TAFSIRAN KITAB MIKHA PASAL 1 - 7
BAB
I
LATAR
BELAKANG KITAB MIKHA
PENDAHULUAN
Menurut tradisi
Kitab Mikha ditulis oleh Mikha sendiri sesuai dengan judul Kitab. Rentang waktu
penulisan kitab ini antara 740-701 SM pada zaman pemerintahan raja Hizkia.[1] Mikha
menulis kitab ini pada pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia. Hanya sedikit
pakar Perjanjian Lama pada masa kini yang akan mengatakan bahwa Mikha menulis
keseluruhan kitab ini. Namun, sebagian ahli menyatakan bahwa Mikha menulis
sebagian besar bahan yang kita temukan dalam kitab ini sekarang, dibandingkan
dengan para penulis lainnya. Pada umumnya, para pakar sepakat bahwa Mikha
menulis pasal 1-3, sementara yang lainnya mengatakan bahwa pasal 6 dan
bagian-bagian tertentu dari pasal 7 juga ditulis oleh Mikha yang historis.[2]
Apabila Mikha
bekerja pada pemerintahan raja Yotam (742-735 SM), Ahas (735-715 SM), dan
Hizkia (715-687 SM), maka, itu berarti masa pelayanan Mikha berlangsung sekitar
50 tahun. Namun agaknya ia tidak sepenuhnya aktif sebagai nabi sepanjang
periode ini. Ia aktif di kerajaan Yehuda pada abad ke-8 SM[3] dan
merupakan salah satu nabi pertama di antara para nabi-nabi kecil. Sebagai nabi,
ia berbicara sebagai perwakilan dari kehendak Tuhan. Sebagai orang biasa, ia
memiliki pengetahuan dasar akan kesengsaraan kaum kecil di pedalaman dan
dipersiapkan dengan cermat untuk menyuarakan murka Allah.
BAB
II
TAFSIRAN
KITAB MIKHA
PASAL 1:1-7 PEMBERITAHUAN HUKUMAN ATAS SAMARIA
Pasal 1:1 berbicara tentang pendahuluan kitab dan
panggilan nabi Mikha. Kemudian dalam ayat 2 disitu ada ungkapan Hai Bangsa-bangsa sekalian! Ungkapan ini mempunyai arti, bahwa tindakan
Allah terhadap Israel mempunyai sebuah hubungan yang penting juga dengan nasib
semua bangsa-bangsa disekitarnya. Informasi Allah ini datang dari Bait-Nya yang
kudus (Ams 1:2) sebagai satu-satunya tempat perjumpaan yang sah bagi Allah dan
manusia, disanalah terdapat mesbah untuk korban pendamaian yang bersifat
mengantikan orang berdosa. Pernyataan dalam PL ini adalah bersifat tunggal dan
yang ditunjukan disini kepada seluruh Allah semesta.
Ayat 3-7 menjelaskan tentang kemusnahan
samaria dan Yehuda yang menjadi pusat penyembahan berhala. Ketika Tuhan ALLAH
keluar dari Tempatnya yang kudus-Nya, maka akan terjadi kemusnahan yang
ditimbulkan oleh bencana alam seperti letusan gunung merapi, gempa bumi, dan
banjir karena hujan lebat sehingga menghancurkan gunung-gunung tempat mereka
dirikan penyembahan berhala dan gunung-gunung itu terbelah dan hancur.
Malapetaka itu Ia memperingatkan
bahwa penghakiman Tuhan akan jatuh atas Israel dan Yehuda. Alam saja gentar
menghadapi Dia , masakan manusia tidak takut terhadap Tuhan yang melihat semua
kejahatan mereka? Apa dakwaan Tuhan terhadap Israel? Pemberontakan melawan
Allah yang mahakuasa! Sementara Yerusalem telah menjadi tempat penyembahan
berhala dan bukan tempat beribadah.
Kehancuran Yerusalem masih ditunda tetapi kehancuran Samaria sudah dekat
waktunya (722 SM).
Sangat dasyat kehancuran kota ini sehingga kota samaria dijadikan
puing-puing yang tandus dan tembok-temboknya yang terbuat dari batu akan
terguling ke lembah, karena erosi dan tidak ada yang memperhatikan.
Tentara-tentara asyur yang dipimpin oleh sragon akan menghancurkan
berhala-berhala mereka dan merusak semua harta benda untuk pemujaan
dewa-dewanya dan patung-patung nazar
yang ada di kuil-kuil allah mereka ( inilah yang disebut upah sudal dari
kekasih-kekasih yang palsu, yaitu allah bangsa-bangsa ). Kemudian segala harta
mereka dimusnahkan oleh musuh.
AYAT 8-16 NABI MERATAPI NASIB YEHUDA DAN YERUSALEM
Ratapan ini dipertegas dengan keadaan sekarat yang
dialami oleh Mikha sendiri yakni Yehuda, yang meniru dosa Samaria dan
karenannya harus menderita hukuman yang sama. Beberapa pokok Teologi yang
muncul disini, yaitu :
1. Haruskah
Allah menjatuhkan hukuman yang begitu berat, seperti penyerbuan militer, dengan
perampasan, perkosaan, pembakaran dan pembuangan? Sementara itu tidak ada
jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, yang pada akhirnya
sebagai misteri Iman, ada beberapa kata kunci (Pkh 12:11) yang dapat dipakai
sebagai tempat berpijak bagi refleksi kita. Pertama penyerbuan militer sebagai
malapetaka yang turun dari Tuhan. (Ay 12), sebagai akibat dari kehendak Allah untuk
mengerjakan karya keselamatan untuk kita ditengah-tengah sejarah umat manusia.
Disni kehadiran Allah dapat berfungsi secara diam-diam melalui proses dimana
kita terlambat untuk berpikir dan mengambil keputusan. Namun demikian hal ini
dapat berfungsi dalam bentuk lain yang lebih keras dari pada reaksi manusia.
Jika pemberian Allah itu mengatasi manusia, sekalipun dilaksanakan dalam tahap
manusiawi, perjuangannya juga berubah menjadi sesuatu yang mengatasi kondisi
manusia seperti kita saksikan dalam peristiwa salib Yesus.
2. Aku
berjalan dan tidak berkasut dan telanjang (ay 8) Mikha meniru nabi yang dari
Yerusalem yang sekitar tahun 713 SM berjalan dengan telanjang dan tidak
berkasut sebagai tanda (Yes 20:2-3) mengapa orang bersalah harus menderita,
mengapa orang fasik harus menderita? (Hab 1:13), meskipun mereka harus lebih
benar dari pada pemenang mereka?. Kehadiran orang tak bersalah dalam hal ini
adalah Nabi Mikha dan desa-desa kecil dalam perjalanan pasuka Asyur memberikan
satu-satunya harapan untuk sampai kepada kedamaian dan martabat manusiawi
seperti dikehendaki Allah.
Di Gat janganlah sekali-kali sampaikan berita, jangan
sekali-kali menangis (ay 10). Gad adalah salah satu kota yang ada di filistin
terletak dekat dengan Yehuda dan mereka cenderung bergimbira ketika malapetaka
menimpa bangsa Ibrani, karena bangsa Ibrani adalah salah satu musuh terbesar
mereka. Oleh karena itu Mikha memerinthkan bangsa Yehuda untuk tidak menangis keras-keras
jika malapetaka menimpa mereka, tetapi harus mendiam selama-mungkin.
PASAL 2:1-11 KUTUK ATAS ORANG YANG TERTINDAS
(Ayat 1-5) Mikha menyatakan malapetaka atas orang tertentu
yang cukup berkuasa untuk memeras orang lain supaya mencapai tujuan mereka yang
mementingkan diri sendiri.
- Mereka adalah tuan tanah yang membeli
atau merampas ladang demi ladang; mereka tidak ragu-ragu untuk menipu
orang lain agar menambah tanah milik harta mereka. Karena hatinya sudah
mengabdi pada keserakahan, mereka tidak peduli lagi akan penderitaan yang
diakibatkan pada orang lain.
- Allah
mempunyai rencana bagi mereka; mereka akan menuai apa yang mereka
taburkan. Allah akan mengirim Asyur untuk merampas tanah mereka dan
membawa mereka ke dalam pembuangan.
Kekuasaan mereka juga bisa
diterjemahkan sebagai allah mereka artinya mereka menjadikan kekuaasaan
tertinggi yang mereka akui. Nubuat yang disampaikan oleh Nabi Mikha
ditolak oleh para pendengarnya secara menghina, janganlah ucapkan nubuat kata
mereka. Menurut orang-orang yahudi nubuatan itu adalah omong kosong, karena
mereka merasa penghukuman tidak akan menimpa mereka. Itulah ungkapan
orang-orang yang sombong, meterialisme, dan sudah keras hati.
(Ay 6) Dalam hal ini apakah boleh
dikatakan Tuhan kurang sabar? (Ibr :qasar, har pendek) pertanyaan ini ialah
pertanyaan otoritas. Sebenarnya Tuhan tentu tidak kurang sabar atau seperti
inikah tidakannya? Hal ini menunjukan kepada tindakan-tindakan-Nya yang
menghukum, sebenarnya hal itu bukan ciri watak-Nya dan bukan itu perlakuan yang
Ia sukai terhadap umat-Nya, yakni Israel. Biasanya perkataan-perkataan-Nya itu mempunyai
maksud yang sangat menguntungkan bagi umat pilihan-Nya kalau mereka mau hidup
dalam keadilan . Tetapi kamu yang
bangkit sebagi musuh terhadap umat-Ku (Ibr ETMUL: sebagai kata depan penunjuk
yang artinya terhadapTERHADAP (ay 7). Mereka mungkin melakukan penyamunan ini
terhadap pejalan-pejalan atau orang asing yang lewat di daerah mereka dengan
tidak mengindahkan taurat mereka secara baik (Kel 22:21) (Ay 8).
Orang-orang Ibrani yang fasik ini diperintahkan
untuk bangkit dan pergi sebagai buangan, karna tanah suci tidak dapat menahan
kebejatan dan kejahatan mereka yang sangat menjijikan itu. Secara hurufiah
seandainya seorang yang mengatakan omong kosong dan kata palsu, berkata-kata
dan mereka-reka yang hampa dan dusta maka nabi-nabi palsu ini siap sedia untuk
memberitakan kabar berkat-berkat duniawi dan nikmat-nikmat nafsu, dengan sama
sekali tidak mengindahkan Tuhan dan Torat yang perlu untuk kemakmkuran,
ketahanan dan keamanan bagi suatu bangsa.
Ayat 12-13: JANJI TENTANG
KESELAMATAN
Janji ini diberikan kepada sisa-sisa
orang Yehuda yang takut akan Tuhan dan sungguh-sungguh dalam Tuhan dengan
memegang printah-Nya, karena Tuhan mempunyai kata-kata yang benar dan memberi
semangat bagi mereka yang taat kepada-Nya. Pengharapan Israel tidak terdapat
pada keberhasilan yang langsung secara politis atau pada pembaharuan tata
susila. Kemurtadan mereka pada zaman ahas sudah terlalau jauh, walau untuk sementara
waktu berkurang pada zaman Hizkia dan Yosia. Tapi masa datang mereka dipautkan
kepada golongan kecil orang beriman yang sungguh, yang akan tetap setia kepada
Allah melalui penderitaan berat yang akan datang yaitu malapetaka secara
kemiliteran dan pembuangan. “dengan sungguh-sungguh aku akan mengumpulkan engkau
seluruhnya hai Yabub, yaitu sisa Israel”.
Kata Penerobos dari kata Ibrani Paras yang artinya “membuat lobang”
ungkapan ini menunjukan kepada Allah sebagai pembebas umat-Nya dari pembuangan
babel. ( kata ini pertama kali dipakai sebagai gelar Mesias (Obj 21), kira-kira
pada abad ke 9 SM). Kemungkinan besar, ini menunjuk kepada Mesias. maka janji
ini merupakan penyataan Allah yang memberi semangat untuk umat-Nya, bukan janji
palsu tetapi janji sebuah kepastian keselamatan itu bagi orang-orang percaya.
PASAL 3: 1-4 MENENTANG PEMIMPIN DAN
NABI PALSU DI ISRAEL
Kataku : baiklah dengar, hai para
kepala Yakub (ay 1) ungkapan Mikha ini adalah suatu ucapan sapaan kepada
golongan pemimpin dari pemerintah dan masyarakat pada pemerintahan ahas pada
saat itu. Golongan ini mereka dipercayakan untuk mengurus peradilan yang jujur
dan pelaksanaan hukum Taurat Allah, mereka mempergunakan kekuasaan ini sebagai
mengeksploitir rakyat tanpa berpri kemanusiaan. Kekuasaan yang mereka pegang
ini menelan rakyatnya dan mereka tidak peduli dengan keadaan rakyatnya yang
seharusnya rakyatnya ini dilindungi oleh pemerintahannya. Mereka ini seperti
kanibal yang memandang saudaranya lebih sebagai barang dari pada sebagai
manusia, mereka merampas segala yang ada pada saudara mereka tanpa belas
kasihan, seperti binatang buas yang kelaparan kemudian saudara mereka
dijerumuskan kedalam kemelaratan, kelaparan, bahkan kepada maut. Akibat dari
perbuatan mereka maka Penghukuman itu datang menimpa bangsa Israel dan
penyerbu-penyerbu mengancam dan memusnahkan harta kekayaan mereka, bahkan hidup
mereka sendiri. Sekalipun mereka berseru kepada Tuhan, tetap Tuhan tidak
menjawab seruan mereka bahkan Tuhan menyembunyikan wajah-Nya terhadap mereka
karena mereka sudah membelakangi Hukum Taurat Allah (Ay 4)
AYAT 5-8, NEGARA YANG RUSAK
BERHADAPAN DENGAN NABI YANG DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS
Mikha tidak mengutuk semua ramalam,
ia hanya mengutuk apa yang diucapkan orang-orang serakah yang banyak dilakukan
orang-orang pada zamannya. Sekali lagi bahasanya kasar yang menyesatkan bangsa,
yang apabila mereka mendapatkan sesuatu untuk dikunyah maka mereka akan
menyerukan damai, tetapi kepada orang-orang yang tidak memberikan sesuatu
kedalam mulut mereka, mereka akan menyerukan perang. Menutupi mukanya, pada
saat itu tanda itu menunjukan kesedihan (Yer 24:17-22) dan menjadi najis (Im
13:45) (ay 7). Ayat 8 mengemukakan tujuan dari pelayanan Mikha dan dengan jelas
menyebukan ciri-ciri pelayanan Mikha.)
Ayat 9-12, PEMBINASAAN MENGANCAM
PARA PENGUASA, IMAM DAN NABI
Sebenarnya ayat 9 mengulang gagasan
kunci dari ayat 1, ayat 10 mengarah kepada penumpahan darah dan ayat 11 mengacu
kepada penghakiman kepada pemimpin yang serakah dan sekarang mereka mempunyai
keberanian untuk menyatakan Allah ada di pihak mereka. Ayat 12 dikutip oleh
pemimpin Negara dalam Yer 26:16-19, hal ini untuk melindungi Yeremia dari
hukuman mati karena mengatakan bahwa Yerusalem dapat dihancurkan seperti silo. Sepertinya Silo adalah dulu tempat tabut disimpan dan
menjadi pusat agama Musa pada zaman itu (1Sam 1:3) sekarang bangsa Filistin
sudah merampas tabut itu (1 Sam 4). Mikha mengatakan hal ini pada zaman Raja
Hiskia (Jer 26:18) Raja yang suka memperbaharui liturgy tetapi buta terhadap
penghinaan dan pelecehan terhadap orang miskin. Karena kesalehan dan hati yang
mengasihi Tuhan sebagai nabi yang percayakan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel,
para pemimpin itu berseru: bukankah Tuhan ada ditengah-tengah kita ! Ay 11.
Sebenarnya penderitaan yang dialami manusia diakibatkan karena serakah dan
nafsu dalam kepemimpinan, yang dimulai dengan mengusir rakyat dari rumah dan tanah
mereka, kemudian membuat Yerusalem menjadi puing-puing.
PASAL 4:1-5 SION SEBAGAI PUSAT
KERAJAAN DAMAI
“Akan terjadi hari-hari terakhir”
ungkapan ini dipakai oleh Nabi Mikha untuk menunjuk kepada hari-hari yang
terakhir yaitu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Dalam penglihatan Nabi
Mikha ia melihat kerajaan Allah akan ditempatkan pada kedudukan yang paling
mulia dan kerajaan Allah lebih tinggi dari semua kerajaan di dunia. “Bangsa-bangsa” dalam bahasa Ibrani Goyim
yaitu bangsa-bangsa bukan Israel tetapi bangsa-bangsa yang bisa disebut gereja.
Mereka akan datang berduyun-duyun ke gunung Tuhan yaitu gunung Sion yang kudus.
“Ia akan menjadi hakim bagi banyak bangsa” yaitu Kristus sendiri yang akan
menjadi hakim yang adil bagi semua bangsa. Sebab jika Ia sudah memegang
kekuasaan yang tertinggi dan berkekuatan di tengah-tengah dunia. “ Mereka akan
menempa pedangnya menjadi mata bijak” dalam perintah-Nya orang akan mengalihkan
tenaganya dari membuat senjata-senjata perang menjadi alat-alat produksi yang
berhasil dan bangsa-bangsa tidak lagi belajar perang.
Ayat 6-10 : Ayat 6 menunjuk pada
nubuatan akhir zaman dimana Tuhan Yesus (Mesias) akan menggenapi-Nya dan pada
akhir zaman Tuhan Allah akan memulihkan umatnya dari berbagai macam
penderitaan. Ayat 7 menjelaskan bahwa orang-orang yang dipulikan Tuhan itu
adalah sisa-sisa orang beriman dan bertobat di tengah-tengah bangsa Israel.
Sesudah mereka berbalik kepada Kristus, Dia akan menjadi raja atas mereka
secara langsung dan secara Pribadi diatas dasar yang teguh sampai selama-lamanya.
Ayat 8 menjelaskan gunung sion tepat di sebelah selatan gunung moria. Bukit ini
akan didirakan menara besar, mungkin sekali pada zaman Yotam, nenek Hizkia (2
Taw 27:3). Disini namanya disebut Menara kawanan Domba, karena dari sinilah
keturunan daud mengamati sambil menjaga kawanan domba Israel.
Ayat 11-14 : keadaan yang
digambarkan disini ialah tentera kasdim yang dipimpin oleh Nebukadnesar beserta
sekutu-sekutunya mengelilingi Yerusalem yang sudah terkepung pada tahun 588 SM (2
Raj 24:1-2) dan bermaksud menjarah dan
merusak tidak hanya kota itu sendiri tetapi bait suci digunung moria juga.
“biarlah mata kita puas memandangi sion” musuh Israel mereka sangat senang
dengan kehancuran dan kerusakan yang terjadi di Yerusalem. Rupanya yang mengerjakan
kebinasaan itu ialah putri sion, karena mereka yang melakukan pengirikan dengan
kuku tembaga ( ini melambangkan betapa kuat pembinasaan mereka), kemudian
dilengkapi lagi dengan tanduk besi ( berbicara tanduk berarti tenaga yang siap
menyerang, yang jelas kelihatan pada tanduk lembu yang merunduk).
Pasal 5:1-8 : RAJA MESIAS DAN
PENYELAMAT ISRAEL
Nubuat Mesias ini sepertinya dikutip dari
Injil Matius dalam hubungan dengan kedatangan para majus dari timur (Mat 2:5-6)
dan oleh Yohanes dalam hubungan dengan kedatangan Yesus ke Yerusalem pada hari
raya pundok Daud (Yoh 7:42). Pasal 5 dalam Kitab Mikha ini menubuatkan
kedatangan dan karya Mesias. Nubuatan itu mencakup penggenapan segala sesuatu,
yang menurut Mikha akan terjadi melalui dosa, penghukuman, dan penyelamatan.
Dalam dua pasal terakhir ini, sang nabi menggambarkan dosa bangsanya, dan juga
usaha keras TUHAN terhadap mereka dan penghukuman-Nya atas mereka; Mikha juga
menubuatkan bahwa bangsa itu akan mengaku dosa mereka dan menerima
berkat-berkat yang dijanjikan. Semuanya ini dikemukakan dalam bentuk tuntutan
hukum. Sang nabi digambarkan sebagai penuntut umum bagi TUHAN, dengan
gunung-gunung dan bukit-bukit (barangkali lambang keadilan yang tidak dapat
berubah) sebagai pengadilan dan para hakim. TUHAN membuat pengaduan melalui
sang nabi; bangsa itu menjawab; gunung-gunung dan bukit-bukit mengadili dengan
diam.
Mikha secara tiba-tiba beralih kepada sebuah
pengalaman yang akan segera berlangsung.
Israel, di sini artinya Yehuda, akan menyusun
kekuatannya untuk pengepungan, di mana raja yang memerintah, yang adalah hakim,
akan dipermalukan. Ini sebagian digenapi dengan pengepungan Sanherib pada tahun
701 SM, dengan perebutan Yerusalem oleh Nebukadnezar pada tahun 587 SM serta
pukulannya terhadap Raja Zedekia, dan dengan setiap pengepungan secara
berturut-turut sampai kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M.
Betlehem (Ibr. Rumah Roti)
di daerah Efrata terlalu kecil
untuk mendapat tempat di antara kaum-kaum Yehuda, tetapi ditakdirkan untuk dimuliakan di
seluruh dunia; sebab Mesias akan dilahirkan di tempat sederhana ini, di desa
leluhur-Nya yang termasyhur, Daud. Yang permulaannya sudah sejak purbakala, sebab yang akan memerintah Israel adalah
"Malaikat Tuhan" kekal, yang setaraf dengan TUHAN dalam. Perempuan yang akan melahirkan mengacu kepada Israel yang menderita,
atau ibu dari Mesias yang akan datang; yang terakhir ini lebih disukai.
Lalu, selebihnya (atau yang tersisa) dari saudara-saudaranya (sesama
orang Yehuda) akan kembali kepada TUHAN dan pulang. Ia akan menggembalakan mereka .
Mesias akan menjadi gembala yang bekerja dengan kekuatan dan keagungan TUHAN (
Yun 10:11; Ibr 13:20; I Ptr 5:4).
Musuh-musuh tidak akan mampu menyerang sebab nama-Nya besar sampai ke ujung bumi. 4, 5. Dia menjadi damai sejahtera (Ef 2:14)
dalam jiwa manusia, di antara manusia, di antara bangsa-bangsa.
Apabila
Asyur masuk. Asyur adalah musuh yang paling ditakuti pada zaman Mikha, dan bangsa
ini di sini dipakai sebagai lambang musuh-musuh Israel. Dalam Mesias yang
adalah Damai ini ada kuasa untuk mengangkat pemimpin-pemimpin yang akan
melindungi Israel dan mengatasi musuh-musuh. Mikha menunjuk pada kemenangan
Mesias yang akan datang itu atas segala kekuatan dunia. Sisa-sisa
Yakub (Israel spiritual) akan ada di tengah-tengah banyak bangsa seperti embun dirus hujan. Umat sejati TUHAN disegarkan kembali
dan berkat seperti embun dari Tuhan - yang bukan dibuat atau dihilangkan oleh anak manusia.
AYAT 9-14. KEMENANGAN AKAN DIMILIKI ISRAEL
KETIKA MEREKA SUDAH DISUCIKAN DARI PENYEMBAHAN BERHALA
TUHAN menyatakan bahwa waktunya akan tiba
ketika Dia akan melenyapkan (ay 9,10)
semua peralatan perang yang padanya umat-Nya selama ini
menggantungkan diri. Tuhan akan menyentakkan (ay 11-13)
semua agama yang diciptakan manusia - dengan ilmu sihir, ramalan-ramalan,
berhala-berhala, kuil-kuil, dan kota-kota mereka yang disediakan untuk
penyembahan berhala - yang olehnya Israel telah disesatkan. Lalu Israel akan bergantung kepada kuasa dan
belas kasihan Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam Sang Mesias dari Betlehem.
Israel dan dunia harus mengakui bahwa pada Dialah mereka bergantung. Bagi
bangsa-bangsa yang tidak mendengarkan pesan Tuhan (ay. 14),
hanya akan ada murka (Mikha menyatakan secara tidak
langsung bahwa sebagian orang menerima pesan itu)
PASAL 6:1-7 : PENGADUAN, TUNTUTAN DAN HUKUMAN TUHAN TERHADAP UMAT-NYA
Baiklah
dengar (dengan taat). Sang nabi membuka sidang pengadilan; TUHAN menuntut
supaya firman-Nya diperhatikan. Lancarkanlah pengaduan. Istilah hukum yang berarti,
"mengajukan perkara di pengadilan." TUHAN meminta. Mikha bangkit dan
mengajukan perkara-Nya melawan umat-Nya. Mempunyai pengaduan (kontroversi) ... dan Ia beperkara. Harfiahnya, membuktikan sepenuhnya. Umat-Ku, apakah yang telah kulakukan. Inilah pengajuan tuntutan resmi TUHAN
terhadap umat-Nya, yang seharusnya membuat mereka teringat akan kesetiaan-Nya
dan ketidaksetiaan mereka. TUHAN tidak
menunggu jawaban, melainkan menunjukkan pimpinan dan perlindungan-Nya yang
penuh rahmat dalam sejarah masa lalu mereka. Dia menebus mereka dari perbudakan
di Mesir, memberi mereka pemimpin-pemimpin besar, dan melepaskan mereka dari
Balak dan Bileam (Bil. 22-24).
Tidak dapatkah mereka belajar dari pengalaman itu tentang keadilan Tuhan (ay. 5)?
Jalan manusia bisa saja bengkok, namun dalam sejarah manusia, TUHAN menunjukkan
kesetiaan perjanjian-Nya dalam jalan-jalan-Nya yang "lurus." Ay 4, 5.
Dengan gaya yang kelihatannya seolah-olah
ketulusan, Israel menjawab melalui tiga pertanyaan khusus, dengan intensitas
yang kian meningkat. Dengan apakah aku
akan pergi menghadap TUHAN -
(1) Dengan persembahan kurban biasa berupa anak lembu? (ay. 6)
(2) Dengan persembahan kurban yang luar biasa jumlahnya, seperti
"ribuan domba jantan, atau dengan "puluhan ribu curahan minyak?"
(ay. 7)
(3) Dengan persembahan kurban yang sifatnya begitu luar biasa
sehingga melupakan pelanggaran terhadap taurat Musa, yaitu, berupa anak sulung?
(ay. 7b;
bdg. Ul. 12:29-31; II Raj. 3:27; Hak. 11:30-40)
Bila keselamatan dapat dibeli seperti itu,
dengan memberikan barang-barang materi sebagai pendamaian bagi dosa, maka semua
umat manusia akan berusaha keras untuk mendapat keselamatan. Namun keselamatan
yang benar adalah penyerahan roh. Israel telah melupakan hukum Tuhan mengenai
penebusan anak sulung (Kel. 13:12,
13) dan pengalaman Abraham (Kej. 22).
AYAT 8-16 : IBADAH YANG BENAR HARUS DISERTAI
DENGAN HIDUP YANG BENAR
TUHAN menyerukan teguran dan peringatan
kepada kota Yerusalem. Adalah bijaksana untuk takut kepada nama-Nya (yaitu TUHAN) dan karena itu
diperlukan peringatan, sebab tongkat penghakiman - yakni Asyur - yang
ditetapkan oleh TUHAN akan segera jatuh. Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan? Yaitu yang berasal dari urusan-urusan
yang tidak jujur dalam bisnis, neraca, palsu, batu timbangan tipu (ay. 11),
penindasan terhadap orang miskin oleh orang kaya, berkata dusta dan penipu (ay. 12 (Yak. 4:1-12).
Inilah cerita kuno tentang kondisi sosial, keuangan, dan moral yang korup -
meskipun ada berbagai peringatan Tuhan. Karena itulah maka kebinasaan terjadi.
(Ay 10-13)
TUHAN
tidak sewenang-wenang dalam hukuman-hukuman-Nya. Hukuman-hukuman itu adalah
akibat wajar dari dosa, yaitu: (1) kelaparan (harafiahnya perutmu tetap mengamuk artinya "rasa bergejolak dalam perut
disebabkan oleh kekurangan makanan" (ay. 14);
(2) membanting tulang, tanpa kuasa untuk mengumpulkan harta, yang seandainya
terkumpul, akan diserahkan kepada pedang; dan (3) kebinasaan. Seandainya saja
bangsa Israel hidup dengan cermat mengikuti syarat-syarat TUHAN sama seperti
cara mereka mengikuti kefasikan Omri dan Ahab! (ay. 16; I Raj. 16-22).
Dalam kefasikan mereka yang terus-menerus, mereka masuk ke dalam berbagai
tujuan dari hukuman TUHAN. DIA bahkan mengendalikan dosa untuk mencapai
berbagai tujuan-Nya sendiri demi kemuliaan-Nya. (Ay 14-16)
PASAL 7:1-6 : KEMEROSOTAN AKHLAK ISRAEL
Pasal penutup ini melengkapi tuntutan hukum
TUHAN terhadap Israel yang dimulai pada pasal 6.
Bagian ini terpecah pemikirannya, yang menggambarkan sedalam apa emosi Mikha
ketika menyuarakan jawaban bangsa itu - pengakuan dosa serta ratapan mereka.
Ayt 1-4 menyatakan Berkat berkat TUHAN yang
digambarkan dengan panen buah telah lewat dari Israel, seru Mikha, dan bangsa
itu sekarang miskin, akan manusia yang bermoral dan norma-norma moral.
Perhatikan paralel antara orang saleh dengan buah anggur dan orang jujur dengan buah ara (ay. 1, 2).
Manusia dengan moral seperti itu tidak ada, mereka hilang begitu saja. Semua
manusia haus darah, bahkan melawan saudara mereka sendiri. Pemuka terus-menerus
menuntut ketidakadilan; hakim selalu siap untuk disuap (Ibr.
"membayar," seperti dalam perdagangan); dan pembesar memberi
keputusan sekehendaknya.
Mereka
putar balikkan (ay. 3)
menjadi kenyataan yang mengerikan. Pengintai-pengintai (ay. 4),
yaitu, nabi-nabi sejati (Yes. 62:6; Yeh. 3:16 ). Hari para pengintai Israel adalah
hari penghukuman TUHAN. Ay 5-6 Menjelaskan Masyarakat hancur sampai ke akarnya;
ya, musuh-musuh seorang manusia adalah orang-orang dari dalam rumah tangganya
sendiri. Kecurigaan, ketidakpercayaan, dan permusuhan berlaku. Dengan
mempertimbangkan dunia modern, sifat manusia hampir tidak berubah (Mat. 10:34)
AYAT 7-13 :PENGHARAPAN BARU BAGI SION
Bangsa yang melanggar
digambarkan sedang berbalik kepada satu-satunya sumber pengharapan Tetapi aku (jiwaku) ini akan menunggu-nunggu TUHAN. Sebab Allahku akan mendengarkan, "memperhatikan dan
melepaskan." (Ay 7). Aku akan bangun pula. Musuh, bahkan bangsa Asyur,
diperingatkan untuk tidak bersukacita, sebab TUHAN akan bersinar dalam
kegelapan bagi orang-orang yang menunggu-nunggu Dia (Ay 8). Kemarahan (harafiahnya. amarah yang mendidih).
Bangsa ini bersedia
menanggung kemarahan Tuhan sebab dia menyadari akan dosanya. Di sinilah
pertobatan yang sesungguhnya, dan juga iman bahwa TUHAN sendiri akan
membereskan perkara itu (dosa) dan si orang berdosa akan dibawa menuju terang,
supaya ia melihat dan hidup dalam keadilan-Nya. Musuh Israel akan melihat dan
dengan malu ia akan menutupi mukanya; yang lebih parah, ia akan menanggung
hukuman. Seperti itulah akhir bagi orang-orang yang mencemooh TUHAN (Ay 9-10)
Akan datang suatu hari bahwa
pagar tembokmu akan dibangun kembali. Inilah kemakmuran, pembangunan dan perluasan perbatasan
Israel. Apakah ini meramalkan perluasan Injil? Israel (barangkali Israel
rohani) akan merupakan pusat atau tempat berkumpul, dan orang-orang akan datang
kepadanya dari tempat-tempat jauh oleh karena berkat TUHAN atasnya, yang
diinginkan juga oleh mereka. Atau, apakah pendatang ini barangkali adalah bani
Israel sendiri yang terserak? Namun penghakiman sebagai akibat perbuatan mereka akan
datang sebelum berkat. (Ay 11-13)
AYAT 114-20 : DOA MINTA
TINDAKAN DAN BELAS KASIHAN ALLAH
Dalam bagian ini Mikha berdoa supaya TUHAN,
sang Gembala, seperti pada masa gemilang dahulu, akan memberi makan dan
memimpin umat-Nya, yang sekarang diam dengan aman dalam hutan. Jawabannya
adalah janji akan pertolongan yang ajaib, sama seperti keluarnya bangsa ini
dari Mesir. Teror akan merupakan ciri khas bangsa-bangsa penyembah berhala
dengan hadirnya berbagai manifestasi kuasa Allah ini, dan mereka akan
menyerahkan diri kepada-Nya dalam takut dan hormat. Betapa berbeda dengan
bualan dan keangkuhan mereka ketika mereka mencela umat TUHAN (Hos. 11:10).
Nabi mengawali pujian bagi Allah ini dengan
sebuah permainan nama, Siapakah Allah seperti Engkau? (lih. Pendahuluan, Judul), dan dengan pujian
syukur, dia muncul dengan gambaran yang tiada tandingannya mengenai TUHAN ini.
Dia mengampuni (Ibr. mengangkat atau menanggung
dosa orang lain, dalam arti
mengampuni) dosa (Ibr. tidak lurus) dan memaafkan(melupakan; Ams. 19:11) pelanggaran (Ibr. pemberontakan). Kasih setia
adalah sifat aktif dari belas kasihan-Nya.
Dia menyayangi dengan lembut, bahkan seperti seorang
ibu terhadap bayinya, dan akan melemparkan ke dalam tubir-tubir laut segala dosakita
Dia akan menggenapi perjanjian yang diberikan-Nya kepada Yakub dan
Abraham (Gal. 3:29).
Siapa lagi yang adalah atau yang dapat merupakan Allah seperti itu?
Betapa luar biasanya Dia memenuhi dan memuaskan segala kebutuhan manusia! Jadi,
beberapa kata terakhir yang kita dengar dari mulut Mikha adalah kata-kata dari
pujian yang sangat indah bagi Allah ini. Pujian bagi Allah seperti itu hanya
bisa ada karena imannya kepada Allah. Allah bersumpah, dan Dia akan menepati
sumpah-Nya (Ibr. 6:18-20).
BAB III
KESIMPULAN
Isi dari kitab
ini sama dengan tema yang tercantum di dalamnya yaitu, nubuatan tentang hukuman
yang akan dilakukan Allah karena bangsa Isreal tidak taat kepada Allah dan
tentang keselamatan di dalam Mesias yang telah dijanjikan Allah untuk
melepaskan bangsa Israel dari hukumannya. Kitab ini
mengajarkan bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan akan mendatangkan hukuman
bagi orang yang melanggarnya, namun Allah tidak akan membiarkan begitu saj orang
yang menjalani hukuman, melainkan Ia juga menyediakan pengampunan dan
keselamatan bagi orang yang mau merendahkan dirinya dihadapan Allah. Bagian-bagian yang menarik untuk diperhatikan dalam buku ini
ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh bumi di bawah pimpinan Tuhan (Mikha 4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (Mikha
5:2-4); dan, dalam satu
ayat (Mikha
6:8), ringkasan dari semua
yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut Tuhan dari kita ialah supaya
kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup
bersatu dengan Tuhan kita."
Kita hrus kuat dalm doa
BalasHapus