Senin, 08 Agustus 2016

EKPOSISI YOSUA PASAL 23 & 24

EKPOSISI YOSUA PASAL 23 & 24

BAB I
PENDAHULUAN
Kitab Yosua (bahasa Ibrani: ספר יהושע Sefer Y'hoshua; bahasa Inggris: Book of Joshua) adalah kitab keenam dalam Tanakh (Alkitab Ibrani) maupun Perjanjian Lama di Alkitab. Kitab ini merupakan kitab pertama dari Kitab Nabi-nabi yang Terdahulu, yang berisi kisah bangsa Israel ketika mereka merebut negeri Kanaan di bawah pimpinan Yosua bin Nun. Dialah yang menggantikan Musa memimpin umat Israel. Peristiwa-peristiwa penting yang dikisahkan di dalam buku ini ialah antara lain: penyeberangan Sungai Yordan, jatuhnya Yerikho, pertempuran di Ai, dan pengukuhan kembali perjanjian antara Tuhan dengan umat-Nya.
Nama Yosua diambil dari bahasa Ibrani: יהושׁע Yehoshua atau Yəhôšuª‘, yang artinya adalah “dengan pertolongan Yahweh. Selain nama nabi yang dikatakan menulis kitab dengan nama yang sama, nama ini juga nama Yesus dalam bahasa Aram. Yosua mulai dengan panggilannya untuk kepimimpinan; kitab ini berakhir dengan pidato-pidato perpisahan dan laporan mengenai kematiannya. Telah disarankan oleh oleh sementara orang, bahwa pasal 23 dan 24 adalah laporan mengenai peristiwa yang sama tapi agaknya paling baik memandangkan  Pasal 23 selaku pidato informal Yosua kepada para pemimpin umat itu, dan pasal 24 selaku pembaharuan perjanjian yang formal di depan umum. Disini saya akan membahas lebih jauh dalam pasal 23 – 24.





BAB II
LATAR BELAKANG
Kitab Yosua merupakan kelanjutan sejarah Pentateukh. Kitab Yosua mencatat peristiwa Israel menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan setelah Musa wafat, dan juga penaklukan dan menetapnya kedua belas suku Israel di Kanaan di bawah pemimpin Yosua. Tanggal alkitabiah untuk masuknya Israel ke Kanaan adalah sekitar tahun 1405 SM. Kitab ini meliput 25-30 tahun selanjutnya dalam sejarah Israel, mengisahkan bagaimana Allah memberikan kepada Israel "negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka" (Yos 21:43).
Sudah sepantasnya, kitab ini dinamakan menurut tokoh utama yang memainkan peranan utama selaku pemimpin yang ditetapkan Allah sepanjang kitab ini. Sejarah pribadi Yosua mempersiapkannya dengan baik untuk menjadi pemimpin penaklukan. Yosua yang hidup pada akhir masa penindasan Israel di Mesir menyaksikan kesepuluh tulah hukuman, Paskah pertama, penyeberangan ajaib Laut Merah, dan tanda-tanda (dan hukuman-hukuman) adikodrati sepanjang perjalanan Israel di padang gurun. Ia menjadi panglima perang di bawah Musa dalam perang melawan suku Amalek tidak lama sesudah meninggalkan Mesir (Kel 17:8-16), dan hanya ia sendiri yang menyertai Musa naik ke Gunung Sinai ketika Allah memberikan Kesepuluh Hukum (Kel 24:12-18).
 Sebagai pembantu Musa, Yosua menunjukkan suatu pengabdian dan kasih yang mendalam kepada Allah dengan sering kali berada di hadapan Allah untuk jangka waktu yang lama (Kel 33:11); dialah orang yang sangat menghargai kehadiran Allah yang kudus. Ia pasti belajar banyak dari Musa, penasihat dan pembimbingnya yang dipercayai, tentang cara-cara Allah dan kesulitan menuntun umat itu.
Di Kadesy Yosua menjadi salah seorang dari dua belas mata-mata yang mengintai negeri Kanaan. Bersama Kaleb, ia dengan gigih menolak laporan ketidakpercayaan sepuluh mata-mata yang lain (Bil 14:1-45). Bertahun-tahun sebelum menggantikan Musa sebagai pemimpin Israel, Yosua sudah menunjukkan bahwa ia seorang yang beriman, bervisi, memiliki keberanian, setia, taat dengan sungguh-sungguh, tekun berdoa, dan mengabdi kepada Allah dan firman-Nya. Pada saat ia dipilih sebagai pengganti Musa, ia merupakan orang yang "penuh Roh" (Bil 27:18; bd. Ul 34:9). Tradisi Yahudi (Talmud) menyebutkan Yosua sebagai penulis kitab ini. Dua kali kitab ini menyebutkan bahwa Yosua menulis kitab ini (Yos 18:9; Yos 24:26).
 Bukti dari dalam kitab ini dengan kuat menunjukkan bahwa penulisnya telah menyaksikan sendiri penaklukan Kanaan (bd. "kita" dalam Yos 5:6; perhatikan bahwa Rahab masih hidup ketika penulis menuliskan kitab ini, Yos 6:25). Bagian-bagian yang ditambahkan setelah Yosua wafat -- mis. Yos 15:13-17 (bd. Hak 1:9-13); Yos 24:29-33 -- mungkin ditulis oleh salah seorang tua-tua "yang hidup lebih lama daripada Yosua" (Yos 24:31). Yosua wafat sekitar tahun 1375 SM ketika berusia 110 tahun (Yos 24:29).







BAB III
PEMBAHASAN YOSUA 23-24
Pasal 23 : 1-16 PIDATO PERPISAHAN YOSUA KEPADA PARA PEMIMPIN BANGSA ITU.
23:1-16 PIDATO PERTAMA
Ayat 1, Pada Israel Zaman purba, dan memang di kalangan bangsa-bangsa zaman purba pada umumnya, kata-kata perpisahan dari para pemimpin nasional dan kepala-kepala kaum keluarga dihargai tinggi sekali (Kej 49; Ul 32,33), dan pidato perpisahan Yosua kepada pemimpin bangsa itu rupanya mengesankan sekali secara mendalam. Ayat 2,  agaknya paling tepat membaca demikian : Yosua memanggil seluruh orang Israel, ‘yakni’ para tua-tua dan para kepala hakim dan para pengatur pasukan.
Ayat 3-16. Pidato itu dapat diringkaskan dalam dua bagian. Yang Pertama, pihak Allah dan  (ay 3,5,9,10,13-16). Ini terdiri dari :
a.       Apa yang telah dilakukan-Nya ( ay 3, 4, 9, 10, 14). Yosua mwngingatkan para pendengarnya mengenai apa yang telah mereka lihat sendiri: bagaimana Allah telah berjuang untuk mereka, memberikan warisan bagi mereka, mengusir musuh-musuh mereka, memungkinkan mereka menang terhadap musuh yang jauh lebih besar dan terus menerus membuktikan sama sekali setia kepada janji-janjiNya (ay 14.
b.      Apa yang akan Ia lakukan (ay 5, 13, 15, 16). Pertolongan Allah yang terus menerus bagi bangsa Israel dan keberhhasilan Israel yang terus-menerus dijanjikan (ay 5).  Ay 13, 15, 16 menunjukan bahwa ini adalah tergantung pada kesetiaan Israel kepada perjanjianm itu. Kemurtadan akan berarti bertukarnya seluruh hal yang baik yang telah mereka kenal, kepada kejahatan yang  brengsek.
Bagian utama ke 2 ialah pihak manusia. Tanggung jawab orang Israel meliputi 4 bagian hal. Ketaatan kepada hukum Allah (ay 6), Pemisahan dari bangsa-bangsa pemuja berhala di kanaan (ay 7), dan dalam ayat 12 secara khusus dilarang perkawinan dengan yang bukan Israel, kesetiaan (ay 8) dan meliputi segala sesuatu yang lain atau kasih (ay 11)
KESIMPULAN PASAL 23 :
Hanya ada dua macam orang tua, yang putus asa dan yang puas. Pergumulan paling menggelisahkan orang berusia lanjut adalah bagaimana mengisi kehidupan akhir mereka. Bagaimanakah Yosua mengisi bab terakhir hidupnya?
Jika kita membaca kehidupan dari Yosua yang kini telah berusia lanjut, tampak bahwa tidak banyak hal yang menggelisahkannya dan juga tidak banyak keterangan tentang hal ini yang dicatat Alkitab. Pasal 23 mengajarkan kita bahwa apa yang kita kerjakan pada masa muda kita menentukan masa tua kita. Semua pesan yang ditinggalkan Yosua kepada para penerusnya adalah pesan Tuhan kepada Yosua ketika dia masih muda dan penakut (6-9. Yos. 1:6-9). Pesan itu berkuasa karena didukung oleh hidup Yosua sendiri. Yosua telah lebih dahulu menyelami apa yang ia sekarang nasihatkan kepada penerusnya. Yosua berbicara sebagai seseorang yang telah menaati firman Tuhan, yang telah membuktikan sendiri bahwa semua perintah, janji, dan penyertaan Tuhan dalam firman-Nya itu benar adanya (Yos. 23:3-5, 10, 15). Kemuliaan Yosua yang telah lanjut usia itu tampak dari pancaran integritas imannya.[1]



PASAL 24 : 1-28 PEMBAHARUAN KOMITMEN TERHADAP PERJANJIAN DI SIKHEM (Pidato kedua dan pembaharuan)
Sebagai hasil langsung dari pertemuannya dengan para pemimpin Israel tersebut, Yosua memanggil seluruh bangsa itu ke Sikhem untuk menegaskan ulang sekali lagi perjanjian sebagai landasan hubungan mereka dengan Allah. Sekitar dua puluh tahun telah berlalu - masa penting pendudukan dan pemukiman di Kanaan serta masa penggabungan orang-orang baru (misalnya orang Gibeon) ke dalam Persemakmuran Ibrani. Sebagaimana telah dilakukan Musa sesudah masa pengembaraan (Ul. 30:15-20), demikian pula kini Yosua meminta agar setiap suku mengikrarkan kembali kesetiaan mereka kepada Allah sesuai perjanjian - bukan di Silo tetapi di Sikhem, kenapa harus di sikhem dabukan di silo? Karena di dekat Sikhem terdapat sebuah tempat suci kuno orang Ibrani. Di sini Allah untuk pertama kalinya menjanjikan Kanaan kepada Abram; di sini pula sang leluhur mendirikan mezbah pertama di negeri itu (Kej. 12:6, 7). Di sini Yakub juga telah mendirikan sebuah mezbah (Kej. 33:20) dan mengajak keluarganya untuk membuang semua berhala mereka (Kej. 35:1-4). Di dekat situ Yosua sebelumnya juga telah memimpin upacara peresmian perjanjian (Yos. 8:30-35).
George E. Mendenhall telah mengungkapkan dengan jelas sifat dari perjanjian dan pembaharuan perjanjian di Israel pada zaman Musa dan Yosua (Law and Covenant in Israel and the Ancient Near East, hlm. 24-44). Dari bentuknya, perjanjian Musa tampaknya paling dekat dengan perjanjian antara raja yang berkuasa dengan raja yang tunduk kepadanya melalui mana raja yang berkuasa mewajibkan raja yang tunduk untuk melayani dirinya dengan setia dan taat. Perjanjian semacam itu dijumpai di dalam perjanjian-perjanjian internasional dari kerajaan orang Het dengan kerajaan-kerajaan yang tunduk kepadanya, tahun 1450-1200 SM, namun yang paling akhir adalah menjelang akhir abad kedua belas SM. 'Peraturan-peraturan di dalam perjanjian itu sifatnya mengikat hanya dengan pihak raja yang tunduk saja, dan hanya raja yang tunduk saja yang mengucapkan sumpah ketaatan kepada perjanjian itu" (Mendenhall, hlm. 30). Meskipun raja yang tunduk berkewajiban untuk mengandalkan kemurahan dan dukungan perlindungan dari raja yang berkuasa, raja yang berkuasa mempertahankan "hak mutlak untuk menentukan nasib sendiri dan kedaulatannya"  dengan tidak mengikatkan dirinya pada kewajiban tertentu. Di dalam hal perjanjian Musa, orang Israel dan orang bukan Israel yang bergabung ( Bil. 11:4) berdiri sebagai pihak yang tunduk, dan Allah bertindak sebagai penguasa tertinggi mereka. Dengan demikian Allah menggunakan sebuah bentuk perjanjian baku yang dikenal di Asia barat ketika itu.[2]
Perjanjian yang diperantarai Musa tidak pernah diberitakan sebagai perjanjian yang berlaku selama-lamanya; oleh karena itu perjanjian tersebut harus dibaharui dari waktu ke waktu - setidak-tidaknya oleh setiap angkatan yang baru. Demikian juga karena perjanjian orang Het "tidak pernah dianggap mengikat secara abadi sejak semula, pembaharuan perjanjian itu dari waktu ke waktu diperlukan" seperti dengan ahli waris sesudah kematian raja yang tunduk. Demikian pula perjanjian tersebut senantiasa harus dibacakan di hadapan umum, baik di kalangan kerajaan orang Het maupun Israel. Setiap tahun raja yang tunduk dituntut untuk menghadap raja yang berkuasa untuk membayar upeti ( 24:1b; Ul. 16:16).
Sebagian besar unsur yang terdapat dalam naskah perjanjian orang Het dapat dijumpai di dalam upacara pembaharuan perjanjian di Sikhem.[3]
            Adalah cukup jelas bahwa apa yang kita baca dalam Yos 24:1-28 adalah pembaharuan perjanjian Sinai membuatnya mengikuti zaman, dan bahwa perjanjian ini mengikuti dengan dekat perjanjian kekuasaan raja yang disebut diatas. Salah satu sifat dari jenis perjnjian itu adalah kebutuhan akan pembaharuan sewaktu-waktu. Dan itulah yang kita lihat di sikhem, dimana Yosua memanggil bangsa Israel untuk bersama-sama mengukuhkan hubungan perjanjian hubungan mereka dengan Allah mereka (Ul 31:9-13). Penguraian dari pasal ini dapat mengikuti pembagian-pembagian dari bentuk perjanjian parohan kedua dari millennium SM.
            Ayat 2, Pembuat dari perjanjian itu diperkenalkan selaku TUHAN Allah Israel. Ayat 2-3 berbicara mengenai prolog historis atau melihat ke belakang. Disini ALLAH sendiri mengadakan pengulangan dari kebaikan-kebaikan-Nya pada masa lampau kepada umat-Nya. Panggilan Abraham dan penebusan dari mesir (ay 5-7) adalah bukti-bukti hubungan Khusus-Nya dengan umat-Nya. Salam pengalaman bangsa Israel sendiri kekalahan orang amori (ay 8) dan penyia-nyiaan rencana jahat Bileam (ay 9,10) penyeberangan sungai Yordan dan perebutan Yerikho (ay 11) dan kekalahan bangsa-bangsa kanaan. Membuat sejarah dengan mengungkapkan tidakan-tindakan kemahakuasaan ALLAH demi kepentingan bangsa Israel. Ini suatu bukti bahwa Israel adalah umat pilihan ALLAH dan pemeliharaan ALLAH terhadap umat Israel sangat sempurna.
            Kata TABUHAN (ay 12) : disini ada pandangan yang mengatakan bahwa ini adalah bala tentara mesir yang sudah menghancurkan negeri itu sebelum orang Israel masuk bergerak kedalamnya. Pandangan ini bergantung pada penanggalannya tentang penaklukan itu, tetapi pandangan ini telah di tolak oleh pandangan sekarang karena tidak ada bukti bahwa bala tentara mesir pernah merusak daerah og dan basan (kedua raja orang amori). Adalah sangat tidak mungkin bahwa yang dihujuk ialah wabah tabuhan secara har, dan barangkali petunjuk terbaik kepada makna kiasan yang hdiup ditemukan dalam perikop yang sejajar (Ul 7:20-23), TUHAN, Allahmu, akan menyerahkan mereka kepadamu dan akan mengacaukan mereka sama sekali, sampai mereka punah’.
Kekacauan dan kebingungan seperti yang disebabkan oleh serangan tabuhan adalah senjata rahasia dari Allah, dengan bantuan mana Israel menaklukan. Hal yang ditekankan ialah, bahwa kemenangan ddiperoleh bukan karena kekuatan tentara melainkan campur tangan Allah yang sangat menakjubkan, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu (Maz 44:1-4).
AYAT 14-15 BERBICARA MENGENAI KETENTUAN-KETENTUAN POKOK. Ketentuan pokok ialah kesetiaan mutlak. (ay 15 jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu yang telah beribadah di seberang sungai efrat di mesir). Dalam hal ini Yosua cukup bijaksana menyatakan bahwa ada kemungkinan memilih (ay 15  allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini.) yang terakhir ini menjadi pencobaan terus-menerus dalam sejarah kemudian dari Israel. Yosua memberikan kesempatan untuk memilih, Yosua menyatakan pilihan yang tidak dapat di ganggu gugat. (ay 15b Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!")
AYAT 16-18 PENERIMAAN KETENTUAN-KETENTUAN PERJANJIAN. Ayat ini melaporkan penerimaan mereka atas ketentuan-ketentuan perjanjian dengan cara yang terlalu lincir. Hal ini mempunyai arti penting bahwa jawaban mereka dalam ay 170-18 didasarkan atas penerimaan mereka akan kebenaran apa yang dikatakan oleh penolong ilahimereka dalam ay 5-12, gampang sekali mereka mengatakan ‘ya’kepada apa yang dikatakan Allah terhadap mereka. Karena itu Yosua mengikat mereka dalam perjanjian yang di perbaharui dalam cara yang sehikmat mungkin.
AYAT 19-20 YOSUA MENGINGATKAN MEREKA. Yosua mengingatkan mereka bahwa bukanlah hal yang gampang apabila mereka mereka mengikat diri mereka untuk melakukannya. ( Ay 19 Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: "Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN) Yosua menyatakan bahwa Allah itu kudus dan sangan cemburuan, justru tidak untuk di sembah dan tidak dilayani secara sepele. Jadi Allah yang disembah itu harus serius dan dengan khidmat, ini adalah penekanannya.
(ay 19 Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu) kata ini berarti Allah tidak berbicara secara umum mengenai pengampunan tetapi secara Khusus (yang selalu dijanjikan pedosa yang bertobat) melaikan merujuk kepada dosa khusus tentang penyangkalan secara menyolok terhadap Allah, sebagaimana di tunjukan dengan jelas di (ay 20 Apabila kamu meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, setelah Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu.")
Agaknya ada persamaan dalam kasus ini denan dosa yang tak dapat di ampuni dalam Mat 12:31, 32 dimana tidak ada keampunan bagi mereka yang secara menyolok mengatakan, bahwa kekuatan-kekuatan kuasa Allah adalah dari yang jahat (baal-zebul atau beelzebul). Yosua memperingati umat Israel bahwa mengatakan kuasa yang hanya termasuk kepada Allah saja berasal dari baal-baal kanaan adalah dosa, yang jika terus menerus mereka lakukan, tidak akan diampuni.
AYAT 21-25 BANGSA MENGHADAPI TANTANGA DAN YOSUA MENEGASKAN PERINGATAN ITU. (ay 21b "Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah.") kemudian ayat 22 Yosua berkata kepada mereka bahwa mereka adalah saksi dari perkataan pereka bahwa tidak boleh menyeru kepada ilah-ilah kafir untuk bertindak selaku saksi-saksi, sebagaimana dalam perjanjian orang Het melainkan umat Israel sendiri yang disebut selaku saksi dari perjanjian itu. Yang menjadi pertanyaan apakah allah asing ada diantara mereka? Kata Ibrani yang ddi terjemahkan di tengah-tengah kamu dapat juga di terjemahkan didalam kamu ; benih-benih dari penyembahan berhala yang mungkin terdapat dalam hati mereka.
AYAT 26-28 PENYIMPANAN PERJANJIAN.  ( ay 26 Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah) tanpa ragu adalah untuk disimpan , sebagaimana dalam Ul 31:26 disamping tabut perjanjian TUHAN.  ay 27 digambarkan ada sebongkol batu besar didirikan dibawah pohon besar yang terkenal di sikhem, dinyatakan sebagai saksi pernyataan khidmat dari umat itu, jadi bisa dibilang sangat sacral ddalam mendirikan perjanjian ini. Dengan penuh perhatian ddapat dicatat, bahwa sebongkol tuguh batu gamping telah arkeolg-arkeolog yang mengadakan panggilan di tempat sikhem. Berkat dan kutuk yang biasa diikut sertakan kepada perjanjian-perjanjian seperti itu tidaklah dilakukan secara gambling seperti halnya dalam ulangan 28, tetapi hal itu dikemukakan secara implikasi pada peringatan-peringatan dalam ayat ini dalam ay 19-20. Kita bisa lihat juga pembahruan perjanjian dalam Yos 8:30-35.
Dengan demikian maka tindakan resmi yang terakhir dari Yosua, ialah memimpin bangsanya dalam suatu tindakan luhur pembaharuan perjanjian.
AYAT 24:29-33 YOSUA DAN ELEAZER MATI DAN DIKUBURKAN TULANG-TULANG YUSUF DIKUBURKAN. Yosua meninggal dalam usia lanjut. Penghormatan tertinggi kepada hidupnyatelah dipersembahkan apabila ahli sejarah suci menuliskan, orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang Zaman para tua-tua yang hidup lebih lama daripada Yosua. Kitab ini berakhir dengan laporan mengenai pemakanan tulang-tulang Yusuf yang dibawa selama pengembaraan di padang belantara dan akhirnya si semayamkan di tanah perjanjian, di tanah suci di sikhem. Mungkin juga, sebagaimana dipertahankan oleh banyak penafsir bahwa pemakaman Yusuf itu dilakukan jauh hari sebelum Yosua meninggal. Tapi sesungguhnya justru penyusunan yang diilhamkanlah yang menempatkan laporan itu disinji, melambangkan pada penghujung kitab ini pesan dari seluruh kitab Yosua kasih setia Allah. [4]

KESIMPULAN PASAL 24
Dalam pasal ini Yosua dalam pidatonya dia menegaskan mengenai mengenal Allah yang benar dan jangan menyembah berhala seperti yang dilakukan nenek moyang bangsa Israel dulu supaya mereka tidak dihukum. Oleh sebab itu ada perjanjian-perjanjian itu diadakan kepada bangsa Israel supaya mereka taat kepada Tuhan dan mereka tidak menyembah berhala mereka. Dan perjanjian itu dilakukan sangat sakral dan nikmat karena perjanjian itu di hadapan Tuhan.























[1] Tafsiran Masa Kini 1 Hal 379
[2] Ibit Hal 40,41
[3] http/www.alkitab.sabda.org
[4] Tafsiran Alkitab Masa kini ; HUGH J Blair.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar