pun harus menyembah Dia ( 1: 6 ). Ini dikarenakan memang Dia lebih tinggi dari segala malaikat ( 1: 7 )
2.      Anak Allah yang Rajani Ditetapkan sebagai Mesias yang dijanjikan ( 1: 5 )
Sebagai kelompok malaikat memang disebut Anak Allah (band Kej 6: 2, 4 ; Ayub 1: 6 ; 2: 1 ; 38: 7). Dengan mendasarkannya kepada Mazmur 2: 7, penulis menunjukkan gelar Anak yang sejati adalah milik Mesias. “ Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini ” yang diambil dari Mazmur penobatan ini, mengaitkan gagasan ini dengan peristiwa yang dijelaskan dalam 1: 3, bahwa posisi ini terkait dengan perjanjian Daud II Sam 7: 14 ; I Taw 17: 13 di dalam ayat 5b. Memang kepada penggenapan nubuat ini saja hak untuk meminta seluruh bumi sebagai taklukan akan dipenuhi ( band Maz 2: 8 ). Kalau begitu gelar Anak Allah adalah karya khas untuk Kristus.

3.      Anak Allah yang Rajani akan Datang Kembali ( 1: 6 )
Mulai dalam ayat ini hak Illahi Anak mulai dijelaskan. Dengan demikian kelebihan Anak atas malaikat semakin nyata. Ungkapan “ Ia membawa pula Anak- Nya yang sulung kedunia ” menubuatkan kedatangan kembali memerintah di bumi. Inilah saat semua malaikat harus menyembah, mengakui posisi Anak sebagia Raja.
4.      Anak Allah yang Rajani Pemerintahan- Nya kekal ( 1: 7- 12 )
Kekekalan pemerintahan Anak ini dikontraskan dengan kesementaraan malaikat Maz 104: 4 digunakan untuk melukiskan kesementaraan malaikat. Dalam melaksanakan tugasnya mereka dianggap sering menyatu dengan angin dan api, sebaliknya Anak, tahtaNya kekal ay 8. Kutipan yang dipilih diambilnya dari Maz 45: 6- 7. Penulis juga menyebutnya, sifat dasar pemerintahan Anak ditandai dengan kebenaran dan membenci kejahatan. Ciri ini dipakai untyuk menunjukkan sifat ketaatan Kristus selagi Ia melayani di bumi (band Ibr 3: 1- 2 ; 5: 7, 8 ; 7: 26 ; 9: 14). Atas dasar itu raja ini berhak untuk menikmati sukacita tertinggi dalam pemerintahan- Nya.
5.      Anak Allah yang Rajani akan memperoleh kemenangan mutlak atas musuh- musuh- Nya (1: 13- 14)
Dalam menyimpulkan uraianya, penulis mengambil Maz 110 sebagai kutipan terakhir dalam rangkaian ini. Penulis menggunakan Mazmur ini lebih banyak dalam usahanya menjelaskan peran Kristus sebagai Imam Besar dalam aturan Melkisedek. Dalam ayat 1 Mazmur tersebut, menegaskan kemenangan mutlak Anak itu atas musuh- musuh- Nya. Kemenangan itu suatu kepastian, sebab tahta- Nya akan tetap (1: 8). Kebalikkannya, para malaikat hanyalah akan bertindak sebagai “palayan” orang yang harus diselamatkan. Kata “keselamatan” di sini digunakan penulis dengan pengertian khas PL “Soteria” menunjuk kepada pembebasan umat dari musuh mereka sehingga mereka dapat menikmati berkat- berkat Allah (band Maz 3: 2, 8; 18: 2; 35: 3; 37: 39; 71: 15; 118: 14- 15, 21; 132: 16). Gagasan ini sesuai benar dengan tema kemenangan mutlak Anak Allah atas musuh- musuh- Nya yang baru disebut.

Garis besar Pasal 4-6
1.      Penghiburan 4:1-10
2.      Seruan-seruan 4: 11-13
3.      Pengertian Imam Besar Kita (4:14-16)
4.      Peringatan Bahaya Ketidak dewasaan (Ibrani 4:14-6:20):
5.       Masalah Kerohanian (5:11-14)
6.       Kebenaran Rohani (6:1-8)

Penghiburan (4:1-10)
Janji masuk kedalam perhentian(1-2)
4:3 Sebagian ciptaan adalah hidup berkualitas yang disukai Tuhan
4:8 Sisa yang diberikan Yosua hanya contoh. Pemenuhannya tetap ada.
4:9 Hidup selanjutnya:
(1) disediakan Tuhan.
(2) tersedia sekarang.
(3) bisa masuk melalui iman.
Ketidaktaatan dan ketidakpercayaan akan menghancurkan kita (4:11).
Seruan  4: 11-13
Tuhan memberikan kita sesuatu untuk menyelidiki hati kita.
 (1) Firman Tuhan (4:12-13). Yang hidup, tajam, menegur. Itu bisa memotong pengerasan yang terjadi dimana tidak ada yang bisa.
(2) Tuhan sendiri (4:13). “MataNya mengawasi jalan manusia, dan dia melihat semua yang dilakukannya.”

Pengertian Imam Besar Kita (4:14-16)
a. Dimana Dia—KedudukanNya—“melintasi semua langit.”
b. Siapa Dia—PribadiNya—“Yesus, Anak Allah.”
c. Apa Dia—KarakterNya—“tanpa dosa.”
d. Apa Tindakan Dia—KaryaNya—“‘merasakan kelemahan-kelemahan kita.” Dia memberikan rahmat dan kasih karunia bagi yang percaya -imam.

Anak adalah Imam Sejati (5:1-10)
a. Natur seorang Imam (5:1-4)
(1) Dia harus seorang manusia (5:1-2)
(2) Dia harus mempersembahkan korban (5:3)
(3) Dia harus dipanggil oleh Tuhan (5:4)
b. Anak Memenuhi semua hal diatas (5:5-10)
Karena Anak memenuhi semuanya, tidak ada penengah lain dibutuhkan. TIdak ada imam besar lain. Kita hanya punya satu imam besar. Itu bukan manusia dunia yang melayani dalam tabernakel dunia; itu kekal, sang Anak yang sempurna melayani disurga.

 Masalah Kerohanian (5:11-14)
5:11 – Masalah dalam pendengarnya adalah mereka telah “menjadi” pendengar yang lamban. Mereka dulu tidak begitu.
5:12 – Mereka telah lama jadi orang percaya, dan jika dihitung dari saat mereka percaya, mereka seharusnya sudah diajar di Institut Alkitab Yerusalem, tapi mereka masih diajar di kursus untuk pemula.
5:13 – Ini menjelaskan kenapa mereka tetap seperti anak-anak. Mereka gagal menggunakan pengetahuan yang mereka dapat mengenai praktek kehidupan Kristen, Prinsip hidup Kristen yang luar biasa itu harus “digunakan atau hilang”. Orang-orang ini tahu kalau Kristus merupakan pemenuhan korban PL dan korban sudah dipenuhi sekali selamanya melalui pengorbananNya; tapi mereka tetap tidak mengerti kenapa mereka tidak boleh pergi kembali kebait untuk mempersembahkan korban. Masalah mereka bukan terhadap pengetahuan, tapi masalah menggunakan pengetahuan itu dalam situasi hidup untuk membedakan mana yang salah dan benar.
5:14 – Orang yang dewasa mampu melakukan lebih dari fakta. Mereka bisa menghubungkan pengajaran dengan pengalaman. Kedewasaan itu dalam hidup orang Kristen hanya pengetahuan seperti itu, tapi kemampuan menggunakan pengetahuan itu untuk mengatasi situasi dan masalah dikehidupan sehari-hari.
Kebenaran Rohani (6:1-8)
a. Kebutuhan untuk Terus Maju (6:1-3)
            Perhatikan hal ini dalam kerangka perkataan dalam 5:11-14. Pasal ini dimulai dengan kata “sebab itu.” Sekarang, tiap kali anda melihat kata “sebab itu” atau “maka dari itu” berhenti dan lihat sebelumnya. Itu berasal dari sebelumnya. Dalam kerangka fakta sebelumnya. Inilah tindakan yang harus dilakukan..
6:1 – Kamu orang percaya yang belum dewasa perlu meninggalkan pengajaran awal dan menuju kepada kedewasaan. Tidak ada yang salah dengan pengajaran awal untuk anak kecil, tapi ada yang salah kalau orang dewasa yang sudah melalui pengajaran itu terus diajar itu. “Kesempurnaan” merupakan kata untuk kedewasaan. Tidak yang salah seorang bayi disuapi tapi ada yang salah jika dari tahun ketahun anda masih membutuhkan orang lain memberi makan anda.
6:1-2 – Ada 6 pengajaran awal yang harus mereka tinggalkan. Tidak ada yang salah dengan keenam hal itu, karena itu merupakan pengajaran penting pertama para rasul setelah pentakosta. Fondasinya baik, tapi jangan terus membangun fondasi—anda harus terus.
6:3 - “Dan menjadi dewasa ini harus kita lakukan jika Allah mengijinkannya.” Ini sangat penting. Anda tidak bisa memaksakan kedewasaan. Bapa ingin anaknya untuk dewasa; dan ini menunjukan kesalahan ada dalam kita bukan Tuhan, jika kita tidak menjadi dewasa. Tapi kita tidak tahu berapa banya waktu yang tersisa
Ibrani 7:1-3 => Raja yang sejati dan imam yang sejati
-          Manusia mencari damai dalam pelarian
-          Manusia mencari damai dengan jalan menghindari sesuatu
-          Manusia mencari damai dengan jalan kompromi
-          Manusia mencari damai dengan jalan kebenaran
Arti Melkisedek menurut nama adalah Raja Kebenaran, menurut kerajaan adalah Raja Damai.
Ibrani 7:4-10 => Kebebasan Melkisedek
Keunggulan Melkisedek dari pada imamat yang biasa, ada lima perbedaannya Melkisedek dengan imam Lewi.
1.      Lewi menerima 1/10 dari suku yang lain, Melkisedek menerima 1/10 dari Abraham , meskipun Melkisedek bukan dari Lewi.
2.      Orang Lewi mendapat 1/10 dari saudara sebangsa, Melkisedek tidak.
3.      Orang Lewi akan mati, Melkisedek hidup selamanya.
4.      Melkisedek mendapat 1/10 dari Lewi , karena Lewi termasuk keturunan Abraham (Lewi terhisap kepada Abraham).
Ibrani 7:11-19 => Imam yang baru dan jalan yang baru.
Yesus dapat melakukan hal yang tidak dapat dilakukan imamat yang lama. Yesus menjawab rasa takut dengan Allah dan dosa sudah ditaklukkan.
Ibrani 7:20-25 => Imamat yang lebih besar
1.      Lembaga imamat menurut peraturan Melkisedek ditetapkan dengan sumpah Allah, sedang imamat biasa tidak (Mazmur 110:4) maka Yesus adalah jaminan untuk perjanjian yang lebih kuat. Ada perjanjian yang sudah lama antara Allah dan Israel (Keluaran 24:1-8), tetapi Yesus adalah jaminan bagi perjanjian yang baru dan lebih baik, yang memberikan kepastian.
2.      Keimamatan Yesus tidak dapat beralih kepada orang lain, aparabatos yang artinya tidak dapat diganggu gugat.
Ibrani  7:26-28 => Imam Besar yang kita perlukan
1.      Yesus itu suci (Hosion) => Kis 2:27, Kis 13:35
-Seorang yang penuh kesetiaan melakukan kewajibannya dihadapan Allah.
2.      Yesus tanpa pernah salah (Akakos)
–Seorang yang bersih dari kejahatan, tinggal hal yang baik.
3.      Yesus itu tanpa noda (Amiatos)
–Seorang yang sama sekali bebas dari noda-noda yang menghalangi untuk datang kepada Allah.
4.      Yesus terpisah dari orang-orang berdosa.
5.      Yesus lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga menunjukkan kesempurnaan ke-Allahan-Nya.
Ibrani 8:1-6 => Jalan ke kenyataan.
-          Yesus duduk disebelah kanan tahta Yang Mahabesar di sorga itu adalah bukti akhir tentang kemuliaanNya.
-          Yesus adalah pelayan ibadah di tempat kudus dan itu bukti pelayananNya.
-          Yesus Sang Pengantara (mesites) yang artinya seseorang yang berdiri di tengah, diantara dua orang yang membuat mereka berdua dapat saling bertemu.
Ibrani 8:7-13 => Hubungan yang baru
-          Membicarakan kata perjanjian (diatheke) artinya suatu wasiat, semua syarat ditentukan oleh orang yang meninggalkan warisan. Hubungan itu diberikan kepada kita hanya oleh prakarsa dan anugerah Allah saja.
-          Tanda-tanda perjanjian yang baru ini adalah:
*Menggunkan kainos -> berarti baru menurut sudut waktu dan mutu, perjanjian yang dibuat Yesus adalah baru dalam mutunya dan secara sempurna meniadakan yang lama.
*Perjanjian itu baru dalam hal jangkauannya, yaitu Israel dan Yehuda tidak ada perpecahan tetapi menjadi satu.
*Perjanjian baru itu dalam segi universalitas, baik kecil-besar, pintar-bodoh, dll.
*Perjanjian baru tertulis dalam hati dan pikiran manusia sedang yang lama dengan undang-undang. Sehingga berarti kita mengasihi Allah bukan karena takut hukuman, tetapi karena kasih yang tulus kepada Allah.
*Perjanjian baru memberlakukan pengampunan dan melupakan dosa.
Ibrani 9:1-5 => Kemuliaan kemah Allah
-          Dalam perjanjian lama bagi rakyat biasa ada banyak penghalan untuk datang kepada Allah, Yesus Kristuslah yang menyingkirkan penghalang itu dan membuka lebar jalan menuju kepada Allah bagi setiap orang.
Ibrani 9:6-10 => Satu-satunya pintu masuk menuju Allah
-          Semua hal yang dilakukan oleh imam besar dalam perjanjian lama hanyalah sebagai tiruan yang kabur dari pengorbanan yang nyata sejati. Suatu bayangan dari pengorbanan yang sesungguhnya yaitu pengorbanan Kristus. Satu satunya korban yang dapat membuka jalan sampai kepada Allah untuk semua manusia adalah Yesus Kristus.
Ibrani 9:11-14 => Korban yang membuka jalan sampai kepada Allah
-          Korban-korban yang lazim dilakukan oleh bangsa yahudi di jelaskan, tetapi korban yang dilakukan Yesus jauh lebih besar dan lebih efektif. Ibadah di kemah lama itu dimaksudkan membawa manusia kepada Allah, namun hasilnya adalah bayangan yang  tidak sempurna sebaliknya
tidak sempurna. Sebaliknya kehadiran Yesus benar-benar membawa manusia kepada Allah. Karena didalam Dia Allah memasuki dunia dan melihat Yesus sama dengan melihat Allah.
·         Keuanggulan korban Kristus:
-Korban Kristus mentahirkan badan dan nyawa, korban hewan hanya mentahirkan badan saja.
-Korban Kristus membawa kepada penebusan abadi dari dosa abadi.
-Korban Kristus memungkinkan manusia dari hamba dosa menjadi hamba Allah sejati.
            * Westcott berkata 4 perbedaan korban Kristus dengan yang lain:
            - Korban Kristus adalah sukarela.
            - Korban Kristus adalah spontan.
            - Korban Kristus adalah rasional.
            - Korban Kristus adalah moral.
Ibrani 9:15-22 => Satu-satunya jalan untuk menghapus dosa.
·         Persekutuan baru dengan Allah harus menyangkut dan berisi kematian Yesus karena:
*Kata diatheke (wasiat) tidak dapat berlaku jika terlepas dari kematian Yesus.
*Imamat 17:11, pengampunan adalah suatu yang mahal harganya, dan hanya Allah sendirilah yang dapat membayar harga itu. Dimana ada pengampunan, disitu harus ada orang yang disalibkan.
Ibrani 9:23-28 => Penyucian yang sempurna
            Ibadat dalam dunia ini adalah tiruan yang kabur dan tak sempurna dari ibadat yang sebenarnya nyata dan sejati. Keunggulan korban Kristus:
1.      Kristus memasuki tempat suci yang bukan buatan tangan manusia, bukan hanya anggota tetapi hubungan akrab dengan Allah.
2.      Kristus masuk kehadirat Allah bukan untuk kepentingan sendiri.
3.      Pengorbanan Kristus tidak perlu diulangi lagi.
Penulis Ibrani menarik garis sejajar antara hidup manusia dan hidup Kristus.[4]

Pasal 13:
Dalam pasal ini mengajukan beberapa pemahaman dengan sanngat. Ia mengajukan permohonan mengenai saksi-saksi dan perbedaan (1-4); mengenai ajaran dan siasat Tuhan(5-14) mengenai nasihat(15-17); mengenai perbedaan yang besar(18-24); mengenai peringatan yang terakhir(25-29)
-           saksi-saksi bagaikan awan rupanya. Paulus telah mengemukakan Iman dan perbuatan saksi-saksi Iman zaman dahulu, lalu ia kembali kepada pembahasan yang dimulai dalam pasal 10 kata “karena” menghubungkan ayat ini dengan fasal 11, khususnya dengan 11:39-40. Ini berate bahwa daftar saksi-saksi iman itu tidak genap tanpa orang-orang saleh dari perjanjian baru. Paulus hendak menekankan nasihatnya supaya tambah samapi pada kesudahanya. Lalu ia menggambarkan dirinya dan pembaca. Pembaca surat ini sebagai orang-orang yang sedang berlomba di suatu stasion, dimana ribuan orang duduk berkumpul bagaikan awan rupanya.
-          Perlombaan Kristen
Marilah kita menangfgalkan semua beban dan dosa yang begitu mrintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan, yang diwajibkan bagi kita “orang yang berlomba tentu tidak memakai sarung “semua bebas” tidak sama artinya dengan dosa. Hal yang baik mungkin menjadi halangan bagi kemajuan Rohani dan dengan demikian menjadi suatu “beban” untuk kita, misalnya nafsu makan, penyerahan kepada suatu maksud atau tujuan yang meskipoun baik, tetapi membalikan hati kita dari pada Tuhan.
-          Dosa yang begitu merintangi kita
Yang dimaksud paulus bukanlah suatu dosa yang khusus yang merintangi kita, melainkan dosa pada umumnya, dosa yang dilakukan sehingga merintangi kita. Suatu dosa mungkin menyelimuti sehingga merintangi kita. Dr. Robertson berkata “bagi orang Kristen ibrani dosa itu adalah dosa murtat, tetapi bagi kita dosa itu mungkin dosa yang lain, dosa yang sering kita hadapi. Dosa itu menyatakan dirinya dengan sekedar tabiat dan kebiasaan kita, dan kita disuruh menanggalkan dosa itu. Hal menanggalkan dosa dilakukan oleh Iman kepada Kristus dan kuasa Roh Kudus, waktu kita sungguh-sungguh merindukan pelepasan dari dosa dan menyerahkan diri kepada Tuhan agar Ia melepaskan kita daripada dosa itu.














[2] Witness Lee ( Pelajaran Hayat IBRANI 1 )
[3] J. Wesley Brill. Tafsiran Surat Ibrani. ( Yayasan Kalam Hidup, Bandung 40112 )
[4] William Barclay, BPK, cetakan 2006, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar