EKPOSISI YOSUA PASAL 23 & 24
BAB I
PENDAHULUAN
Kitab Yosua (bahasa Ibrani: ספר יהושע Sefer Y'hoshua; bahasa
Inggris: Book of Joshua)
adalah kitab keenam dalam Tanakh (Alkitab
Ibrani) maupun Perjanjian Lama di Alkitab. Kitab ini merupakan kitab pertama dari
Kitab Nabi-nabi yang Terdahulu, yang berisi kisah bangsa Israel ketika mereka merebut negeri Kanaan di bawah pimpinan Yosua bin Nun.
Dialah yang menggantikan Musa memimpin umat Israel.
Peristiwa-peristiwa penting yang dikisahkan di dalam buku ini ialah antara
lain: penyeberangan Sungai Yordan,
jatuhnya Yerikho,
pertempuran di Ai, dan pengukuhan kembali
perjanjian antara Tuhan dengan umat-Nya.
Nama Yosua diambil dari bahasa Ibrani: יהושׁע Yehoshua atau Yəhôšuª‘, yang
artinya adalah “dengan pertolongan Yahweh. Selain
nama nabi yang dikatakan menulis kitab dengan nama yang sama, nama ini juga
nama Yesus dalam bahasa Aram.
Yosua mulai dengan panggilannya untuk kepimimpinan; kitab ini berakhir dengan
pidato-pidato perpisahan dan laporan mengenai kematiannya. Telah disarankan
oleh oleh sementara orang, bahwa pasal 23 dan 24 adalah laporan mengenai
peristiwa yang sama tapi agaknya paling baik memandangkan Pasal 23 selaku pidato informal Yosua kepada
para pemimpin umat itu, dan pasal 24 selaku pembaharuan perjanjian yang formal
di depan umum. Disini saya akan membahas lebih jauh dalam pasal 23 – 24.
BAB II
LATAR BELAKANG
Kitab Yosua
merupakan kelanjutan sejarah Pentateukh. Kitab Yosua mencatat peristiwa Israel
menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan setelah Musa wafat, dan juga
penaklukan dan menetapnya kedua belas suku Israel di Kanaan di bawah pemimpin
Yosua. Tanggal alkitabiah untuk masuknya Israel ke Kanaan adalah sekitar tahun
1405 SM. Kitab ini meliput 25-30 tahun selanjutnya dalam sejarah Israel,
mengisahkan bagaimana Allah memberikan kepada Israel "negeri yang
dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang
mereka" (Yos 21:43).
Sudah
sepantasnya, kitab ini dinamakan menurut tokoh utama yang memainkan peranan
utama selaku pemimpin yang ditetapkan Allah sepanjang kitab ini. Sejarah
pribadi Yosua mempersiapkannya dengan baik untuk menjadi pemimpin penaklukan.
Yosua yang hidup pada akhir masa penindasan Israel di Mesir menyaksikan
kesepuluh tulah hukuman, Paskah pertama, penyeberangan ajaib Laut Merah, dan
tanda-tanda (dan hukuman-hukuman) adikodrati sepanjang perjalanan Israel di
padang gurun. Ia menjadi panglima perang di bawah Musa dalam perang melawan
suku Amalek tidak lama sesudah meninggalkan Mesir (Kel
17:8-16), dan hanya ia sendiri yang menyertai Musa naik ke Gunung
Sinai ketika Allah memberikan Kesepuluh Hukum (Kel
24:12-18).
Sebagai pembantu Musa, Yosua menunjukkan suatu
pengabdian dan kasih yang mendalam kepada Allah dengan sering kali berada di
hadapan Allah untuk jangka waktu yang lama (Kel 33:11);
dialah orang yang sangat menghargai kehadiran Allah yang kudus. Ia pasti
belajar banyak dari Musa, penasihat dan pembimbingnya yang dipercayai, tentang
cara-cara Allah dan kesulitan menuntun umat itu.
Di Kadesy Yosua
menjadi salah seorang dari dua belas mata-mata yang mengintai negeri Kanaan.
Bersama Kaleb, ia dengan gigih menolak laporan ketidakpercayaan sepuluh
mata-mata yang lain (Bil 14:1-45). Bertahun-tahun sebelum menggantikan Musa
sebagai pemimpin Israel, Yosua sudah menunjukkan bahwa ia seorang yang beriman,
bervisi, memiliki keberanian, setia, taat dengan sungguh-sungguh, tekun berdoa,
dan mengabdi kepada Allah dan firman-Nya. Pada saat ia dipilih sebagai pengganti
Musa, ia merupakan orang yang "penuh Roh" (Bil 27:18;
bd. Ul 34:9).
Tradisi Yahudi (Talmud) menyebutkan Yosua sebagai penulis kitab ini. Dua kali
kitab ini menyebutkan bahwa Yosua menulis kitab ini (Yos 18:9; Yos 24:26).
Bukti dari dalam kitab ini dengan kuat
menunjukkan bahwa penulisnya telah menyaksikan sendiri penaklukan Kanaan (bd.
"kita" dalam Yos 5:6;
perhatikan bahwa Rahab masih hidup ketika penulis menuliskan kitab ini, Yos 6:25).
Bagian-bagian yang ditambahkan setelah Yosua wafat -- mis. Yos
15:13-17 (bd. Hak
1:9-13); Yos
24:29-33 -- mungkin
ditulis oleh salah seorang tua-tua "yang hidup lebih lama daripada
Yosua" (Yos 24:31).
Yosua wafat sekitar tahun 1375 SM ketika berusia 110 tahun (Yos 24:29).
BAB III
PEMBAHASAN YOSUA 23-24
Pasal 23 : 1-16 PIDATO
PERPISAHAN YOSUA KEPADA PARA PEMIMPIN BANGSA ITU.
23:1-16 PIDATO PERTAMA
Ayat 1, Pada Israel Zaman purba, dan memang di kalangan
bangsa-bangsa zaman purba pada umumnya, kata-kata perpisahan dari para pemimpin
nasional dan kepala-kepala kaum keluarga dihargai tinggi sekali (Kej 49; Ul
32,33), dan pidato perpisahan Yosua kepada pemimpin bangsa itu rupanya
mengesankan sekali secara mendalam. Ayat 2,
agaknya paling tepat membaca demikian : Yosua memanggil seluruh orang
Israel, ‘yakni’ para tua-tua dan para kepala hakim dan para pengatur pasukan.
Ayat 3-16. Pidato itu dapat diringkaskan dalam dua bagian. Yang Pertama,
pihak Allah dan (ay 3,5,9,10,13-16). Ini
terdiri dari :
a.
Apa yang telah dilakukan-Nya ( ay 3, 4, 9, 10, 14). Yosua mwngingatkan para pendengarnya mengenai apa yang telah mereka
lihat sendiri: bagaimana Allah telah berjuang untuk mereka, memberikan warisan
bagi mereka, mengusir musuh-musuh mereka, memungkinkan mereka menang terhadap
musuh yang jauh lebih besar dan terus menerus membuktikan sama sekali setia
kepada janji-janjiNya (ay 14.
b.
Apa yang akan Ia lakukan (ay 5, 13, 15, 16). Pertolongan Allah yang terus menerus bagi bangsa Israel dan
keberhhasilan Israel yang terus-menerus dijanjikan (ay 5). Ay 13, 15, 16 menunjukan bahwa ini adalah
tergantung pada kesetiaan Israel kepada perjanjianm itu. Kemurtadan akan
berarti bertukarnya seluruh hal yang baik yang telah mereka kenal, kepada
kejahatan yang brengsek.
Bagian utama ke 2 ialah pihak manusia. Tanggung jawab orang Israel
meliputi 4 bagian hal. Ketaatan kepada hukum Allah (ay 6), Pemisahan dari
bangsa-bangsa pemuja berhala di kanaan (ay 7), dan dalam ayat 12 secara khusus
dilarang perkawinan dengan yang bukan Israel, kesetiaan (ay 8) dan meliputi
segala sesuatu yang lain atau kasih (ay 11)
KESIMPULAN PASAL 23 :
Hanya ada dua macam
orang tua, yang putus asa dan yang puas. Pergumulan paling menggelisahkan orang
berusia lanjut adalah bagaimana mengisi kehidupan akhir mereka. Bagaimanakah
Yosua mengisi bab terakhir hidupnya?
Jika kita membaca kehidupan dari Yosua yang kini
telah berusia lanjut, tampak bahwa tidak banyak hal yang menggelisahkannya dan
juga tidak banyak keterangan tentang hal ini yang dicatat Alkitab. Pasal 23
mengajarkan kita bahwa apa yang kita kerjakan pada masa muda kita menentukan
masa tua kita. Semua pesan yang ditinggalkan Yosua kepada para penerusnya adalah
pesan Tuhan kepada Yosua ketika dia masih muda dan penakut (6-9. Yos.
1:6-9). Pesan itu berkuasa karena didukung oleh
hidup Yosua sendiri. Yosua telah lebih dahulu menyelami apa yang ia sekarang
nasihatkan kepada penerusnya. Yosua berbicara sebagai seseorang yang telah
menaati firman Tuhan, yang telah membuktikan sendiri bahwa semua perintah,
janji, dan penyertaan Tuhan dalam firman-Nya itu benar adanya (Yos. 23:3-5, 10,
15). Kemuliaan Yosua yang telah lanjut usia itu tampak dari pancaran integritas
imannya.[1]
PASAL
24 : 1-28 PEMBAHARUAN
KOMITMEN TERHADAP PERJANJIAN DI SIKHEM (Pidato kedua dan pembaharuan)
Sebagai hasil langsung dari pertemuannya
dengan para pemimpin Israel tersebut, Yosua memanggil seluruh bangsa itu ke
Sikhem untuk menegaskan ulang sekali lagi perjanjian sebagai landasan hubungan
mereka dengan Allah. Sekitar dua puluh tahun telah berlalu - masa penting
pendudukan dan pemukiman di Kanaan serta masa penggabungan orang-orang baru
(misalnya orang Gibeon) ke dalam Persemakmuran Ibrani. Sebagaimana telah
dilakukan Musa sesudah masa pengembaraan (Ul. 30:15-20),
demikian pula kini Yosua meminta agar setiap suku mengikrarkan kembali
kesetiaan mereka kepada Allah sesuai perjanjian - bukan di Silo tetapi di
Sikhem, kenapa harus di sikhem dabukan di silo? Karena di dekat Sikhem terdapat
sebuah tempat suci kuno orang Ibrani. Di sini Allah untuk pertama kalinya
menjanjikan Kanaan kepada Abram; di sini pula sang leluhur mendirikan mezbah
pertama di negeri itu (Kej. 12:6, 7).
Di sini Yakub juga telah mendirikan sebuah mezbah (Kej. 33:20)
dan mengajak keluarganya untuk membuang semua berhala mereka (Kej. 35:1-4).
Di dekat situ Yosua sebelumnya juga telah memimpin upacara peresmian perjanjian
(Yos. 8:30-35).
George E. Mendenhall telah mengungkapkan
dengan jelas sifat dari perjanjian dan pembaharuan perjanjian di Israel pada
zaman Musa dan Yosua (Law and
Covenant in Israel and the Ancient Near East, hlm. 24-44). Dari bentuknya,
perjanjian Musa tampaknya paling dekat dengan perjanjian antara raja yang
berkuasa dengan raja yang tunduk kepadanya melalui mana raja yang berkuasa
mewajibkan raja yang tunduk untuk melayani dirinya dengan setia dan taat.
Perjanjian semacam itu dijumpai di dalam perjanjian-perjanjian internasional
dari kerajaan orang Het dengan kerajaan-kerajaan yang tunduk kepadanya, tahun
1450-1200 SM, namun yang paling akhir adalah menjelang akhir abad kedua belas SM.
'Peraturan-peraturan di dalam perjanjian itu sifatnya mengikat hanya dengan
pihak raja yang tunduk saja, dan hanya raja yang tunduk saja yang mengucapkan
sumpah ketaatan kepada perjanjian itu" (Mendenhall, hlm. 30). Meskipun
raja yang tunduk berkewajiban untuk mengandalkan kemurahan dan dukungan
perlindungan dari raja yang berkuasa, raja yang berkuasa mempertahankan
"hak mutlak untuk menentukan nasib sendiri dan kedaulatannya" dengan tidak mengikatkan dirinya pada
kewajiban tertentu. Di dalam hal perjanjian Musa, orang Israel dan orang bukan
Israel yang bergabung ( Bil. 11:4)
berdiri sebagai pihak yang tunduk, dan Allah bertindak sebagai penguasa
tertinggi mereka. Dengan demikian Allah menggunakan sebuah bentuk perjanjian
baku yang dikenal di Asia barat ketika itu.[2]
Perjanjian yang diperantarai Musa tidak
pernah diberitakan sebagai perjanjian yang berlaku selama-lamanya; oleh karena
itu perjanjian tersebut harus dibaharui dari waktu ke waktu - setidak-tidaknya
oleh setiap angkatan yang baru. Demikian juga karena perjanjian orang Het
"tidak pernah dianggap mengikat secara abadi sejak semula, pembaharuan
perjanjian itu dari waktu ke waktu diperlukan" seperti dengan ahli waris sesudah
kematian raja yang tunduk. Demikian pula perjanjian tersebut senantiasa harus
dibacakan di hadapan umum, baik di kalangan kerajaan orang Het maupun Israel.
Setiap tahun raja yang tunduk dituntut untuk menghadap raja yang berkuasa untuk
membayar upeti ( 24:1b; Ul. 16:16).
Sebagian besar unsur yang terdapat dalam naskah perjanjian orang Het
dapat dijumpai di dalam upacara pembaharuan perjanjian di Sikhem.[3]
Adalah cukup jelas
bahwa apa yang kita baca dalam Yos 24:1-28 adalah pembaharuan perjanjian Sinai
membuatnya mengikuti zaman, dan bahwa perjanjian ini mengikuti dengan dekat
perjanjian kekuasaan raja yang disebut diatas. Salah satu sifat dari jenis
perjnjian itu adalah kebutuhan akan pembaharuan sewaktu-waktu. Dan itulah yang
kita lihat di sikhem, dimana Yosua memanggil bangsa Israel untuk bersama-sama
mengukuhkan hubungan perjanjian hubungan mereka dengan Allah mereka (Ul
31:9-13). Penguraian dari pasal ini dapat mengikuti pembagian-pembagian dari
bentuk perjanjian parohan kedua dari millennium SM.
Ayat 2, Pembuat
dari perjanjian itu diperkenalkan selaku TUHAN Allah Israel. Ayat 2-3 berbicara
mengenai prolog historis atau melihat ke belakang. Disini ALLAH sendiri
mengadakan pengulangan dari kebaikan-kebaikan-Nya pada masa lampau kepada
umat-Nya. Panggilan Abraham dan penebusan dari mesir (ay 5-7) adalah
bukti-bukti hubungan Khusus-Nya dengan umat-Nya. Salam pengalaman bangsa Israel
sendiri kekalahan orang amori (ay 8) dan penyia-nyiaan rencana jahat Bileam (ay
9,10) penyeberangan sungai Yordan dan perebutan Yerikho (ay 11) dan kekalahan
bangsa-bangsa kanaan. Membuat sejarah dengan mengungkapkan tidakan-tindakan
kemahakuasaan ALLAH demi kepentingan bangsa Israel. Ini suatu bukti bahwa
Israel adalah umat pilihan ALLAH dan pemeliharaan ALLAH terhadap umat Israel
sangat sempurna.
Kata TABUHAN (ay 12) : disini ada pandangan
yang mengatakan bahwa ini adalah bala tentara mesir yang sudah menghancurkan
negeri itu sebelum orang Israel masuk bergerak kedalamnya. Pandangan ini
bergantung pada penanggalannya tentang penaklukan itu, tetapi pandangan ini
telah di tolak oleh pandangan sekarang karena tidak ada bukti bahwa bala
tentara mesir pernah merusak daerah og dan basan (kedua raja orang amori). Adalah
sangat tidak mungkin bahwa yang dihujuk ialah wabah tabuhan secara har, dan
barangkali petunjuk terbaik kepada makna kiasan yang hdiup ditemukan dalam
perikop yang sejajar (Ul 7:20-23), TUHAN, Allahmu, akan menyerahkan mereka
kepadamu dan akan mengacaukan mereka sama sekali, sampai mereka punah’.
Kekacauan dan kebingungan seperti yang
disebabkan oleh serangan tabuhan adalah senjata rahasia dari Allah, dengan
bantuan mana Israel menaklukan. Hal yang ditekankan ialah, bahwa kemenangan
ddiperoleh bukan karena kekuatan tentara melainkan campur tangan Allah yang
sangat menakjubkan, bukan oleh pedangmu
dan bukan pula oleh panahmu (Maz 44:1-4).
AYAT
14-15 BERBICARA MENGENAI KETENTUAN-KETENTUAN POKOK. Ketentuan pokok ialah kesetiaan mutlak. (ay 15 jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu yang telah beribadah di
seberang sungai efrat di mesir). Dalam hal ini Yosua cukup bijaksana
menyatakan bahwa ada kemungkinan memilih (ay 15
allah yang kepadanya nenek
moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya
kamu diami ini.) yang terakhir ini menjadi pencobaan terus-menerus dalam
sejarah kemudian dari Israel. Yosua memberikan kesempatan untuk memilih, Yosua
menyatakan pilihan yang tidak dapat di ganggu gugat. (ay 15b Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada
TUHAN!")
AYAT
16-18 PENERIMAAN KETENTUAN-KETENTUAN PERJANJIAN.
Ayat ini melaporkan penerimaan mereka atas ketentuan-ketentuan perjanjian
dengan cara yang terlalu lincir. Hal ini mempunyai arti penting bahwa jawaban
mereka dalam ay 170-18 didasarkan atas penerimaan mereka akan kebenaran apa
yang dikatakan oleh penolong ilahimereka dalam ay 5-12, gampang sekali mereka
mengatakan ‘ya’kepada apa yang dikatakan Allah terhadap mereka. Karena itu
Yosua mengikat mereka dalam perjanjian yang di perbaharui dalam cara yang
sehikmat mungkin.
AYAT
19-20 YOSUA MENGINGATKAN MEREKA. Yosua mengingatkan
mereka bahwa bukanlah hal yang gampang apabila mereka mereka mengikat diri
mereka untuk melakukannya. ( Ay 19 Tetapi
Yosua berkata kepada bangsa itu: "Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada
TUHAN) Yosua menyatakan bahwa Allah itu kudus dan sangan cemburuan, justru
tidak untuk di sembah dan tidak dilayani secara sepele. Jadi Allah yang
disembah itu harus serius dan dengan khidmat, ini adalah penekanannya.
(ay 19
Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu) kata
ini berarti Allah tidak berbicara secara umum mengenai pengampunan tetapi
secara Khusus (yang selalu dijanjikan pedosa yang bertobat) melaikan merujuk
kepada dosa khusus tentang penyangkalan secara menyolok terhadap Allah,
sebagaimana di tunjukan dengan jelas di (ay
20 Apabila kamu meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia
akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu serta
membinasakan kamu, setelah Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu.")
Agaknya ada persamaan dalam kasus ini denan
dosa yang tak dapat di ampuni dalam Mat 12:31, 32 dimana tidak ada keampunan
bagi mereka yang secara menyolok mengatakan, bahwa kekuatan-kekuatan kuasa
Allah adalah dari yang jahat (baal-zebul atau beelzebul). Yosua memperingati
umat Israel bahwa mengatakan kuasa yang hanya termasuk kepada Allah saja
berasal dari baal-baal kanaan adalah dosa, yang jika terus menerus mereka
lakukan, tidak akan diampuni.
AYAT 21-25 BANGSA MENGHADAPI TANTANGA DAN
YOSUA MENEGASKAN PERINGATAN ITU. (ay 21b
"Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah.") kemudian
ayat 22 Yosua berkata kepada mereka bahwa mereka adalah saksi dari perkataan
pereka bahwa tidak boleh menyeru kepada ilah-ilah kafir untuk bertindak selaku
saksi-saksi, sebagaimana dalam perjanjian orang Het melainkan umat Israel
sendiri yang disebut selaku saksi dari perjanjian itu. Yang menjadi pertanyaan
apakah allah asing ada diantara mereka? Kata Ibrani yang ddi terjemahkan di tengah-tengah kamu dapat juga di
terjemahkan didalam kamu ;
benih-benih dari penyembahan berhala yang mungkin terdapat dalam hati mereka.
AYAT
26-28 PENYIMPANAN PERJANJIAN. ( ay 26 Yosua menuliskan
semuanya itu dalam kitab hukum Allah) tanpa ragu
adalah untuk disimpan , sebagaimana dalam Ul 31:26 disamping tabut perjanjian
TUHAN. ay 27 digambarkan ada sebongkol
batu besar didirikan dibawah pohon besar yang terkenal di sikhem, dinyatakan
sebagai saksi pernyataan khidmat dari umat itu, jadi bisa dibilang sangat
sacral ddalam mendirikan perjanjian ini. Dengan penuh perhatian ddapat dicatat,
bahwa sebongkol tuguh batu gamping telah arkeolg-arkeolog yang mengadakan
panggilan di tempat sikhem. Berkat dan kutuk yang biasa diikut sertakan kepada
perjanjian-perjanjian seperti itu tidaklah dilakukan secara gambling seperti
halnya dalam ulangan 28, tetapi hal itu dikemukakan secara implikasi pada
peringatan-peringatan dalam ayat ini dalam ay 19-20. Kita bisa lihat juga
pembahruan perjanjian dalam Yos 8:30-35.
Dengan demikian maka tindakan resmi yang
terakhir dari Yosua, ialah memimpin bangsanya dalam suatu tindakan luhur
pembaharuan perjanjian.
AYAT
24:29-33 YOSUA DAN ELEAZER MATI DAN DIKUBURKAN TULANG-TULANG YUSUF DIKUBURKAN. Yosua meninggal dalam usia lanjut. Penghormatan tertinggi kepada
hidupnyatelah dipersembahkan apabila ahli sejarah suci menuliskan, orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang
zaman Yosua dan sepanjang Zaman para tua-tua yang hidup lebih lama daripada
Yosua. Kitab ini berakhir dengan laporan mengenai pemakanan tulang-tulang
Yusuf yang dibawa selama pengembaraan di padang belantara dan akhirnya si
semayamkan di tanah perjanjian, di tanah suci di sikhem. Mungkin juga,
sebagaimana dipertahankan oleh banyak penafsir bahwa pemakaman Yusuf itu dilakukan
jauh hari sebelum Yosua meninggal. Tapi sesungguhnya justru penyusunan yang
diilhamkanlah yang menempatkan laporan itu disinji, melambangkan pada
penghujung kitab ini pesan dari seluruh kitab Yosua kasih setia Allah. [4]
KESIMPULAN
PASAL 24
Dalam pasal ini Yosua dalam pidatonya dia
menegaskan mengenai mengenal Allah yang benar dan jangan menyembah berhala
seperti yang dilakukan nenek moyang bangsa Israel dulu supaya mereka tidak
dihukum. Oleh sebab itu ada perjanjian-perjanjian itu diadakan kepada bangsa
Israel supaya mereka taat kepada Tuhan dan mereka tidak menyembah berhala
mereka. Dan perjanjian itu dilakukan sangat sakral dan nikmat karena perjanjian
itu di hadapan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar