Senin, 08 Agustus 2016

EKSPOSISI KITAB KIDUNG AGUNG

EKSPOSISI KITAB KIDUNG AGUNG
PASAL 5 - 8



BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut שיר השירים - SYIR HASYIRIM (lagu dari lagu-lagu atau syair dari syair-syair) sedangkan dalam Septuaginta (LXX) disebut sebagai Ασμα Ασματων – ASMA ASMATÔN dan dalam Vulgata disebut Canticum Canticorum yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai Canticles atau Song of Solomon.
Tradisi Yahudi dan para teolog menetapkan buku ini ditulis oleh Raja Salomo, meskipun beberapa teolog percaya seorang penulis anonim menulis buku tetapi diasumsikan pribadi Salomo. Hal ini tampaknya aneh ketika gadis Sulam (bride) melakukan sebagian besar berbicara. Buku ini tentang cinta dan pernikahan, dan selama seminggu dari perayaan pernikahan, pengantin pria Yahudi dan diperlakukan seperti raja dan Ratu. Salomo disebutkan dalam 1:1,5, 3:7,9,11, dan 8:11,12. Salomo adalah kedua duanya yaitu raja (1:4,12, 3:9,11, 7:5) dan seorang gembala (1:7-8; 2:16; 6:2-3), karena dalam hari Perjanjian Lama, penguasa disebut "gembala" (Yer 23; Yeh 34:1). Ayah dari rumah tangga, gembala kawanan, dan raja atas dunia (lihat Lukas 12:32). Karakter wanita utama dalam Kidung Agung bekerja sebagai gembala (1:8) dan penjaga kebun anggur (1:6).[1]
Isi kitab Kidung Agung ini memiliki arti bahwa hubungan antara Kristus dan jemaatNya yang sungguh intim melalui kasih. Juga menunjukkan pujian Cinta Kasih yang setia antara pengantin laki-laki dan pengantin wanitanya, menunjukkan penghargaan akan perkawinan yang suci (Badingkan juga dengan Mazmur pasal 45). Dalam Kidung Agung digambarkan keindahan dan kesucian cinta kasih suami istri dengan menggunakan kata-kata yang gamblang. Kitab ini dalam naskah Ibrani termasuk yang pertama dari lima kitab yang dimasukkan Megiloth (tulisan suci) yang biasanya dibacakan kelima-limanya pada hari-hari raya Yahudi: Kidung Agung = Paskah; Rut = Pentakosta; Pengkotbah = Tabernakel; Esther = Hari Raya Purim; Ratapan = Peringatan hari kehancuran Yerusalem.[2]
Kidung Agung bisa dinyatakan sebagai berikut.
(a) Kitab ini dinamakan "kidung agung," dan dapat dipahami demikian. Ini adalah kidung yang mungkin sekali dinyanyikan oleh Adam di Firdaus, ketika Tuhan dengan pemeliharaan-Nya yang bijaksana membawa Hawa kepadanya untuk menjadi istri. Dengan bahasa yang teras terang namun bersih kitab ini memuji kasih timbal balik antara suami dan istri; dan karenanya mengajar kita untuk tidak merendahkan keindahan fisik dan kasih dalam pernikahan sebagai kasih yang rendah derajatnya. Karena semua itu adalah anugerah dari sang Pencipta kepada makhluk ciptaan-Nya (Yak 1:17), maka hal-hal itu adalah baik dan sempurna pada tempatnya dan untuk tujuannya. Kitab ini memberikan peringatan keras terhadap dualisme tidak alkitabiah yang menganggap hal-hal fisik dan materi kurang bernilai dibandingkan dengan hal-hal rohani, dan yang memuji keadaan tidak menikah sebagai lebih mulia daripada keadaan menikah.
(b) Sebagai imbangan dari (a), Kidung ini mengajar kita untuk tidak mengagungkan keindahan fisik dan mengidolakan aspek biologis dari perkawinan. Meskipun kecantikan dan keindahan fisik digambarkan secara terus terang, hubungan kasih yang digambarkan dalam Kidung ini bersifat mulia. Di mana pun, gambarannya tidak ada yang mendekati apa yang mungkin dianggap cabul dan tak bermoral. Jadi, kepada kita Kidung ini menunjukkan hubungan kasih yang ideal dalam perkawinan. (Mengenai terpisahnya dua kekasih yang dibicarakan itu, lihat tafsirannya). Rasul Paulus memakai perkawinan untuk mengilustrasikan sifat kasih antara Kristus dan Jemaat-Nya   ( Ef 5), tetapi tentu tidak semua perkawinan mencerminkan ikatan kasih yang intim ini. Hanya hubungan perkawinan yang sesuci yang digambarkan dalam Kidung ini yang dapat bermanfaat untuk tujuan ini.
(c) Membaca kitab ini, tanpa membangkitkan pikiran-pikiran Yang menjurus pada kenikmatan indriawi, semestinya akan membuat kita memuliakan sang Pencipta yang menjadikan manusia menurut gambar-Nya, yang menciptakan tubuh manusia indah, Yang membuat Adam menginginkan teman seperti dirinya tetapi berjenis lain, dan yang membawa pengantin perempuan pertama-puncak dari karya penciptaan-kepada mempelai laki-laki yang mengaguminya. Membaca kitab ini semestinya juga menyadarkan kita akan berbagai kelalaian penuh dosa dalam sikap kita terhadap lawan jenis secara umum, dan khususnya dosa-dosa kedagingan kita dalam pernikahan. Jadi, melalui kitab inilah Roh Kudus akan membawa orang berdosa kepada Kristus, yang adalah juga Penebus dan Pengudus ikatan pernikahan suci. Melihat serta mengalami kemurnian dan kekudusan ikatan kasih duniawi ini juga akan membuat kita lebih memahami hubungan kasih yang surgawi dan kekal, yaitu ikatan kasih yang murni tanpa cela dan yang tak dapat dibinasakan antara Kristus dan Jemaat-Nya.[3]
Dua peran utama dan pendapat ini dipegang oleh Franz Delitzch yang melihat ada dua peran utama dalam Kidung Agung yaitu Salomo (kadang-kadang menyamar sebagai seorang gembala) dan seorang wanita desa yang disebut sebagai gadis Sulam (6:13). Pendapat ini mungkin berdasar dari dua manuskrip Grika yang berasal dari abad ke-4 dan 5 M.[4] Manuskrip- manuskrip ini memuat catatan di pinggir mengenai siapa yang bicara dan siapa yang menjawab.[5]
Menurut Delitzch, Kidung Agung hanya mempunyai dua peran yaitu Salomo dan gadis Sulam. Ketika Kidung Agung membicarakan mengenai gembala, ini ditujukan kepada Salomo yang menyamar sebagai gembala. Mengenai gadis Sulam, Delitzch berkata, Gadis Sulam adalah seorang gadis yang ada dalam sejarah. Ia bukan putri Firaun, tetapi ia adalah seorang gadis desa yang sederhana. Salomo tertarik kepada kecantikan dan ketulusan gadis Sulam. Hal ini selain membuat Salomo melepaskan praktek poligaminya juga membuat dia mengenal ide pernikahan yang mula- mula dicatat dalam Kejadian 2:33 dst. sebagai sebuah pengalaman nyata.[6]
Salomo berjumpa dengan gadis Sulam waktu ia mengadakan kunjungan negara ke Israel bagian Utara. Dalam pertemuan dengan gadis Sulam ini, Salomo tertarik pada gadis Sulam sehingga Salomo kemudian membawa gadis Sulam ke Yerusalem untuk dijadikan istri. Menurut tafsiran secara drama, klimaks dari Kidung Agung ialah pernikahan antara Salomo dengan gadis Sulam.









BAB II
ISI
Eksposisi dan Aplikasi

Pernikahan Dipermatang (pernikahan diantara Salomo dan isterinya dipermatang)
(5:2 - 8:4)
Pasal 5
Ay 1 =>  Penyempurnaan pernikahan (Kasih Kristus bagi GerejaNya)
(Ayat 1) Suaminya pada saat ini menjawab kegirangan, ia menjelaskan hubungan mereka dan menggambarkan seperti kebun yang indah dan pesta. (Sambang adalah Sarang lebah secara harfiah, "buluh saya" atau "kayu saya," yaitu, substansi itu sendiri, atau bagian dari itu di mana sisir terbentuk. Lebah di Palestina membentuk mereka sisir tidak hanya di cekungan pohon dan batu, Artinya raja tampaknya: "semuanya yang ada dalam si wanita, tidak ada yang menghina atau dibuang.")
(aplikasi)
Sebagai pasangan dari pernikahan, maka kita akan selalu member yang terbaik bagi pasangan kita.
Disini dijelaskan bagaimana besarnya kasih Kristus kepada gerejaNya.
Ay 2-8 =>  Ketidakacuhan dan pemecahan masalah itu disampaikan (Kasih Kristus bagi Gereja, Desersi Spiritual).
(Ayat 2) Di sini adegan yang sangat melankolis, sedangkan pasangan sini dia menceritakan kebodohan sendiri dan perilaku buruk terhadap dirinya, yaitu si wanita tertidur dan sang suami pulang untuk meminta dibukakan pintunya, tetapi si wanita tetap tertidur.
(ayat 3-4) Si wanita tertidur dan seolah-oleh tidak mau diganggu tetapi dia juga menaruh belas kasihan kepada suaminya “berdebar-debar hatiku”
(ayat 5-7) si wanita bangun untuk membukakan pinti bagi suaminya tetapi suaminya telah pergi, dan si wanita merasa menyesal sampai sampai terungkap pernyataan kesedihannya seperti “dipukul para peronda”.
(ayat 8) si wanita sangat merindukan suaminya, hal ini sangat berbeda dengan pertama waktu suaminya datang mengetuk pintu, dimana seolah olah si wanita ini acuh tak acuh terhadap suaminya.

(aplikasi)
Ada banyak masalah dalam keluarga, tetapi apabila ada salah satu yang menyadari dan bertobat maka aka nada penyelesaian masalah.
Si wanita tidak membuka pada ketukan pertama dari sang suami dan sekarang sang wanita sudah terlambat untuk mendapati sang suami. Kristus sangat rindu bertemu dengan umatNya tetapi yang seringkali kita menjauh dari Dia, sampai pada saat nanti kita bertobat dan datang kepadaNya.Kepergian Kristus membuat kita “menderita”,  mencintai Yesus Kristus sedemikian rupa bahwa ketidakhadirannya membuatnya mual, sangat sakit, dia tidak tahan, dan ia kesakitan. Ini adalah penyakit yang merupakan tanda dari konstitusi yang sehat jiwa, dan pasti akan berakhir dengan baik, suatu penyakit yang tidak akan mati, tapi hidup. Lebih baik menjadi sakit cinta kepada Kristus dari pada kemudahan dalam cinta kepada dunia.
Ay 9-16 => Keistimewaan suaminya disampaikan oleh isterinya (Kepercayaan Gereja dalam Kristus.)
(ayat 9) ada beberapa yang mempertanyakan kelebihan suami dari pada si wanita di banding dengan yang lainnya
(ayat 10-16) disini si wanita menjelaskan kelebihan dari sang suaminya, mulai dari kulitnya yang outih, rambutnya, matanya yang indah, pipinya, bibirnya, kakinya, perawakannya, kata-katanya, semuanya disampaikannya. ( ayat 10) "Putih perawan kemurnian-nya, " seorang pemimpin dari sepuluh ribu prajurit.  (ayat 11) Kepalanya adalah sebagai emas yang paling baik, Mungkin dalam arti mulia dan berharga sebagai emas terbaik.
(aplikasi)
Kita belajar bahwa kita harus tetap memuji kelebihan apa yang Tuhan sudah berikan kepada pasangan kita.
Disini menggambarkan bahwa gereja menyatakan Tuhan yang kita tinggikan memiliki segalanya melebihi dari semua para “suami” yang lain. Dia adalah Raja yang bertahta di tempat kudusNya dengan segala kemuliaanNya.
Pasal 6
Ayat 1-3 persoalan diatasi dalam hati si wanita (Pembaharuan Gereja)
(Ayat 1). Keberadaan sang suami dipertanyakan oleh yang lain. Sehingga muncul pernyataan untuk membantu si wanita mencari suaminya
(Ayat 2-3) persoalan diantara pasangan ini sudah dapat diatasi oleh si wanita yang sebelumnya “tidak peduli” dengan sang suami, si wanita sudah mengetahui keberadaan sang suami. Kemudian dipulihkan kembali hubungan kamunikasi ataupun yang lain dengan sang suaminya, dan kembali ke tempat pekerjaan mereka.
(aplikasi)
Setiap permasalahan dalam keluarga pasti ada jalan keluar disaat pemulihan komunikasi terjalin dan saling introspeksi.
Gereja Tuhan perlu adanya koreksi diri disaat itulah terjadi pembaharuan dan Tuhan akan menyambut baik setiap pertobatan kita.
Ayat 4-10 => Pemecahan masalah disampaikan ( Keyakinan Gereja dalam Kristus, Kasih Kristus kepada Gereja.)
(ayat 4-7) sang suami dalam ayat-ayat ini sudah memaafkan si wanita, dan menerimanya kembali. Kemudian sang suami memuji muji kelebihan si wanita dari segi kecantikannya secara lahiriah dan diibaratkan dengan berbagai macam hal. seperti Tirza, yang merupakan kota di suku Manasye, yang namanya berarti menyenangkan, atau dapat diterima, situasi, tidak ada diragukan lagi, menjadi sangat senang dan bangunan halus dan rapi. Dia juga mengulangi, hampir kata demi kata, bagian dari deskripsi yang telah diberikan kapada kecantikan si wanita rambutnya, giginya, pelipis (ay 5-7), bukan karena dia tidak bisa dijelaskan dalam kata lain, dan perbandingan-perbandingan lain, tetapi untuk menunjukkan bahwa ia masih menghargai si wanita dari dahulu maupun sampai sekarang (pasal 4).
(aplikasi)
Penerimaan kembali atas pasangan yang telah melakukan kesalahan merupakan hal yang mulia. Selain itu perlu adanya pujian akan pasangan tanpa mengingat kembali kesalahan dari pasangan kita.
Sekarang kita harus menganggap Kristus telah kembali ke jemaatNya, kembali berkomunikasi dengan dia (karena ia berbicara padanya dan membuat dia mendengar kegirangan dan sukacita), kembali mendukung dirinya, setelah diampuni dan dilupakan semua kesalahannya, karena Kristus berbicara sangat lembut dan hormat kepada jemaatNya.[7]
(ayat 8-10) Sang suami terus memberikan pujian kepada si wanita, sang suami lebih suka dia dibanding dengan pesaing yang lain sekalipun ada enam puluh ratu yang cantik dan delapan puluh selir, dia yang tetap menjadi ratu pujian sendiri. Dan semua orang akan berkata bahwa si wanita ini berbahagia
(aplikasi)
Setiap suami harus terus memberikan penghargaan kepada isterinya sampai kapanpun juga sekalipun dibandingkan dengan yang lainnya.
Kristus yang memberikan penghargaan dan keindahan akan gereja sebagi  milikNya.
Ayat 11-13 => Perdamaian dari segi wanita, ia diterima dikasihi dan dipuji suaminya (Kasih Kristus bagi Gereja.)
(ayat 11-12) Kata-kata pengantin wanita bisa diparafrasekan: "Anda berbicara tentang saya sebagai keindahan yang mulia, seorang gadis sederhana satu hari turun ke dalam taman kenari." (Kenari berlimpah di tepi Danau Genesaret , dan masih umum di Utara Palestina) "untuk memeriksa tanaman muda dari lembah" dengan sekarang menghijau di awal musim semi setelah musim hujan), "dan untuk menonton tunas dan mekar pokok anggur dan delima. Lalu, tiba-tiba, sebelum aku sendiri sadar, jiwaku" (hati cinta-terikat) "telah membuat dia berada di  kereta dari orang-orang agung" (yaitu, seorang tokoh mulia, orang yang berada di tempat tinggi di bumi; bandingkan 2 Raja-raja 2:12; 13:14, di mana Elia dan Elisa, sebagai pemimpin spiritual bangsa, adalah "kereta berkuda dan Israel,").
(ayat 13) disini terjadi perdamain dengan pernyataan si suami memanggil si wanita, setelah dia menghormati si wanita dan meletakkannya diatas kereta. Dia juga merindukan wanita ada di dekatnya  untuk merenungkan kasih karunia dan kecantikan yang telah memenangkan hatinya.[Sulam] Mungkin sama seperti "Shunamite," terletak yaitu, yang berasal dari kota atau kabupaten dari Sunem, di wilayah Isakhar (Josh 19:18), di lereng dari Hermon kecil, menghadap dataran Yizreel. Hal ini sekarang disebut Salem.[8]
(aplikasi)
Pemulihan dalam sebuah keluarga diawali dengan penghargaan kepada pasangan.
Disaat Kristus mengasihi gerejaNya , maka kristus akan selalu memberi yang terbaik bagi gerejaNya dan merindukan gerejaNya selalu bersama dengan Dia.
Pasal 7
Ayat 1-10 => Mempelai perempuan dipuji kekasihnya (Keindahan Gereja, kepuasan Kristus atas Gereja-Nya)
(ayat 1-7) Sang suami mengambil inisiatif memuji isterinya dengan cara yang lebih teliti  dimulai dari kaki sampai kepalanya.
(ayat 1) langkah kaki pengantin wanita terlihat seperti dalam gerakan dalam tarian. "Sendi" mungkin diberikan gerakan berputar-putar, dan juga seperti seorang putri mulia, pengantin wanita adalah terhormat meskipun bukan dari kerajaan. Lengkung pinggangnya seperti perhiasanmed mutiara atau perhiasan lain yang terampil dirangkai atau dihubungkan bersama-sama karya dari Seniman Agung. (ayat 2) bagian perut yang digambarkan indah Kontras adalah salah satu warna, bunga, mungkin, mewakili ungu jubah. "Tumpukan gandum tidak terlihat karena tertutup oleh bunga bakung."  (ayat 3) penghargaan atas keindahan buah dadanya (ayat 4) sang suami memuji Lehernya sebagai menara gading [Sebuah menara gading] Menara gading, yang menjadi acuan untuk beberapa menara tertentu, mungkin dibangun oleh Salomo (1 Raja-raja 10:21)., matanya seperti fishpools di Hesybon kolam renang di antara reruntuhan di selatan Hesybon masih tetap sejumlah sumur dalam dipotong di batu, dan sebuah waduk besar air.,  hidungnya adalah seperti menara Lebanon yang looketh menuju Damaskus.[Hidung] Lebih baik mungkin "wajah" atau "alis."
[Menara Lebanon] Mungkin "rumah hutan Libanon" atau bagian dari itu (1 Raja-raja 7:2, 9:19), didirikan menara pengawas atau mungkin dengan David, yang dibangun oleh Salomo di bagian awal pemerintahannya untuk menimbulkan rasa heran Damaskus setelah perang dengan Hadadezer (2 Sam 8:6).
(ayat 5) keberadaan kepalanya yang indah (ayat 6) si wanita paling disukai diantara yang lain yang disukai.
(ayat 8-10) disini sang suami menunjukkan keintiman yang lebih dengan si wanita dan menyatakan kelebihan si wanita hal ucapan bibirnya.(membandingkan ke sawit, anggur, dan apel-pohon untuk bangsawan dalam hal kenikmatan buahnya, dan ucapan-ucapan dari mulutnya untuk anggur manis. Dan akhirnya sang suami menjalin pengakuan yang intim dengan si wanita.
(aplikasi)
Hubungan suami istri harus tetap memuji satu sama lain khususnya pria (yang jarang melakukan pujian) harus melakukannya, sang suami puas dengan keberadaan sang isterinya.
Kristus puas dengan “keadaan” jemaatNya dan rindu intim dengan jemaatNya.sehingga kristus “puas” dengan jemaatNya.
Ayat 11-13 => Suaminya diundang oleh isterinya ke kebun anggur (Menginginkan persekutuan dengan Kristus, kasih Gereja kepada Kristus).
(ayat 11-13) si wanita mengambil inisiatif mengundang sang suami untuk mengajak nya pergi ke kebun (dia juga rendah hati dan sungguh-sungguh menginginkan persekutuan dengan dia "Ayo, kekasihku, mari kita berjalan-jalan bersama-sama” (ayat 11)). Si wanita juga memberi yang terbaik buat sang suami, hubungan pernikahan mereka semakin berkembang (ayat 12). (Bunga pacar = wangi-wangian yang mahal dan jarang terdapat (narwastu, mur, bunga pacar) mengibaratkan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan itu, Bunga pacar menghasilkan celupan berwarna jingga dan memiliki bau yang menyenangkan. Buah dudaim itu bila dimakan banya akan meracuni tetapi buah ini dipakai sebagai obat perangsang pada jaman itu. Dalam hal ini si wanita member yang terbaik buat sang suami.
(aplikasi)
Dalam hubungan suami isteri perlu adanya saling memberi yang terbaik dan selalu menginginkan hubungan yang lebih intim yang membuat mereka semakin dekat.
Sebagai gereja Tuhan hendaknya kita selalu ‘menginginkan” Kristus dan semakin dekat dengan Dia selalu.
Pasal 8
Ayat 1-4 => Si wanita mengingini hubungan yang lebih intim (Kasih Gereja kepada Kristus.)
Disini si wanita menginginkan hubungan yang lebih intim, dia memakai gambaran seandainya suaminya adalah adiknya (bdnk 5:1,16). Maka dia akan bisa menyampaikan kasinya kepada suaminya kapan saja, karena di jaman itu tidak baik kalau wanita menyatakan rasa cintanya langsung kepada pria sehingga dia tidak akan dihina orang. Tetapi dia tetap sabar sampai pada waktunya.
(aplikasi)
Saling merindukan dalam pasangan suami isteri akan menjadikan semakin indah dalam pernikahan.
Disaat gereja merindukan Kristus, maka hubungan gereja dengan Kristus semakin intim.

Pandangan tentang cinta disampaikan
8:5 – 8:7
Ayat 5-7 => Sifat dan kuasa cinta kasih disampaikan (Gereja Ketergantungan pada Kristus, kasih Gereja kepada Kristus.)
(ayat 5) si wanita menyatakan cinta kasihnya. Pohon Apel merupakan lambang “percintaan” di jaman dahulu, disini si wanita menginginkan hubungan intim sebagaimana si suami juga dikandung disitu.
(ayat 6-7) Pengantin wanita mengatakan ini saat ia menempel lengannya dan beristirahat kepalanya di atas dadanya. Bandingkan Yohanes 13:23; 21:20. si wanita menyatakan cinta kasihnya. Pohon Apel merupakan lambang “percintaan” di jaman dahulu, disini si wanita menginginkan hubungan intim sebagaimana si suami juga dikandung disitu. Cinta di sini dianggap sebagai kekuatan universal, prinsip unsur dari semua makhluk yang benar, mampu mengatasi musuh abadi manusia yaitu Kematian. "Cemburu" di sini istilah lain untuk "cinta," mengekspresikan kekuatan tak terhindarkan dan semangat kasih sayang ini, yang tidak dapat menghasilkan atau berbagi kepemilikan obyeknya, dan diidentifikasi dalam pikiran penulis suci dengan kehidupan ilahi atau benar. Api yang dimaksud adalah bara, lampu, dan api, dan balok, sangat kuat, dan membakar dengan kekuatan yang luar biasa, sebagai bara api yang memiliki api yang paling keras, api dari Tuhan. Banyak air, meskipun mereka akan memadamkan api, tidak dapat melakukannya bahkan banjir sekalipun. Kasih-cinta tidak dapat dibeli oleh semua harta.
(aplikasi)
Sebagai pasangan suami istri perlu diingatkan kembali bahwa mereka sudah diteguhkan. Oleh sebab itu kekuatan kasih itu harus tetap ada didalam mereka.
Kasih Kristus kepada kita adalah kuat seperti kematian, untuk itu
menerobos kematian itu sendiri. Dia mengasihi kita, dan menyerahkan diri-Nya untuk kita.

Penutup
8:8 – 8:14
Ayat 8-12 => Si putri di jaga saudaranya dan pertemuan pertama dengan Salomo. (Kepedulian terhadap bangsa-bangsa, Keistimewaan dan Tugas Gereja).
(ayat 8-10) si wanita (puteri) oleh saudaranya ketika masih muda
(ayat 11-12) si wanita bertemu dengan Salomo yang pertama dijelaskan pada waktu bekerja di kebun anggur Salomo
 (aplikasi)
Ayat 13-14 Kasih cinta mereka masih hidup dan segar. (Cinta timbal balik antara Kristus dan Gereja).
(ayat 13-14) pernyataan yang menunjukkan bahwa cinta mereka masih hidup dan segar. Dia menginginkan kembali cepat nya kepadanya (ayat 14): Cepatlah, kekasihku, datang lagi. Kitab ini telah dibuka dengan lagu dari paduan suara untuk memuji raja (Kidung 1:2-4), diakhiri dengan hal sama oleh pengantin, mengulangi kata-kata terakhir dari Kidung Agung 2:17.


(aplikasi)
Hubungan suami isteri hendaknya tetap segar atau hidup sepanjang masa sampai maut memisahkan.
Hubungan Kristus dengan jemaatnya tetap kekal dan tidak ada yang dapat memisahkan.























BAB III
KESIMPULAN

Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa cinta yang terbaik adalah cinta yang didasarkan pada kepercayaan yang penuh terhadap kekasihnya. Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa pernikahan merupakan anugerah daripada Allah. Bagi seorang wanita yang percaya kepada Allah, ia mempunyai nilai yang tinggi, tidak memandang ia itu oran desa atau kesederhanaannya. Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa kebahagiaan dari cinta hanya dapat ditemukan/dialami kalau terjadi cinta segitiga, yaitu antara suami, istri, dan Tuhan.

Kitab Kidung Agung juga merupakan gambaran persetujuan Allah yang indah tentang hubungan suami isteri karena pernikahan adalah lembaga awal yang dibentuk Allah untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. Dikitab ini Tuhan menunjukkan baahwa hubungan suami isteri adalah hubungan yang suci dan tidak kotor. Kita melihat bagaimana sifat-sifat dari kedua pribadi yang murni dan moralnya terpuji dan kesetiaan sebelum dan sesudah pernikahan sangat dihormati.



























BIBLIOGRAFI


A. Teguh Purwanto, “DIKTAT Eksposisi PL III Ezra-Kidung Agung” Surabaya: STTII
Abad ke 4 M: Kodex Sinaitikus ( ); abad ke 5 M: Kodex Alexandrinus
Barnes 'Notes, Copyright database elektronik, © 1997 2003, 2005, 2006 oleh Biblesoft, Inc All rights reserved.
F. Delitzsch dan C.F. Keil, Commentary on the Old Testament in Ten Volumes. Cetak ulang. Jil. 6: Proverbs, Ecclesiastes, Song of Solomon (Grand Rapids: Eerdmans, 1982), hal. 3.)
Matthew Hendry Commentary on The Whole Bible Volume 3

Roland Murphy, "Interpreting The Song of Songs, "dalam Biblical Theology Bulletin 9 (1979): 99; Catholic Biblical Quarterly 16 (microfilm, 1954):3, mencatat bahwa kodex Sinaiticus sejak lama sudah memakai istilah nymphos (pengantin pria) untuk melukiskan pembicara pria, dan nymphe (pengantin wanita, untuk melukiskan pembicara wanita).
SABDA (OLB Versi Indonesia)  

Sarapan pagi.com

The Bible Exposition Commentary:. Perjanjian Lama © 2.001-2.004 olehWarrenW.
Wiersbe All rights reserved.





[1]  The Bible Exposition Commentary:. Perjanjian Lama © 2.001-2.004 oleh Warren W. Wiersbe All rights reserved.
[2] Www.sarapanpagi.com
[3] SABDA (OLB Versi Indonesia) 
[4] Abad ke 4 M: Kodex Sinaitikus ( ); abad ke 5 M: Kodex Alexandrinus
[5] Roland Murphy, "Interpreting The Song of Songs, "dalam Biblical Theology Bulletin 9 (1979): 99; Catholic Biblical Quarterly 16 (microfilm, 1954):3, mencatat bahwa kodex Sinaiticus sejak lama sudah memakai istilah nymphos (pengantin pria) untuk melukiskan pembicara pria, dan nymphe (pengantin wanita, untuk melukiskan pembicara wanita).
[6] F. Delitzsch dan C.F. Keil, Commentary on the Old Testament in Ten Volumes. Cetak ulang. Jil. 6: Proverbs, Ecclesiastes, Song of Solomon (Grand Rapids: Eerdmans, 1982), hal. 3.)

[7] Matthew Hendry Commentary on The Whole Bible Volume 3

[8]Barnes 'Notes, Copyright database elektronik, © 1997 2003, 2005, 2006 oleh Biblesoft, Inc All rights reserved.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar